Chapter VI - 1

0 0 0
                                    

Diperpustakaan sekolah, akhirnya hari yang ditunggu-tunggu Luca dan Cherry tiba, pembagian kertas ujian matematika kemarin.

"Entah sejak kapan aku jadi begitu menanti hasil ujian kemarin dan jadi gugup seperti ini, semoga sesuai ekspetasi, semoga sesuai ekspetasi." Luca sambil menutup mata dan melipat tangannya, rasa-rasanya ia tidak pernah sebegitu gugup hanya karena kertas ujian.

Wind yang sempat meliriknya sempat terkekeh pelan, "Lihat betapa tak tenangnya wajahnya, bodoh sekali~" Wind dengan suara kecil sambil menunjuk kearah Luca pada Maels.

"Ya, itu semua ulahmu juga." Maels yang juga tertawa melihat Luca yang cemas sendiri, berbeda dengan Cherry yang sangat percaya dirinya, menanti kertas ujian dengan wajah antusiasnya.

"Miss akan menyebutkan 5 murid dengan nilai tertinggi diujian matematika kali ini." Ujar gurunya yang sudah menyiapkan 5 lembar kertas ujian itu diatas mejanya sambil membaca namanya.

"Tak usah diragukan lagi, Wind mendapat nilai sempurna dan juga yang tertinggi diantara yang lain." Ujar Missnya yang memanggil Wind kedepan untuk mengambil kertas ujiannya.

"Tch, paling nilaiku sama rata dengannya karena tidak ada nilai lebih diatas." Luca mengumam sendiri, padahal tadi Luca benar-benar percaya namanya yang akan disebut.

"Ah, kukira sebelumnya ada yang sangat percaya diri akan melebihiku, tampaknya dia hanya pecundang~" Wind dengan suara lantangnya dengan sengaja menyindir Luca yang duduk paling belakang.

Luca yang mendengarnya langsung menatap tajam.

"Dan yang kedua dan ketiga mendapat nilai yang sama, Trisha dan Kittale, silahkan kedepan ambil kertas kalian." Hanya karena salah satu soal, mereka dibawah Wind yang mendapat nilai mutlak sempurna.

Keduanya mengambil kertas dengan bangganya, walau Kittale tampak murung.

"Yah, mereka memang tidak akan lebih baik dariku." Kittale yang masih merasa Luca maupun Cherry tak layak mendapat perhatian atau waktu Wind.

Aku kalah dari si tokoh tambahan?! Wah, memalukan sekali, setelah kepercayaan diri yang kukumpulkan!

"Yah, ini sungguh mengejutkan, selanjutnya ada Cherry Manney, yang selalu mendapat peringkat paling bawah sekarang menduduki peringkat 4, patut dibanggakan, kedepannya Miss mengharapkan lebih." Missnya yang memberi tepuk tangan pelan dan Cherry langsung lari dan mengambilnya.

"Wind! Aku dapat nilai pas 95! Ini artinya kau akan menemaniku main arkade, 'kan?" Tanya Cherry dengan antusiasnya, dia sudah belajar sangat giat hanya untuk bisa bermain bersama Wind.

"Ya, ya, aku menepati perkataanku, kerja bagus, Cherry~" Wind dengan senyum ramahnya.

Gila, tak mungkin! Aku lebih rendah dari Cherry?! Yang selama ini selalu dibawahku?! Apa dia belajar segiat itu hanya untuk bermain arkade bersama Wind? Gila juga, Cherry!

"Wah, Cherry lebih tinggi dariku, kerja bagus!" Maels mengacungkan kedua jempolnya bangga pada Cherry dan dibalas dengan senyuman manisnya.

Peringkat 5 diisi oleh Maels?! Apa itu artinya aku dibawah 9?! Tak mungkin, setelah semua yang kuhabiskan untuk belajar?!

"Ah, aku hanya bisa pasrah menjadi suruhan Wind, mengecewakan sekali, mana yang niat tak akan mengkhianati hasil?" Luca yang menjadi kesal dan kecewa pada dirinya sendiri.

"Usaha, bukan niat~" Ejek Cherry yang duduk disamping Luca.

Luca yang mendengarnya langsung salah tingkah dan meletakkan kepalanya dimeja.

"Walaupun murid ini tak masuk dalam 5 besar, tapi nilainya kali ini cukup mengejutkan, padahal biasanya hanya mendapat nilai dibawah 20, tapi kali ini ia mendapat nilai 90, sungguh perkembangan pesat, Luca Vionist, ambil lembaran ujianmu." Miss yang melihat Luca yang dibelakang tampak lesuh.

Luca yang mendengarnya langsung terkejut dan melihat kearah Wind dan Wind hanya tersenyum kearahnya.

Luca langsung buru-buru mengambil kertas ujiannya dan terus melihat kearah kertas itu dengan mata yang tak percaya, seorang Luca entah sejak kapan jadi terus menantikan hal yang dinamakan ujian untuk bisa mengalahkan Wind.

