Chapter 2

87 21 15
                                    

-Arthdal era 1920-

'Tinggalah dirumah ini sampai tempat tinggalmu di putuskan'

Irene yang sedang menatap cermin kembali menundukkan kepalanya setelah teringat dengan perkataan paman Yunho semalam. 

Irene sudah menduga jika kali ini akan sama saja. Tidak akan ada yang mau menampungnya. Jadi.. setelah ini ia harus pergi kemana?

Setelah berkutat dengan pikirannya, Irene mendengar sebuah suara di arah dapur. Ia keluar dan mendapati paman Yunho sedang memasak. Irene berjalan mendekat dan menggenggam kedua tangannya di depan. Ia tersenyum begitu ceria dan mulai menyapa, "Selamat pagi paman Yunho~"

Yunho menoleh, "Oh? ya" katanya singkat sambil kembali berkutat pada masakannya. 

Irene kecil mencoba untuk mendekat dan menyapanya dengan lebih ramah. Ia berdiri di samping paman Yunho dan mengambil beberapa piring diatas meja. "Haruskah saya menaruh piring ini diatas meja?"

Yunho hanya mengangguk kecil dan Irene langsung berbalik dan menaruh piring-piring itu diatas meja makan. Mereka lalu duduk berhadapan untuk srapan bersama. 

Yunho hanya diam saja dan menaruh sepiring makanan penuh di depan Irene. "Makan yang banyak"

Mata hijau Irene terbelalak saat melihat porsi piring itu. Sebelumnya ia tidak pernah mendapatkan makanan sebanyak ini. Ia lalu melebarkan senyuman kepada paman Yunho dengan begitu tulis khas anak kecil, "Terima kasih atas makanannya"

-----

"Apakah semua orang mendengarnya? jika Park Yunho merawat seorang gadis muda?"

Seorang pelayan wanita muda berlari kearah ruang tunggu tempat pelayan menghabiskan waktu luangnya. Para pelayanan yang sedang bersitirahat itu langsung mengalihkan pandanganya pada pelayan yang baru saja datang tersebut. 

"Seorang gadis? Park Yunho? aih, sungguh tidak masuk akal" salah satu pelayan mengeluarkan suaranya.

Park Yunho, tukang kebun di kediaman keluarga Oh merupakan seorang pria duda yang telah ditinggal istirnya mmeninggal. Meskipun sifatnya kasar, tapi dia mampu bertahan sebagai tukang kebun selama 20 tahun karena bakatnya.

Dia sangat dipercaya oleh keluarga Oh, terutama Elysia, nenek dari duke Sean. Karena kecintaanya terhadap bunga, dia memahami dan menerima sikap Yunho yang kasar, itu semua karena bakatnya. Ia juga memberikan sebuah pondok di hutan di belakang rumah keluarga Oh sebagai hadiah. 

Rumor mengenai Yunho yang merawat seorang gadis adalah hal paling konyol. 

Para pelayanan yang sedang bersantai sepakat jika rumor itu tidak masuk akal. Namun, salah satu seorang pelayanan yang tengah berdiri di dekat jendela mulai berteriak. 

"Astaga! rumor itu tampaknya benar! lihat kesana"

Para pelayan yang mengintip dari jendela itu langsung menaap takjup pada seorang gadis kecil dengan wajah berseri-seri mengikuti Park Yunho dari belakang sembari membawa tanaman. 

Saat dia bergerak, rambut coklat bergelombangnya tampak berkilauan begitu indah. 

Kemudian kisah misterius Irene Bae sebagai seorang anak yatim piatu mulai menyebar cepat dikalangan para pelayanan.

Setiap kali ada pertanyaan tentang Irene, Yunho selalu menjawab, "Aku masih belum memutuskan"

Park Yunho tidak bisa membiarkan gadis kecil itu disini, ia juga tidak bisa meninggalkannya di sembarang tempat. karena itu ia harus memikirkannya dengan baik-baik.

Sementara Park Yunho yang terus berpikir sepanjang musim semi dan musim panas, Irene Bae perlahan-lahan tumbuh menjadi penduduk tetap di perkebunan keluarga Oh.

Arthdal (Cry, Beg, and Smile)Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin