"Shania Junianatha"
Aku membuang nafas berat, lalu beranjak dari tempat duduk dan menghampiri Ms. Melody yang baru saja memanggil namaku.
"Apaaaa?! Masa saya dapet nilai segini ms? Padahal kan saya udah belajar mati - matiaーー"
"Sudah jangan banyak oceh. Saya capek mendengar penjelasan gak penting dari kamu. Kerjakan ini dirumah! Saya tunggu sampai lusa atau saya akan memanggil orang tuamu"
*Brukk*
Ms. Melody sedikit membanting beberapa buku di atas mejanya saat aku berada di hadapannya.
BANK SOAL MATEMATIKA...
Oh sial. Seharusnya aku tidak mendapat nilai segini kalau misalkan sahabat sejatikuーー(kalkulator) tak dibuang oleh Ms. Rona saat pelajaran fisika.
"Iya miss" Aku mengendus kesal, lalu kembali ke tempat duduk dengan membawa beberapa buku bank soal matematika. Sekiranya tebal buku ini 100halaman.
"Dapet berapa Shan?" Tanya Veranda, sahabat sekaligus teman sebangku ku.
"95" Jawabku seraya memutar bola mata tanpa menatapnya. Bete.
"Wuihh hebaat"
"95 dikurang 50 maksudnya"
"Yah kok bisaa?? Trus itu apa? Remidial? Yaudah kalau gitu pulang sekolah nanti kerumah aku aja yuk? Nanti aku bantuin deh"
"Iya iyaa..." Jawabku pasrah.
Aku hanya bisa diam meratapi nilai hasil kerja kerasku selama ini. Hanya 45? Huft-- tak sebanding dengan usahaku.
*TENG... TENG....*
"Shan ayook" Veranda menarik kasar tanganku keluar kelas.
"Aww sakit... Iya Ve, sabar"
~~~~
[Veranda's POV]
*Ceklek*
"Ve pulang!"
Semua bergeming....
Tak ada seorangpun yang menyambut kedatangan kami.
"Ve pulang!" Aku mengulangi perkataanku tadi lebih keras.
Tak ada yang menjawab...
Sekarang aku benar - benar heran. Kenapa tak ada satupun orang di sini, sementara pintu rumah dibiarkan terbuka lebar.
Jangan jangan....
"Eh non Veranda sudah pulang. Maaf tadi mbok gak sempat menjawab hehehe"
Oh syukurlah, kehadiran mbok Yati berhasil membuyarkan segala macam fikiran aneh yang berputar - putar di otakku selama beberapa menit.
"Iya gak papa kok mbok. Mbok tolong masakkan kami makanan untuk makan siang dong hehehe"
"Oh kalau itumah mbok Yati jagonya non. Yaudah sekarang non ke kamar aja belajar, nanti makanannya mbok yang anterin"
"Makasih mbok. Shan, ke atas yuuk" Aku langsung menoleh ke belakangーーtepat dimana ia berdiri tadi.
Loh kok Shania gak ada?
"Shaniaaa!" Aku memekikkan namanya seraya berjalan ke beberapa sudut ruangan untuk mencari dirinya.
"Iyaaaa, aku disini Ve!"
"Yaampun Shan, kamu ngapain disini?" Aku tekejut mendapati Shania sedang duduk sofa ruang keluarga. Raut wajahnya terlihat berbeda, antara kacau dan sedih.
"Aku cuma liat - liat foto keluarga kamu aja Bil. Kamu mirip banget sama papa kamu" Ucap Shania diiringi dengan senyum yang tergurat manis diwajahnya, lalu ia berdiri menghampiriku.
"Haha iya dong. Tapi terkadang papa ku sering meledekku, katanya aku gak mirip sama papa maupun mama. Papa ku itu orangnya memang nyebelin, tapi ngangenin" Kataku sambil menggaruk tengkuk leher yang tak gatal.
[Shania's POV]
Beruntung sekali Veranda memiliki keluarga yang utuh.
