Shimai - 19

3.3K 442 109
                                    

.
.
.
.
.



Setelah Chika memarahinya tadi, Azizi kini beranjak masuk kedalam kamarnya, ia tak mau menangis lama lama. Lagi pula ia merasa ini semua bukan sepenuhnya salah dia. Bukannya membujuk kakaknya, Azizi malah ikut kesal karena sedari tadi Chika tak memberinya kesempatan untuk berbicara menjelaskan kejadian yang sebenarnya.

Daripada membujuk Chika dan malah membuat keduanya sama sama emosi, Azizi memilih untuk berbicara besok saja saat dirinya dan Chika sudah mulai tenang. Mereka bahkan melewatkan makan malam akibat kesalah pahaman ini.

Azizi berusaha memejamkan mata untuk tidur, walaupun sedikit sulit karena otaknya terus berpikir tentang kejadian tadi, tapi ia tetap berusaha. Hingga akhirnya setelah hampir satu jam melamun, rasa kantuk pun datang dan membuat Azizi terlelap.

Jika biasanya Azizi akan bangun jika Chika membangunkannya, kali ini pukul enam pagi ia sudah bangun dengan sendirinya. Seperti biasa dirinya langsung bergerak menuju kamar mandi untuk membersihkan diri lalu bersiap siap untuk pergi sekolah.

Saat berkaca untuk merapikan penampilannya, Azizi memegang perutnya yang berbunyi.

"Duh laper, dari kemarin belum makan gue" Gumam Azizi sendiri,

Setelah dirasa penampilannya sudah cukup rapi dan cantik, Azizi segera bergegas mengambil tas dan berjalan menuju meja makan karena sepertinya cacing cacing di perutnya sudah demo meminta makan.

"Lahk, kosong? Yang bener aja" Ucap Azizi saat melihat meja makan yang biasanya setiap ia bangun sudah ada sarapan kini terlihat bersih tak ada apapun. Ia menoleh ke kamar Chika yang masih tertutup rapat,

Tok.. Tok... Tok

Azizi membuka pintu kamar kakaknya, "kak, belum bikin sarapan ya? Zizi laper" Ucap Azizi pelan karena sejujurnya dia masih takut kepada Chika, ternyata kakaknya seram kalau lagi kalau mode marah.

Chika hanya menoleh sebentar, lalu melanjutkan kegiatannya memasukkan buku ke dalam tas,

"Lagi males" Jawab Chika sekenanya,

Azizi menghembuskan nafas kasar, sebenarnya ingin ngomel tapi karena masih pagi dan ia tak ingin membuat keributan akhirnya ia memilih untuk sabar dan menahan laparnya, nanti saja di sekolah ia akan membeli sarapan, pikirnya.

Tanpa banyak bicara lagi, Chike keluar dari kamar dan segera melangkah untuk pergi ke sekolah. Azizi hanya bisa membuntutinya dibelakang,

Sampai di sekolah pun ternyata mereka masih terus saling diam, keduanya nampak tak ada yang peduli dengan keadaan satu sama lain. Ego dan gengsinya sama sama tinggi, namanya juga kakak adik jadi sama lah ya kelakuannya🙂

Tadinya Azizi ingin langsung menuju ke kantin tanpa ke kelas terlebih dahulu, namun ternyata saat ia berjalan di koridor, Bu Melody memanggilnya.

Bu Melody membicarakan mengenai kelas musik, hari ini memang hari rabu, jadwalnya ekstrakurikuler musik. Beliau berpesan kepada Azizi agar nanti mengajak teman temannya latihan sendiri, tapi tetap dengan materi yang telah Bu Melody berikan, karena siang ini sang guru sedang ada diklat di Bandung, jadi beliau menitipkan materi itu kepada Azizi. Bu Melody juga berpesan agar Azizi memimpin latihan pada sore ini, maklum lah ya, si Azizi Azizi ini memanglah anak emas Bu Mel.

Keluar dari ruangan Bu Melody, ternyata bel pelajaran telah berbunyi. Azizi lagi lagi hanya bisa membuang nafas kasar karena tak jadi sarapan, rasanya lapar yang tadi mendera pun sekarang sudah tidak terasa lagi.

Brakk!

Azizi membuang tasnya ke meja dimana da Oniel di sebelah nya,

"Ngapa lu? Dateng dateng kusut amat tuh muka" Kata Oniel yang sedikit terkejut karena Azizi membanting tas,

Shimai (END) Where stories live. Discover now