"Wind, kerja bagus, sejak kepala sekolah menyerahkan dua pembuat onar itu padamu, mereka jadi sangat teladan secara sikap maupun akademik." Ujar Missnya, diruangan guru, berbagai guru juga sudah membahas perubahan Luca dan Cherry.

Sekolah hari ini menjadi sangat menyenangkan untuk Luca, sudah berapa lama ia tak merasakan kesenangan seperti ini disekolah.

Murid kelas Luca juga terus membicarakan Luca dan Cherry yang tampak seperti beda orang sejak Wind disuruh menjadi pengawas mereka.

Diperpustakaan, seusai jam sekolah, karena Wind diperpustakaan yang lain-pun menyusulnya.

"Selamat ya, kalian telah lulus ujianku kali ini, sebentar lagi ujian besar juga akan datang, besok kita ketempat lesnya bareng saja, karena itu hari pertama kalian, diluar les dan sekolah aku juga tak akan menganggu kalian selama seminggu." Wind yang sambil menaruh buku-buku yang tadi ia pakai ke lemarinya tadi, sejak jam kedua, Wind tidak masuk kelas dan kepala sekolah tampaknya menyuruh Wind sesuatu juga.

"Yasudah, ayok kita ke arkade bersama!" Cherry yang sudah tak sabaran, padahal waktu ini bisa ia pakai untuk dirinya sendiri namun, ia masih lebih memilih bermain dengan Wind.

"Kau ini tak sabaran sekali, yasudah, kita pergi dulu, Luca silahkan nikmati waktumu~" Wind pergi dengan senyuman sombongnya seperti biasa dengan Cherry dan Maels.

Akhirnya!

Sekarang selama seminggu akan menjadi paradiseku!

Tentunya, hal ini harus Luca beritahukan pada yang lainnya bahwa ia menang dari tantangan untuk Wind kali ini, Luca langsung bergegas menuju Cafeba Zone.

Disana, seperti biasa 3 temannya berkumpul dan saling mengobrol satu sama lain, akhir-akhir ini Luca juga tak sering berkomunikasi dengan yang lain karena dia terlalu sibuk dengan jadwal belajar yang Wind berikan.

"Aku ada berita bagus!" Luca yang langsung datang mengejutkan yang lain dengan memukul meja dengan antusiasnya.

Kedua temannya langsung menanyakan berita apa yang dimaksud Luca walau terlihat Satade yang tampak tak peduli dan sudah tahu.

"Aku mengalahkan Wind ditantangan terakhirku dengan dia dengan mendapatkan nilai tepat 9 di ujian matematika kemarin, ah, sungguh melegakan~" Luca dengan senangnya, rasanya sudah lama sekali ia tidak sesenang ini, dibilang menang sepenuhnya juga tidak karena nilainya masih dibawah Wind, namun, rasanya senang sekali, mungkin karena seminggu ini dia bisa bebas dari pengawasnya Wind.

"Tantangan apa dan bagaimana ceritanya teman kita satu ini dapat nilai 9? Jangan-jangan....menyontek?!" Voez yang sambil merangkul Luca dengan wajah bertanya-tanyanya.

Luca menceritakan semuanya dariawal, dimana Wind menantangnya untuk mendapat nilai 9 keatas dan dia dan Cherry akan diberi waktu bebas selama seminggu.

Keduanya temannya tampak bersemangat mendengarnya, mendapat pengakuan bahkan dekat dengan Wind itu sulit, ini Wind merelakan waktu sibuknya untuk mengajar Luca dan Cherry, menunjukkan bahwa Wind menganggap keduanya penting.

"Yah, tapi mungkin juga karena perintah kepala sekolah?" Ujar Cosmos, semua murid bahkan satu sekolah juga tahu seberapa bertanggung jawabnya Wind jika diberikan sebuah tugas.

Satade yang daritadi sibuk memainkan ponselnya dan memberikan reaksi datar untuk cerita Luca langsung meletakkan ponselnya diatas meja.

"Mungkin itu hanya alasan?" Ujar Satade tiba-tiba yang mengejutkan teman-temannya.

"Alasan?" Tanya Voez yang tak mengerti ucapan Satade yang ambigu itu.

"Bagaimana jika dia memang tak ingin melakukan pekerjaan lain yang seharusnya ada di hari itu dan menjadikan Luca maupun Cherry alasan? Luca, kau tahu maksudku, 'kan?" Satade dengan tatapan datarnya kearah Luca.
_______________

"Ah, pada akhirnya hanya bisa bermain sebentar dengan Wind setelah itu dia menerima telepon dan bergegas pergi tak tahu kemana tanpa memberitahuku dan Maels, tapi aku sangat senang karena bisa bermain dengan Wind, bahkan sampai saat ini aku tak bisa mengalahkannya, tapi, aku akan mengalahkannya suatu saat nanti dan membuatnya merasakan kekalahan dariku~"

Our UnluckyDove le storie prendono vita. Scoprilo ora