Kehidupan Veranda memang berbalik 180derajat denganku. Dia memiliki segalanya. Kakak, adik, papa, mama, semua orang mendekapnya.
Sedangkan aku? Huft-- aku bagaikan gadis kecil yang kehilangan arah. Di umur belia ku ini, aku dituntut menjadi mandiri. Hidup dengan nenek, tak jarang aku merindukan mereka. Aku rindu senda gurau keluargaku.
Mengapa orang tua ku harus bercerai? Itulah kata - kata yang selalu terlontar dalam lamunanku.
"Shania, kamu kenapa?"
"Uhmm.. Gak papa Ve. Aku jadi keinget momen berharga bersama keluarga utuhku dulu" Ucapku merunduk, lalu mengigit bibir bawahku.
"Maaf Shan aku gak bermaksud untukーー"
"Ah sudahlah lupakan saja. Ayo belajar" Segera aku merenggut tangan kanan Ve dan setengah berlari menuju kamarnya. Aku gak mau larut dalam kesedihan.
~~
"Ve ini caranya gimana yaa?" Aku bergidik, mencerna kata demi kata.
"Shan nasi goreng nya enak banget loh. Cobain deh, pasti ketagihan :9 Sini aku suapin, AAAA...." Shania menyendokki nasi goreng miliknya, lalu menggerak - gerakan sendok tersebut layaknya pesawat terbang di hadapanku.
"Ih jangan makan mulu. Ve katanya mau ngajarin aku. Tuhkan php lagi" Aku memutar bola mataku. Ve bikin bete max.
"Soalnya susah, aku gak bisa Shan"
"Verandaaaa.... Kapan sih kamu berhenti php-in aku? -_-"
"Kapan kapan ya?" Jawab Veranda cengengesan.
"Yaudah deh besok aja ngerjainnya, bareng guru privat aku. Mending sekarang kita ke supermarket? Aku masih laper nih" Lanjut Veranda.
"Huft-- iya deh iya"
Karena udah unmood ngerjain tugas remidial, akhirnya aku menuruti apa kata Veーーmenemaninya berbelanja di supermarket.
Kita kesana naik motor beat warna putih milik abangnya Ve. Berhubung motornya lagi gak kepake, jadi kita dibolehin minjem.
[Author's POV]
Dihidupkannya mesin motor matic itu. Veranda mempersilahkan Shania duduk dibelakangnya. Kemudian motor yang dikendarai oleh Ve menderu menuju seven elevenーー supermarket dekat rumah Ve.
7menit..
Veranda dan Shania tiba di Seven Eleven.
"Shan, kita harus beli dua batang coklat, dua botol yogurt strawberry, susu coklat ukuran jumbo, pocky, mesis, roti tawar dan roti isi untuk persiapan makan sore nanti. Bantuin aku cari okay?"
"Hei, aku sudah menemukan coklat batangnya. Tadaaa!" Shania menemukan coklat batang di rak bagian bawah, Shania sedikit menunduk.
"Boby, hati - hati!!" Teriak seseorang. Shania menoleh kearah atas.
*BUGH*
Beberapa botol air mineral terjatuh dari rak bagian atas dan menghantam pelipis Shania.
"Shaniaaa" Veranda berteriak kaget. Semua pengunjung yang berlalu lalang menengok ke arahnya.
"Hei kalian! Tanggung jawab, temanku pingsan"
-To be Continued..-
-----------------------------
Haloo... Gimana nih ceritanya? Kritik dan sarannya dong hehehe ;3 jangan lupa vote dan comment yaa. Btw ini fanfict pertama BebNju akuu wkwkwk.
YOU ARE READING
Unavoidable [BobNju JKT48]
FanfictionAku tak menyangka ini semua akan terjadi. Berawal dari setitik hal kecil, lalu berpaling melewati perjalanan hidup yang amat luar biasa, bersamamu. Aku senang. Senang sekali bisa bertemu denganmu. Namun, terkadang aku merasa takut. Takut kehilanganm...
![Unavoidable [BobNju JKT48]](https://img.wattpad.com/cover/41796429-64-k161061.jpg)