"Aww sakit tau ~_~" Ve mengelus - elus pipinya yang baru saja aku cubit. Tentunya diiringi dengan dumelan manja yang membuatku selalu ingin menjahilinya tiap hari. Abis, lucu.

"Bodo bwlee :b Aku ganti baju dulu ya? Kan aneh kalo malem - malem ke minimarket pake seragam sekolah. Kamu mau ganti baju juga gak?"

Aku berjalan beberapa langkahーmendekati lemari pakaian yang terletak di sudut kamar. Disamping jendela dan dekat balkon tentunya.

"Uhm, boleh deh. Tapi bajunya jangan warna pink ya, aku kurang suka"

"Baju aku kan warnanya pink semua, Ve ~_~ Ini, pakai saja jangan pilih - pilih warna seperti anak balita" Aku melemparkan selembar kaos pink bertuliskan "Go Ahead" di depannya, tak lupa dengan rok biru selutut yang dihiasi dengan sedikit renda - renda di sekelilingnya.

"Iya deh iya"

*Kreek.....*

Aku menutup pintu lemari, kemudian berbalik badan menghadap Ve "Eh tapi ini kan ini udah jam 7malem. Aku takut nanti pulang sendiri, Ve"

"Perasaan ini masih sore deh" Jawab Ve dengan muka polosnya yang khas.

"Tuh, kamu liat sendiri deh" Segera kutunjuk jam dinding yang menggantung di atas tempat tidurku.

"Eh iya ya. Jadi gimana nih? Masa aku gak pulang?" Tanya Ve bingung, ekspresinya semakin lama semakin lucu. Jujur saja, aku senang melihat Ve 'kebingungan' seperti ini, ya maksudku ekspresinya itu sangat menggemaskan, ditambah lagi dengan pipi chubby miliknya, itu sangat menunjang, hehehe.

"Yaudah gini aja. Aku anterin kamu ngambil motor, terus nanti aku nginep di rumah kamu aja"

"Good job!" Ve mengacungkan kedua jempolnya.

Sejurus kemudian, Ve beranjak dan menarik tanganku yang sedang terduduk menyisir rambut di depan meja rias. Spontan aku terkejut saat mengetahui keberadaan Ve. Dia seperti mahkluk halus saja. Rambutnya yang urak - urakan berhasil membuatku takut. Inilah aku, Shania Junianatha, si gadis penakut dari Kayangan.

Eeh? Perkataanku yang terakhir tadi lupakan saja-- Maaf aku kepedan.

"Ve, kamu kayak gitu gak lucu sumpah" Ucapku seolah - olah tak perduli. Aku seperti ini hanya untuk menutupi rasa ketakutanku tadi.

"Siapa bilang aku lucu? aku tuh cantik bukan lucu, Shan" Kata Ve seraya tersenyum memandangku dari kaca.

"Iya deh iya, yaudah yuk kita berangkat sekarang" Ucapku berbalik dan berjalan menuju ambang pintu. Disusul dengan Ve dibelakangku.

"Eh, non Shania udah rapih aja. Non Shania sama non Veranda mau kemana?" Ketika kami menuruni tangga, kami berpapasan dengan Bibi Sugi. Bi Sugi adalah pembantu rumah tangga di rumah ini. Yep, Mama mengirimkan Bi Sugi kesini setahun yang lalu untuk membantu nenek dan aku.

"Shania mau nginep di rumah Ve, Bi. Ohiya, nenek mana?"

"Itu non, nenek lagi nonton TV di ruang keluarga. Ada yang bisa Bibi sampaikan?"

"Ehm, gak usah Bi. Biar Shania aja yang nyamperin nenek, hehehe" Balasku dengan senyum simpul, lalu melangkah ke ruang keluarga untuk menemui nenek.

"Nek, Shania izin nginep di rumah Veranda malem ini boleh?"

"Boleh kok Shania, asalkan kamu janji sama nenek untuk tidak membuat kekacauan disana"

"Tapi kan Shania bukan anak kecil lagi Nek :("

"Yasudah, kalian berangkatnya naik apa?"

Duh iya! Aku menatap Ve bingung, begitu juga dengan Ve. Malah sekarang kami saling bertatap - tatapan. Namun nenek tak menyadari hal itu, karena ia fokus dengan acara tontonannya.

*Kring... Kring....*

Handphone Ve berdering. Ah untung saja keberuntungan masih berpihak kepada kami. Handphone itu berhasil memecahkan suasana awkward di antara Aku - Nenek - Ve.

Sejurus kemudian, Ve membuka tasnya dan menjawab panggilan masuk dari handphone putih miliknya. Terdengar suara samar - samar dari seberang sana, tapi setidaknya masih bisa kudengar. Hmm.. Kurasa itu panggilan telfon dari kakaknya.

"Halo, Iya kak?"

"Ve kamu dimana? Kok lama amat ke mini marketnya?"

"Maaf kak tadi ada insiden kecil di mini market, jadi sekarang Ve ada di rumah Shania. Tapi motornya masih di mini market"

"Lah kok bisa kayak gitu? Yaudah kakak jemput sekarang ya? Kebetulan papi udah pulang, jadi mobilnya bisa kakak pake untuk jemput kamu"

"Iya kak, jangan lama - lama ya"

"Iya"

"Shania?"

"Err... Nanti kita dijemput sama kakaknya Veranda, Nek"

"Kamu udah bawa baju sekolah untuk besok?"

"Udah kok Nek, ini semuanya ada di tas Shania"

"Oh yasudah, kalian hati - hati dijalan ya"

"Iya nek"

~~~

"Jadi insiden kecil yang kamu bilang sama kakak tadi ceritanya gimana Ve?" Tanya kak Juan, seraya memindahkan gigi mobil. Pandangannya terfokus dengan jalanan aspal dan lalu lalang kendaraan yang sedang melintas bersamaan dengan mobil kami.

"Jadi ceritanya itu, kan aku sama Shania lagi mencari - cari makanan ringan blablabla...."

Oooh.... Jadi ceritanya aku sempat pingsan gara - gara tertimah air mineral. Pantas saja, ketika aku bangun, aku berada di depan rumah sakit. Tapi untungnya Boby dan Kinal tak membawaku masuk ke dalam rumah sakit. Kalau tidak, matilah aku. Bisa - bisa aku bertemu dengan musuh terberatku. Ugh.. Maksudku jarum suntik.

"Oh gitu. Tapi Shania gak papa kan? Atau masih sakit? Kalau masih sakit, mending kita ke rumah sakit dulu saja"

"Eh ∑(゚Д゚) Gak papa kok Kak, Shania udah baikan"

10menit berlalu...

Kita tiba di depan mini market, tempat dimana insiden kecil itu terjadi.

Kalau diinget - inget dari insiden yang diceritakan oleh Veranda, kejadian tadi sore benar - benar terlihat bodoh. Masa aku pingsan tertimpah reruntuhan air mineral? ._.v

To be continued...

P.S: Haaii gimana nih ceritanya? Sampai sini udah menarik belum? '3' Ohiya Chase the Idols udah 1K readers aja nih wkwkwk. Arigatou yaa ^^ Jangan lupa vote + comment ya..

Unavoidable [BobNju JKT48]Where stories live. Discover now