Bagian 2.Positif

5 0 0
                                    

Deva sampai di kostan dengan rasa penasaran yang tidak bisa terbendung lagi pemuda itu berjalan dengan tergesa-gesa menuju kamarnya. Deva membuka pintu dan melihat sekeliling. Dimana perempuan itu? Deva mengetuk pintu kamar mandi dengan panik entah kenapa ia merasa bersalah dengan ucapannya kemarin.

"Kenapa?" Tanya tata terheran melihat ekspresi deva seperti menahan tangis.

"Aku takut kamu pergi" ucapnya langsung memeluk tata yang masih terheran-heran.

"Gimana bisa cobak gue pergi" ucap tata mengeluarkan sesuatu dari sakunya. "Nih liat!"

Deva melirik benda yang diberikan oleh tata. "garis dua? Itu artinya kamu hamil?"

Gadis itu mengangguk. "Sekarang tergantung keputusan lo aja"

"Ini beneran anak gue?" Tanya deva agak sedikit ragu.

Plakkkk!!!!

"Jadi maksud lo gue tidur sama cowok lain selain lo?" Ucap tata dengan penuh emosi. "Gak nyangka sih gue lo bakal berpikir gitu"

"Engga gitu maksud gue" ucap deva membela diri "gue selalu keluar diluar kenapa bisa hamil?"

"Secara engga langsung lo nuduh gue tidur sama cowok lain" ucap tata kesal dan mengambil kopernya.

"Mau kemana" ucap deva menahannya.

"Kalau lo gak mau tanggung jawab, gapapa,gue bisa urus anak gue sendiri" ucap kesal gadis itu sambil memasukkan beberapa potong baju kedalam kopernya.

"Plis tata.. kita bisa cari jalan keluarnya bareng-bareng tanpa harus lo pergi kayak gini" ucap deva menahan tata namun gadis itu terlanjur tersulut emosi.

Tata mendorong deva dan bergegas pergi tanpa tau arah dan tujuan sedangkan deva berteriak kesal.

...

Tata turun dari taxi tanpa tau tujuannya akan kemana gadis itu duduk sejenak kemudian melirik langit yang sebentar lagi akan turun hujan. "Kemana gue sekarang" tata menyentuh lembut perutnya yang masih rata. "Maafin mama ya nak"

Setelah berjalan cukup jauh tata memutuskan untuk pergi kepantai untuk menenangkam hatinya.
"Yah hujan" kesal gadis itu duduk dibawah pohon dimana biasanya ia duduk dibawah pohon ini bersama deva.

Gadis itu kembali memegang perutnya. "Nak bener ya kalok mama sedih kamu juga ikut sedih?" Ucapnya sambil tersenyum kecut. "Tenang nak mama gak akan buang kamu apapun jawaban dari orang tua mama nanti"

Hujan semakin lebat disertai angin membuat tata tidak bisa lagi berteduh dibawah pohon itu. Tiba-tiba seseorang memayunginya tata melirik keatas ternyata orang itu.

"Aku minta maaf ta" ucap pemuda itu. "Aku tau seharusnya aku gak ngomong gitu sama kamu" ucap deva memeluk erat gadis itu. "Aku cuman bingung gimana kita kedepannya"

"Nikah lah" jawab tata enteng. "emang lu mau ngapain lagi? Kalau lo punya pikiran buat gugurin anak ini sorry. Mending lo pergi aja gue bisa urus anak gue sendiri"

"Engga ta.. aku gak akan nyuruh kamu gugurin anak kita" ucap deva sambil mengenggam erat tangan gadis disampingnya. "Kita cari cara buat ngomong sama orang tua kita ya"

...

Sesampainya di kost kedua orang itu memutuskan untuk memberi tahu kedua orang tua mereka. Deva yang merupakan anak broken home menjadi sedikit takut apalagi dengan tata yang berasal dari keluarga cemara.

Tata menelan ludahnya saat layar ponselnya bertuliskan kalimat Berdering. Itu artinya sebentar lagi kakaknya akan menjawab panggilannya.

"Hallo" ucap arnathan widi wijaya kakak tata dengan halus.

Everything for kiaraWhere stories live. Discover now