BAB 16

84 21 5
                                    

Author's POV

Entah yang ke berapa kalinya Noel menatap pantulan wajah Naya di kaca spion motornya. Gadis itu sama sekali tak bicara apapun sejak Noel melajukan motornya tanpa tujuan. Kedua tangan Naya memegangi sisi kanan dan kiri hoodie biru dongker yang dipakai Noel, sementara matanya menatap jalanan yang mereka lalui dengan tatapan sulit diartikan.

"Kamu yakin baik-baik aja?"

Naya tersadar waktu mendengar pertanyaan Noel yang sudah dilontarkan laki-laki itu dua kali. Noel setengah berteriak karena jalanan terbilang ramai. Naya mengangguk waktu saling menatap dengan Noel lewat kaca spion.

"Ngomong-ngomong kita mau ke mana?" tanya Naya, setengah berteriak juga.

"Kalau kamu lagi nggak buru-buru pulang, mau mampir ke tempat yang view-nya bagus nggak?" ajak Noel.

"Mau," sahut Naya antusias. Terlihat eyesmile laki-laki di depannya waktu mendengar sahutan antusiasnya.

Noel memarkir motornya di depan bangunan bertingkat yang jaraknya sekitar 15 menit dari Nusa Bangsa. Naya menatap sekeliling, bertanya-tanya sendiri tempat apa ini. Ia cuma mengikuti dengan tenang waktu Noel menggenggam tangan kanannya dan menariknya untuk masuk, lalu menaiki lift ke lantai paling atas.

Ternyata, Noel membawa Naya ke sebuah cafe luar ruangan yang letaknya di rooftop bangunan tinggi ini. Kebetulan langit cerah seharian ini dan pemandangan sunset sore ini benar-benar indah. Diam-diam senyum Noel merekah waktu melihat Naya menatap view sekeliling tempat ini dengan mata berbinar.

Mereka memilih tempat duduk yang menghadap ke arah terbenamnya matahari. Noel terkekeh karena Naya sama sekali belum menatapnya dan masih betah menatap langit yang diselimuti cahaya oranye dari matahari yang beberapa saat lagi akan tenggelam di balik cakrawala. Rambut panjangnya yang tergerai bergerak-gerak tertiup angin. Tatapan teduhnya membuat Noel tenggelam menatap wajah cantiknya. Belum lagi lengkungan indah di bibirnya yang membuatnya terlihat ribuan kali lebih cantik.

"Mau minum apa?"

Akhirnya Naya menoleh waktu mendengar suara Noel. "Apa aja. Kalau ada sih yang rasa strawberry," ucapnya.

"Mau makan nggak?" tanya Noel lagi.

"Nggak."

Akhirnya Noel memesankan strawberry milkshake yang dipadukan dengan ice cream vanila di atasnya. Rasanya ia meleleh lagi waktu melihat Naya tersenyum, kelihatan menyukai minuman yang dipesankannya.

"Kamu sering ke tempat ini?" tanya Naya, Noel mengangguk mengiyakan.

"Namanya Cafe Sunset. Aku sering banget ke sini sama Mama, Papa dan Nessa. Tapi selama Nessa berobat ke Singapura, kami nggak pernah datang ke sini lagi. Aku baru ke sini lagi sekarang, sama kamu," ujar Noel. Naya mengangguk-angguk menanggapinya.

"Kamu pernah jatuh cinta, Nay?" tanya Noel, mengganti topik pembicaraan.

Naya tersenyum manis sekali lagi. "Emang ada orang yang nggak pernah jatuh cinta?"

"Jadi kapan pertama kali kamu jatuh cinta?" tanya Noel lagi.

Naya menyandarkan punggungnya ke sandaran kursi. Tangannya mengaduk-aduk minuman miliknya dengan sedotan plastik berwarna putih.

"Kalau nggak salah waktu sebelum masuk SD."

"Sekecil itu udah jatuh cinta?" Noel tertawa kecil di akhir pertanyaannya. Naya mengangguk seraya tertawa juga. "Siapa orangnya? Cinta pertama kamu itu ..." Rasa penasaran Noel masih berlanjut.

"Mmm ... dia pendatang yang baru pindah ke lingkungan aku waktu itu. Aku udah nggak inget wajahnya, tapi aku masih inget banget dia itu seseorang paling ceria yang aku temuin di masa kecil."

Babu || Kim Junkyu (Re-write)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang