1: Meet

322 30 20
                                    

Yara berjalan tergesa-gesa keluar dari kampusnya, bahkan sesekali dia harus meminta maaf karena hampir menambrak orang-orang yang berlalu lalang di kampus itu.

"Iya iya bentar, ini gue lagi otw kedepan". Ucapnya ketika menjawab panggilan telpon dari Haikal. Yara langsung mematikan sambungan telponnya setelah dia mengatakan itu.

Dengan nafas yang sedikit tersenggal, Yara menghampiri Haikal yang sedang duduk di warung Mba Marni, Yara juga lihat saat kedua tangan Haikal sibuk memegang gorengan dan juga cabe rawit. Yara menghela nafasnya berat, ingin sekali dia memukul kepala sepupunya yang tadi menyuruhnya untuk buru-buru keluar dari kelas.

"Haikal! Kurang aja banget ya lo nyuruh gue cepet-cepet keluar karena katanya lo buru-buru, tapi lo malah santai disini".

"Sorry Yar, hehe". Haikal terkekeh lalu dia menyuapkan gigitan terakhir gorengan itu dan mengusap kedua telapak tangannya yang terdapat sedikit noda minyak. "Abis nya gue laper nunggu lo, jadi gue makan gorengan dulu aja, oh iya Yar. Jangan lupa di bayar ya".

Yara kembali menghela nafasnya, jika saja dia tidak ingat kalau Haikal ini adalah sepupunya, mungkin saat ini Yara sudah memasukkan kepala pria itu keadonan Bakwan lalu di goreng di minyak panas seperti yang di lakukan oleh Mba Marni saat ini. Tapi Yara tidak sejahat itu, walaupun kesal dia dengan senang hati membayar gorengan yang sudah di makan oleh Haikal.

"Ayo balik". Yara menarik tangan Haikal.

"Eh gimana hasil test nya?". Tanya Haikal sebelum pergi.

Yara tersenyum. "Nanti gue cerita di mobil".

"Lo bawa mobil?". Haikal membolakan matanya. "Sejak kapan Om Tito ngijinin lo bawa mobil?".

"Sejak gue ngancem kabur dari rumah kalau gak ngizinin terus bawa mobil".

"Ish... ish... ish...". Haikal menggelengkan kepalanya. "Mentang-mentang anak satu-satunya ya lo, bisa banget ngancemnya".

Yara terkekeh. "Lah mobil lo sendiri kemana? Tumben pengen bareng sama gue".

"Biasalah gue kena tilang tadi, jadi mobilnya di tahan dulu di Polsek, entar di urus sama Papi".

Yara menghela nafas dalam. "Pasti lo nerobos lampu merah lagi kan?".

"Ih suudzon mulu, gak mungkin gue nerobos lampu merah, gue tadi nabrak pos polisi yang lagi jaga". Ucap Haikal dengan santainya.

Yara menoleh ke arah Haikal dan langsung menggelengkan kepalanya. "Lama kelamaan gue resign deh jadi sepupu lo".

"Alah, kemarin gue tinggal seminggu ke London aja lo nangis kejer kan? Om Tito cerita sama gue".

Yara hanya tertawa kecil dan tanpa terasa mereka sudah sampai di depan mobil Yara sekarang.

"Gue aja yang bawa mobil". Haikal tiba-tiba merebut kunci mobil dari tangan Yara.

"Ih apaan sih, ini kan mobil gue". Yara berusaha merebut kembali kunci mobilnya dari tangan Haikal, tapi Haikal justru mengangkat tangan yang memegang kunci itu tinggi-tinggi.

"Gue tau, tapi udah gue aja biar aman".

"Aman gimana maksudnya? Lo aja abis kena tilang gara-gara nabrak pos polisi, Haikal kembaliin kunci mobil gue!".

"Kalau itu beda kasus lagi, gue cuman takut lo nabrak mobil orang lagi nanti kaya pas pertama lo bawa mobil, untung masih mobil Brio yang lo tabrak dulu".

"Ya wajarlah namanya juga baru bawa mobil, nabrak gitu mah udah biasa". Yara masih berusaha mengambil kunci mobilnya. "Haikal balikin!".

"Gue bakal balikin tapi lo janji bawa mobilnya pelan-pelan aja".

My Prince || JaemYang (Gs)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang