"Hmm, awas saja kau, kalau sampai aku menemukanmu dalam keadaan telanjang akan kupastikan pernikahan kita tidak akan pernah terjadi." Ariana mengumpat kesal.

"Anna, apa kau baik-baik saja?" Hyung Jun memandangnya.

"Hmm, kau menyembunyikan sesuatu dariku?" Ariana memandang dengan ketus.

"Apa maksudmu?" Hyung Jun bengong di hadapan.

Ariana mendelik. "Nona Lee, sebaiknya mulai sekarang kau harus berhati-hati padanya. Semua laki-laki sama saja," cibirnya kemudian melangkah pergi.

"Yak! Kau mau ke mana, Anna?" Hyung Jun berseru. Ia memandang Nona Lee dan Bibi Choi. Menjadi tak habis pikir terhadap Ariana Go.

Malam semakin larut. Ariana mendatangi tempat pesta bujang yang Tae Yong adakan di sebuah club malam di kota Seoul. Informasi itu berhasil ia dapatkan dari sekretaris Jo Tae Yong.

Layaknya sebuah pesta di tengah hiruk pikuk kota metropolitan. Kerlap-kerlip lampu menyilaukan mata. Suara riuh tawa dan tepuk tangan serta asap rokok menambah suntuk suasana. Musik menggema, botol-botol minuman memabukkan terpampang nyata bersamaan tubuh yang meliuk menari gembira dalam balutan busana minim nan banyak gaya.

Beberapa pasang mata tertuju pada Ariana yang hanya mengenakan pakaian biasa. Jeans dan tangtop yang dipadu-padankan dengan blazer memang membuatnya sangat berbeda dari yang lain. Rambut panjangnya ia biarkan tergerai. Melangkah ke sana dan ke mari mengenakan sepatu kets putih membuatnya lebih nyaman. Ia mencari sosok Jo Tae Yong. Pria itu tengah berada di antara banyak wanita. Mereka bergoyang di atas meja besar yang di pinggirnya masih terdapat beberapa minuman. Tae Yong menari ala pria hidung belang yang bekerja mencari wanita.

Ariana ternganga merasa tidak percaya atas apa yang ia lihat saat ini. Ia bergegas pergi tetapi seseorang tak sengaja menghadang jalanya.

"Ugh!" Baik Ariana maupun orang itu, keduanya saling mengaduh.

"Mengapa kau menghalangi jalanku?" Ariana memprotes.

"Apakah jalan ini milikmu?" Suara baritone-nya terdengar deep di telinga. Pria itu ber-smirk mendekat ke hadapan Ariana. Kulitnya seputih salju. Penampilannya tidak seheboh yang lainya. Pria itu begitu santai dengan mengenakan t-shirt hitam dan celana serba hitam.

"Siapa kau berani menatapku seperti itu? Mulai sekarang aku akan membeli club ini agar aku bebas melangkah," ucap Ariana dengan sombongnya.

"Hm, apakah kau mampu bersaing denganku? Club ini adalah milikku." Pria berkulit putih itu kembali ber-smirk.

Ariana menjadi kesal sendiri dan memutuskan duduk di salah satu bar yang ada di club itu.

"Pelayan, berikan aku satu botol soju!" Ariana berseru.

Pria itu kini duduk di samping Ariana dan mulai memperhatikannya.

"Mengapa kau duduk di sampingku?" Ariana bersikap ketus padanya.

Pria itu menoleh ke sana dan ke mari. "Karena aku ingin duduk di sini," pungkasnya kemudian ber-smirk dengan mengedikkan bahu.

Ariana tidak ingin menghiraukannya. Botol soju ia tenggak sampai hampir menghabiskannya.

Errgghhh.

Ia meringis karena rasanya begitu pahit dan mulai memabukkan. Sementara pria di sebelahnya kini menggaruk kening yang tidak gatal karena merasa heran terhadap sikap Ariana.

"Apa kau ke sini untuk mencari seseorang?" tanya pria itu.

"Hmm, kau benar. Aku mencari pria itu, yang sedang menari di atas meja." Ariana meneguk minuman menggunakan gelas seloki kemudian menunjuk jari ke arah Jo Tae Yong yang masih asyik menari bersama dengan beberapa wanita.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 13 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LDRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang