*BUGH*
Beberapa botol air mineral terjatuh dari rak bagian atas dan menghantam pelipis Shania.
"Shaniaaa" Ve berteriak kaget. Semua pengunjung yang berlalu lalang menengok ke arahnya.
"Hei! Tanggung jawab, temanku pingsan"
Orang itu tak menjawab, ia hanya diam tak bergerak di samping Shania.
Veranda panik melihat Shania terkulai lemas di lantai. Ia segera berjongkok dan mendekap erat tubuh Shania. Air wajahnya mulai berubah, menggambarkan rasa kekhawatiran yang luar biasa.
"Hei! Apa kau dengar? Aku berbicara padamu!" Pekiknya lebih kencang. Veranda mulai muak dengan tingkah cowok dungu yang telah mencelakai sahabatnya.
"Tentu saja aku dengar. Hei jangan berbicara terlalu kencang. Ini tempat umum"
"Kau yang seharusnya sadar diri dan bertanggung jawab. Jangan malah diam membeku seperti patung"
"Jaga omonganmu"
"Jaga sikapmu!" Sentak Veranda.
"Sudah jangan berdebat. Boby, kau seharusnya cepat bertindak, jangan diam seperti orang dungu! Ayo bawa dia ke mobil" Ucap temannya. Ia terlihat sigap dalam menangani sesuatu. Tidak seperti Boby, yang bisanya cuma menonton.
Segera mereka membawa Shania masuk ke dalam mobil alphard berwarna putih milik salah satu dari kedua lelaki itu. Veranda tak lagi mementingkan soal lapar yang mengguncang lambungnya. Saat ini ia hanya memikirkan tentang keselamatan Shania. Rasa menyesal sangat ditampakkan oleh wajahnya. Tapi kenapa harus ia yang menyesali semua ini? Toh Veranda tak melukai Shania sama sekali.
*BRUUUUMMM*
Mobil yang dikendarai oleh Boby melaju kencang di jalanan. Klakson mobil pun hampir ia bunyikan setiap menitnya. Guncangan - guncangan hebat selalu datang kepada merekaーーmembuat Ve harus meremas jok mobil bagian depan dan menutup matanya rapat - rapat.
"Hei, berhati - hatilah. Kau hampir menabrak tiang listrik Bob"
"Tenang saja Nal, aku adalah pembalap yang handal" Balas Boby, lalu ia kembali fokus dengan lika - liku jalanan.
[Bobby's POV]
"Fiuuhh akhirnya sampai juga" Ucapku lega.
Aku menoleh ke samping kiriku.
Aku mendapati Kinal sedang terkulai tak berdaya, kepalanya menempel di pintu mobil. Oh, dia tertidur. Sampai segitunya kah?
Aku sedikit mengangkat lengan kiriku, lalu menatap arloji hitam yang melingkar manis di tanganku. Masih pukul 14.00.
Mungkin Kinal ketiduran karena guncangan hebat yang membuat dirinya berputar - putar bak tornado. Yup, tepatnya seperti menikmati wahana tornado.
Hei bagaimana keadaan korbanku?
Segera kuputarkan kaca spion dalam yang terpasang di langit - langit mobil ini untuk melihat keadaan di kursi belakang. Semoga dia tak apa - apa.
Sial! Spion dalam ini tak bisa diputar sama sekali. Aku mengendus kesal seraya memutarkan leherku ke arah belakang.
"Hei maaf telah merepotkanmu"
"GOSH! KAU SIAPA?" Mataku membesar 2x lipat setelah melihatnya tersenyum kepadaku. Wajahnya tampak pucat seperti tak ada aliran darah yang mengalir di sekujur tubuhnya. Bibirnya pun tak merona sama sekali.
Dia mengulurkan tangan "Aku Jessica Veranda"
"Boby Caesara"
"Bagaimana kau bisa berada di mobilku?" Lanjutku.
YOU ARE READING
Unavoidable [BobNju JKT48]
FanfictionAku tak menyangka ini semua akan terjadi. Berawal dari setitik hal kecil, lalu berpaling melewati perjalanan hidup yang amat luar biasa, bersamamu. Aku senang. Senang sekali bisa bertemu denganmu. Namun, terkadang aku merasa takut. Takut kehilanganm...
![Unavoidable [BobNju JKT48]](https://img.wattpad.com/cover/41796429-64-k161061.jpg)