Kedua tangan Hyunsik menarik kedua tangan Leo, hingga membuat Leo duduk. Leo memeluk tubuh Hyunsik. Karena Hyunsik masih duduk diatas paha Leo, maka bibir Leo sejajar dengan ulu hati Hyunsik. Leo pun menciuminya. Hyunsik yang merasa nikmat, memeluk kepala Leo yang berada di ulu hatinya, juga membelai-belai rambutnya.

Bodohnya, pintu lupa dikunci. Tiba-tiba seseorang membuka pintu dan memasuki kamar. Dia adalah Beomsoo.

Beomsoo terbelalak melihat Hyunsik dan Leo dengan keadaan seperti itu. Hyunsik juga terbelalak memandang Beomsoo. Sedangkan Leo yang posisinya membelakangi arah pintu masuk, masih belum sadar dan masih asik menciumi tubuh indah Hyunsik.

"Ups..." gumam Beomsoo. Ia langsung menutupi kedua matanya. "Maaf! Maaf! Aku nggak lihat! Aku nggak lihat!"

Beomsoo berbalik, hendak keluar kamar. Karena buru-buru berjalan dengan mata tertutup, tanpa sengaja ia menabrak dinding. Bruk!! Ia mundur sejenak, lalu berjalan keluar kamar dengan arah yang benar.

Sesaat kemudian, tangan Beomsoo tiba-tiba kembali hanya untuk menutup pintu kamar.

Kepala Leo masih menengok kearah pintu kamar, dimana tadi Beomsoo memergoki mereka. Sedangkan tangan Leo masih memegang pinggang Hyunsik.

Hyunsik menghela nafas. Ia lalu beranjak dari ranjang, dan mengambil t-shirt yang tadi ia lempar, lalu mengenakan nya. "Maaf, Leo. Tidak seharusnya kita begini."

Leo yang masih duduk diranjang, dengan kemeja yang masih terbuka, nampak kecewa. "Aku juga minta maaf, hyung," kata Leo. Ia terdiam sejenak. "Lagi-lagi aku yang memulai."

"Tidak. Aku juga salah. Aku tidak menolak dan malah menikmatinya."

Leo beranjak dari kasur, lalu memeluk Hyunsik dari belakang. "Aku sayang sama hyung."

Hyunsik hanya tersenyum, tapi ia diam tidak menjawab. Leo jadi heran. "Hyung nggak sayang sama aku?"

"Sayang kok."

"Jjinja (benarkah)? Sebagai apa?"

Tanpa menjawab, perlahan Hyunsik melepas tangan Leo yang masih melingkar di perutnya. Lalu, Hyunsik berbalik dan melihat kemeja Leo yang masih terbuka. Leo berharap, Hyunsik masih tergoda saat melihat dada dan perutnya yang mulus, terpampang indah didepan mata Hyunsik. 

Ya, Hyunsik memang tergoda. Tangan Hyunsik lagi-lagi mengelus dada dan perut Leo. Membuat Leo tersenyum menyeringai. Tapi, senyum Leo memudar saat kedua tangan Hyunsik menutup kancing kemeja Leo satu-persatu. Hingga tubuh Leo seluruhnya tertutup.

Kedua tangan Hyunsik memegang kedua pipi Leo. "Leo, kembalilah ke kamarmu. Beristirahatlah. Besok kita harus latihan seperti biasa."

Leo mengangguk. "Hyung juga, selamat istirahat." Leo pun berbalik hendak menuju pintu keluar. Tapi tiba-tiba, Leo menghadap Hyunsik lagi dan...

Cup!

Leo mencium dahi Hyunsik tiba-tiba.

Pipi Hyunsik memerah. Sedangkan, Leo tersenyum dan ia pun keluar dari kamar Hyunsik.


****


Beomsoo menenggak sekaleng bir. Setelahnya, ia menghela nafas dan kembali gelisah. "Shibal... Apa yang aku lihat tadi? Hyunsik sama Leo tadi itu ngapain?"

Pipi Beomsoo masih memerah. Telapak tangannya bergerak-gerak seolah menjadi kipas, untuk mengipasi wajahnya. "Kok rasanya panas banget ya?" ujarnya. Padahal koridor itu full AC dengan suhu yang cukup dingin. Tapi cuma Beomsoo yang merasa panas.

Kemudian, Wain yang sedang lewat pun melihat Beomsoo. Wain memberinya tatapan aneh. "Yaa! Beomsoo, kau kenapa?"

Beomsoo menengok kearah Wain. Sial, seharusnya disaat seperti ini, Beomsoo jangan dulu melihat Wain. Karena membuat Beomsoo merasa dirinya jadi makin panas.

Xodiac Punya Ceritaजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें