25 - True Foreigner

42.7K 5K 6.1K
                                    

vote dulu jangan lupa sebelum scroll 🩷 komennya juga ya 🧸🩷 happy reading 💋

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

vote dulu jangan lupa sebelum scroll 🩷
komennya juga ya 🧸🩷 happy reading 💋

❤︎❤︎❤︎

"Padahal kita sudah saling sepakat."

Han Jean duduk menyilangkan kakinya di sofa ruang tamu rumah Athena. Di hadapannya ada Guin yang mati kutu karena dikunjungi sang menantu. Han Jean terlihat begitu tenang, iblis cilik adalah sebutan yang selalu Guin lontarkan dalam hati terhadap Han Jean.

Sekarang lelaki itu memainkan kukunya. Guin tahu ia sudah berlaku bodoh semalam. Semua itu karena dia mabuk ditambah muak dengan sikap putrinya yang sama sekali tidak bisa diajak kompromi masalah uang. Athena begitu perhitungan terhadapnya, itu sebabnya Guin marah dan lepas kendali sampai memukuli.

"Athena itu sudah jadi punya saya. Kalau Ibu Mertua mau pukuli punya saya, harus izin dulu kepada saya." Han Jean melempar punggungnya pada sofa, gerakan itu membuat Guin terperanjat, was-was Han Jean memukulinya karena dendam. Sekarang Han Jean mendongak menatap kosong langit-langit. "Saya marah, ingin memasukkan Ibu Mertua ke mesin giling."

Guin tertawa sumbang guna mencairkan suasana, "Han Jean, jangan bercanda seperti itu."

Kepala Han Jean terangkat, menatap lurus ke arah Guin yang tengah getir duduk di depannya, "Yang lagi bercanda siapa?"

Tawa Guin berhenti seketika, "Han Jean, semalam saya mabuk. Saya bukan sepenuhnya saya. Saya tidak sengaja memukuli putri saya sendiri. Mana ada ibu yang tega seperti itu dalam keadaan sadar?"

Han Jean meraih bungkus rokok yang disakui. Lelaki itu berdiri dari tempatnya, kemudian duduk di samping Guin yang menatapnya takut. Susah payah Guin menyembunyikan rasa takutnya kepada Han Jean meski sia-sia. Tahu betul menantunya adalah jelmaan setan yang bisa berbuat apa saja tanpa belas kasih. Han Jean mencabut sebatang rokok dari dalam bungkus, mengarahkan ujungnya ke bibir ber-lipstick merah terang milik Guin.

Guin tentu tak punya nyali menolak. Ia mengapit sebatang rokok tersebut di mulutnya. Tentu dengan bibir gemetar takut. Han Jean mengambil korek, membakar ujung rokok Guin. "Bagaimana rasanya, Bu?" tanya Jean. Panggilan barunya kepada Guin adalah Bu, sebelumnya dia panggil tante.

Guin menyesap rokok yang Jean beri, kemudian mengapitnya di sela jari yang gemetar. Han Jean memperhatikan setiap gerak-gerik Guin. Lebih tepatnya ia tengah mengintimidasinya.

"Tangan Ibu Mertua dipotong aja. Biar enggak bisa judi, dan yang terpenting nggak bisa pukul Athena saya lagi," celetuk Jean.

Merinding, Guin tergemap tidak bisa berpikir dengan jernih. Menyesali perbuatannya semalam. Ia gamam harus bersikap bagaimana di hadapan Jean. Dia juga mengumpati Athena dalam hati kenapa mengadu dan buat Guin tertekan dibuatnya. Sialan anak itu!

Guin kembali tertawa renyah sok akrab kepada Jean. Ia menepuk lembut pundak menantunya. "Han Jean, saya sudah jadi ibu mertua kamu. Bagaimana kamu tega menyakiti saya? Saya ibu istri kamu, loh. Saya yang melahirkan Athena, kalau tidak ada saya, mana mungkin Athena ada di dunia ini? Iya, kan?"

Han J ; Drive You InsaneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang