Siapa?

129 65 183
                                    


                 Happy Reading!!
★★★ 

“Makanya kaya abangmu ituloh udah rajin, kerja keras, nurut sama orang tua lagi” omel Karina, ibunda Asya dan juga Kaka laki lakinya, Alaric.

Asya hanya tersenyum miris mendapatkan omelan tersebut dari sang mama, wajahnya menunduk mendengarkan terus setiap perkataan yang akan di lontarkannya

“Kamu ini dikasih tau bukannya jawab malah diem aja, denger gak apa yang mama bilang ?!”

Asya mendongakkan kepalanya menatap wajah ayu mamanya, “Iya ma aku denger tap-”

"Wah udah berani ngebantah ya kalo dikasih tau orang tua emang kamu-”

“Tapi mama sendiri yang nyuruh aku buat jawab” pungkasnya membela diri

Karina tersenyum sinis mendapati anak gadisnya memotong ucapannya

“Bagus, bagus udah bisa motong pembicaraan orang tua ya? diajarin siapa kamu gitu hah?” cercarnya seperti tak puas mengomeli sang putri dengan kata kata pedasnya yang mungkin sudah melukai hatinya.

Asya menarik nafas berat lalu menghembuskan secara kasar, “Terserah mama Asya capek” ucapnya kemudian berlalu pergi tanpa menghiraukan teriakan teriakan dari mamanya

Brak!

Pintu ditutup secara kasar oleh Asya, perempuan itu merosot dibalik pintu lalu menangkupkan wajahnya dibalik tangan dan kedua lututnya, hening tak ada suara apapun selain suara segukan yang berasal dari mulutnya, ya dia menangis. menumpahkan segala kekesalan dan kekecewaan hanya pada tangisan, tanpa ada yang tau.

“Kapan mama bisa anggap sekiranya satu aja kebaikan yang aku lakuin? kenapa yang mama ingat cuma kesalahan dan kesalahan yang aku buat? aku juga manusia ma.. aku gabisa seterusnya bener”, racaunya dibalik tangisan itu.

Sekitar 25 menit dirinya berdiam diri dengan posisi seperti itu, kini dia bangkit dan berjalan menuju cermin yang terpampang disebelah meja belajarnya, dia menatap pantulan dirinya di cermin dengan tatapan kosong, “miris” ujarnya pada diri sendiri lalu menghapus sisa sisa air matanya, setelahnya dia masuk kedalam kamar mandi berniat akan membersihkan dirinya, mungkin dengan mandi akan membuat dirinya kembali frees

★★

Jauh dari tempat Asya tinggal seorang perempuan yang kiranya terpaut 2tahun lebih tua darinya terus merengek seperti anak kecil, disampingnya ada Abangnya yang terus membujuk adik tersayangnya agar berhenti merajuk

“Udah dong fir marahnya gw harus nyelesain tugas gw dulu” ucapnya seperti sudah lelah, namun sang adik hanya mencibirnya dengan tangan yang terus dilipat didada

Al hanya menghela nafas kasar melihat tingkah adiknya yang tak mau sama sekali mengalah, dengan terpaksapun akhirnya dia menuruti kemauan sang adik tersayang

“Yauda ayo bentar, jangan lama, masih banyak tugas gw”

Fira tersenyum antusias mendengar penuturan sang kakak, dengan gerakan cepat dia berlalu ke kamar dan kembali lagi untuk mengambil tas selempangnya, “Yuk” ajaknya kemudian, Al hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah lakunya

★★

“Mau kemana Lo?”, suara bariton yang ia kenal cukup membuatnya terkejut, dan melihat kearah kakaknya itu yang sedang duduk bersantai di kursi ruang tamu sambil menatapnya tajam bak Detektif yang sedang mengintrogasi tersangkanya.

“Keluar”, Jawab Asya apa adanya tanpa memedulikan lagi keberadaan sang kakak yang sepertinya tidak puas dengan jawaban yang ia lontarkan

“Sama siapa? ada cowoknya? jauh? ngapain?” cercarnya dengan banyak pertanyaan yang membuat Asya bergeling malas

Chegaste ao fim dos capítulos publicados.

⏰ Última atualização: Jan 22 ⏰

Adiciona esta história à tua Biblioteca para receberes notificações de novos capítulos!

Kamu dan Luka Onde as histórias ganham vida. Descobre agora