Loser's Delusion

16 10 0
                                    

••••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

••••

Rintik hujan menemani prosesi pemakaman sore ini. Para pelayat senada mengenakan pakaian hitam untuk menghormati keluarga yang berduka. Di sore hari yang cukup gelap menambah kesan duka yang paling mendalam. Keluarga tak henti-hentinya mengeluarkan isak tangis mereka karena kepergian seseorang yang sangat mereka sayangi dan cintai.

Setelah berdoa para keluarga menaburkan kelopak bunga pada gundukan tanah yang masih basah itu. Dengan isak tangis yang masih menemani pilu mereka. Para pelayat pun satu persatu pergi dan tak lupa mengucapkan rasa duka mereka. Hingga yang tersisa saat ini hanya ada sang keluarga di samping makam itu.

Rasa menyesal yang teramat dalam kini berada di lubuk hati mereka. Seribu maaf kini pun terucap. Namun kata maaf tak bisa membangunkan orang yang mereka sayang. Dia telah tidur. Tidur untuk selamanya ketempat yang mungkin belum bisa mereka capai bersama.

Salah satu anggota keluarga mereka membujuknya untuk segera pulang. Hari sudah semakin gelap dan hujan semakin deras dengan seiringnya waktu berjalan. Mereka pun beranjak meninggalkan makam itu. Mereka berjanji akan datang lain waktu berikutnya. Untuk menemuinya di peristirahatan terakhirnya. Rumah terakhir.

••••

Hujan deras terdengar memekakkan telinga seorang gadis yang tengah serius membaca buku di perpustakaan sekolah. Gadis itu mengedarkan pandangannya ke arah jam yang menempel di dinding perpustakaan. Jam tiga sore lebih dua puluh menit. Ia menghela nafas, hujan tak kunjung reda dari satu jam yang lalu. Ia pun membereskan bukunya lalu berdiri dari kursinya hingga menimbulkan suara decitan.

Sebentar lagi sudah waktunya untuk pulang. Ia bergegas kembali ke kelasnya yang tak jauh dari perpustakaan. Hanya saja gedung antara perpustakaan dan kelasnya terpisah jadi ia harus melewati hujan untuk sampai ke kelasnya. Gadis itu merapikan seragamnya dan rambutnya yang terkena air hujan.

Saat hendak memasuki kelas langkahnya di hadang oleh para teman kelasnya. Mereka bilang ia dilarang masuk ke kelas itu. Gadis itu menghela nafas.

"Aku hanya ingin mengambil tas." Ucapnya dingin tanpa menatap teman kelasnya.

Salah satu dari mereka berdecih tak suka. Lalu membisikan pada teman di sampingnya untuk mengambil tas milik gadis yang ingin masuk kelas itu. Setelah kembali gadis itu tak langsung memberikannya pada gadis pendiam di depannya. Ia menjulurkan tas itu tepat di depan wajah gadis pendiam itu.

"Kau mau ini?"

Gadis pendiam itu tak menjawab ia maju untuk mengambil tasnya namun dengan cepat gadis di depannya melempar tas berwarna hitam itu ke arah lapangan. Gadis itu bersama teman kelas lainnya menertawakan si gadis pendiam itu. Gadis pendiam itu membalikkan badannya melihat tasnya dan beberapa buku yang tergeletak di lapangan basah itu. Matanya memanas dan menatap tajam satu persatu teman teman kelasnya yang sudah berbuat keterlaluan.

'bukan hari baikku, tapi hari burukmu'

••••

••••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Loser's DelusionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang