bab 9

26 4 1
                                    

Sarah sangat terkejut saat Zaki tiba-tiba mengukungnya. "Aby lepas!" Pinta sarah dengan sedikit memberontak.

"Saya tidak akan melepaskan kamu, kamu harus di hukum agar jera" jawab Zaki ia mengunci tubuh, dan memegangi tangan Sarah kemudian mengecup bibir istrinya itu.

Sarah langsung terbelalak. Seketika jantungnya berdebar. Wajahnya pun merona, ini kali ke dua Zaki melakukan hal itu.

Zaki melepas Pagutannya saat tahu Sarah kehabisan napas. "Lain kali saya tidak akan segan melakukan hal yang lebih dari ini untuk menghukum kamu. Paham" tanya Zaki yang sambil menatap Sarah yang masih shock.

"P-paham"  lirih Sarah ia masih membeku  karena baru saja merasakan sesuatu yang selama ini belum pernah  ia rasakan.

Zaki pun melepaskan Sarah dan bangkit, ia langsung masuk ke kamar mandi karena tubuhnya terasa panas kemudian ia melepas pakaian lalu menyalakan shower dan membiarkan air mengalir di kepalanya.

"Astagfirullah. . . Menahan hawa nafsu itu sangat berat" gumam zaki. Ia berniat menghukum Sarah. Justru ia merasa bahwa dirinya yang mendapatkan hukuman.

Sementara itu Sarah sedang tercenung. Ia masih merasakan debaran jantungnya begitu cepat. ' kenapa aku jadi panas kayak gini ' batin Sarah sambil menyentuh bibirnya yang masih terasa kebas akibat lumatan Zaki.

Nafasnya sedikit tersengal,  sebagai seorang gadis polos, mendapat serangan itu cukup meningkatkan adrenalinnya karena ia belum pernah merasakan kenikmatan tersebut.

Beberapa saat kemudian Zaki keluar dari kamar mandi dengan mengenakan handuk sebatas pinggang.

"Kamu gak mau mandi?" Tanya Zaki pada Sarah yang masih melamun tanpa merubah posisinya.

Sarah pun terkesiap. "Eh, iya Bi" jawabnya, kemudian berlari kecil ke kamar mandi.

Saat ini sikap Sarah berubah menjadi lebih penurut dan tidak banyak perotes. Zaki tersenyum melihat istrinya salah tingkah.

"Di cium suami aja udah kayak gitu" gumam Zaki sambil menggeleng- geleng kan kepalanya.

Sarah yang grogi itu sampai lupa membawa pakaian ke kamar mandi. Sehingga saat telah selesai ia kebingungan.

"Duh gimana nih, aku gak mau keluar cuman pake handuk. Bisa-bisa dia nanti nyerang aku lagi, hiiiiiiiih" gumam Sarah lalu merinding.

Sarah yang tidak berani keluar pun memilih bertahan di kamar mandi. Beberapa kali ia mengintip dan berharap Zaki keluar untuk makan malam. Sayang, Zaki justru menunggunya dengan santai di kamar itu.

"Duh gimana nih mana kaki ku pegel" gumam Sarah.

Sarah yang tidak berani keluar pun memilih untuk duduk di bath tub. Aktifitasnya yang padat itu begitu melelahkan, sehingga dia tertidur di kamar mandi.

"Kok, mandinya lama banget ya?" Gumam Zaki saat melihat ke arah jam, Tadi ia menunggu Sarah dengan membaca buku, hingga tak terasa  satu jam telah berlalu.

Zaki yang khawatir pun menaruh bukunya, Kemudian ia meranjak menuju kamar mandi. Ketika Zaki hendak membuka pintu kamar mandinya tidak di kunci. Tadi Sarah memang lupa mengunci pintu selepas mengintip Zaki.

"Kok pintunya gak di kunci?" Gumam Zaki sambil mengerutkan keningnya. Lalu ia mendorong pintu itu dan mencari Sarah.

" Raa? " Panggilnya sambil membuka pintu . "Astagfirullah" ucap Zaki saat melihat Sarah terbaring di dalam bath tub
Dengan tubuh yang hanya berbalut handuk.

Ia sangat terkejut dan dengan cepat menghampiri Sarah. "Ra, Kamu kenapa?"
Ucap Zaki sambil menepuk pipi Sarah. Namun Sarah yang terlelap tidak meresponnya.

Zaki mengecek denyut nadi dan nafas Sarah. "Huuh, syukurlah dia cuman tidur" gumam Zaki ia lega karena istrinya hanya tertidur.

"Ya, ampun Ra ajaib banget sih, bisa-bisanya ketiduran di sini bikin khawatir aja" ucap Zaki sambil menatap Sarah.

Namun, kemudian Zaki menahan salivanya karena melihat tubuh istrinya yang ehm gitu lah. Dengan tubuh yang menutupi sebatas dada dan paha.

'Astagfirullah Ra, kamu memang mau nguji aku?'  batin Zaki. Seketika tubuhnya tegang . Jantungnya pun berdebar kencang. Ia tak tahan melihat tubuh istrinya itu.

"Aku udah janji dan aku gak akan ngecewain dia" gumam Zaki. Kemudian Zaki mengangkat Sarah dan membawanya ke tempat tidur.

Hal itu tidaklah mudah. Bukan tak kuat karena berat. Namun tak kuat melihat tubuh gadis yang sudah sah menjadi istrinya itu sangat menggiurkan. Pria mana yang tahan melihat tubuh gadis cantik, Terlebih gadis itu sudah halal untuk di sentuh.

"Huh, Akhirnya" ucap Zaki saat berhasil merebahkan tubuh Sarah ke atas tempat tidur, ia pun mengambil selimut dan menutupi tubuh Sarah.

"Kalo aku gak sayang sama kamu, saat ini juga pasti aku melakukannya, Ra" gumam Zaki sambil mengusap kepala Sarah, kemudian ia mengecup kening istrinya itu.

Zaki tidak malu mengakui perasaannya terhadap Sarah pada diri sendiri, sebab, ia bukan orang yang munafik, Hanya saja ia merasa Sarah belum perlu untuk mengetahui hal itu.

Ketika ia ingin beranjak dan balik badan ia merasa tak tega membiarkan Sarah Tidur hanya menggunakan handuk. Tapi bisa saja selimut dan handuk itu terbuka.

"Apa aku pakaikan baju saja?" Gumam Zaki.

Ia berperang dengan batinnya sendiri. Saat berniat untuk memakaikan pakaian pada Sarah. Hingga akhirnya ia memutuskan untuk tetap melakukannya.

"Oke, tidak masalah jika aku melihat tubuhnya, bahkan menyentuh pun halal" gumam Zaki.

Ia mengambil pakaian Sarah, kemudian Zaki mendekat ke arah istrinya itu.

"Maaf ya sayang, Aby gak bermaksud kurang ajar sama kamu" gumam Zaki.

Ia menyikap selimut dan mulai memasangkan pakaian tanpa melepas handuknya lebih dulu, saat itu Zaki mengambil daster mini agar mudah di kenakan.

Saat berhasil memakaikan daster.  Zaki pun mula melepas handuknya sambil memalingkan wajah, namun sebagai peria dewasa tentu saja Zaki penasaran dengan tubuh indah istrinya.

"Boleh gak sih ngintip istri sendiri?" Gumam Zaki, ia merasa seperti pencuri jika melihat tanpa izin.

"Tapikan dia gak akan tau, Hem iya gak ya" gumam Zaki sambil menatap Sarah yang tertidur lelap. Egonya mulai muncul Ia mencari pembenaran atas apa yang hendak ia lakukan.

"Maaf ya sayang, kalo Aby curi start. Aby cuman pingin melihat apa yang telah menjadi milik Aby" ucap Zaki, pelan.

Zaki Pun mulai mengangkat pakaian Sarah  dengan memejamkan mata, ia rasa sudah cukup lalu ia membuka kembali matanya.

Sontak saja Zaki menelan salivanya kala melihat tubuh mulus istrinya yang seksi dan mulus itu, hatinya pun berdebar. Jiwa lelakinya meronta,  berharap bisa menyentuh tubuh itu.

"Ra, apa kamu akan marah jika. . . Aby melakukannya sekarang?"

***

*Ustadz juga manusia Guys hihihi

See u

N.

S dan ZTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang