BAB 3

127 21 2
                                    

Author's POV


"Gue gak sanggup kalau malam ini denger ribut-ribut lagi di rumah. Mau minggat aja rasanya," keluh Ryena siang ini. Tangan Juna yang semula merangkul bahunya, kini bergerak merapikan tepian rambutnya. "... Gue minggat ke rumah lo ya, Jun?" sambung gadis itu.

"Lo kan tau, gue aja males diem di rumah," sahut Juna. Mengingat hubungannya dengan sang papa kelewat buruk sejak dulu. "... Kita minggat bareng aja, gimana?"

"Tapi ke mana?"

Juna mengalihkan atensinya ke arah Beni yang masih sibuk push rank bersama Farhan. "Ke rumah Beni kali, ya?"

"Lo lupa ya emak gue garang banget kaya singa PMS?" sahut laki-laki yang barusan Juna sebut namanya, tanpa mengalihkan atensi dari layar ponsel.

"Ya udah ke rumah Farhan deh."

Farhan menoleh sejenak. "Kalau kalian minggat ke rumah gue, yang ada nanti diceramahin berjam-jam sama nenek gue sampai kuping kalian melepuh. Mau?"

Ryena menggeleng dengan raut wajah ngeri.

"Kan lo punya apartemen, Jun. Tinggal di sana aja berdua sama Ryena," suruh Beni.

Juna memang mewarisi satu unit apartemen dari mendiang mamanya yang kerap ia datangi tiap kali sedang malas berdiam diri di rumah sang papa.

"Gak mau dia. Apart gue banyak setannya," ujar Juna. Mengingat memang banyak kejadian mistis tiap kali dirinya menginap di sana.

Klek!

Juna sontak melepaskan rangkulannya pada bahu Ryena waktu pintu markas terbuka. Bagas, Shafiq, Daniel, Aji dan Raehan masuk satu per satu.

"Kalau gitu kita ke pantai aja. Lo kan belum nurutin kemauan gue buat main ke pantai!" rengek Ryena, sambil menarik-narik salah satu lengan Juna.

"Ya udah, ayo."

Senyum Ryena merekah di wajah cantiknya. "Berangkat sore ini, ya?!" pintanya.

"Eh, gue baru inget! Kemaren si Cio anak kelasan gue bilang, sore ini ada ajakan balap motor dari anak Kirin High School!" ucap Raehan. Baru ingat soal apa yang lupa ia sampaikan, setelah mendengar Ryena menyebut-nyebut 'sore ini'.

"Kirin High School? Sekolah internasional itu?" tanya Juna, dibalas anggukan oleh Raehan. "Siapa orangnya?" tanyanya lagi.

"Kalau nggak salah namanya Noel."

"Noel Kazama? Dia kan anak komplek gue," ujar Ryena, membuat atensi semua orang di markas tertuju padanya.

"Oh iya?" tanya Juna lagi.

Ryena mengangguk. "Gue udah kenal dia sama temen-temen satu gengnya dari kecil karena kita semua satu komplek. Tapi kenal doang, gak akrab. Mereka semua blasteran Jepang-Indo."

"Tumben mereka nantang kita balap?" tanya Beni, sama herannya dengan Juna dan yang lainnya. Selama ini, geng mereka memang sering mendapat ajakan balap motor dari siswa sekolah lain. Tapi baru kali ini ada ajakan balap dari siswa Kirin High School yang merupakan salah satu sekolah internasional di Jakarta.

"Gue juga kaget pas si Cio bilang soal itu semalem," ujar Raehan. "Gimana? Terima gak?"

"Terima. Gue penasaran," ucap Juna. Ia menoleh menatap Ryena lagi, "lo tau sosmednya si Noel Noel itu?"

"Thisisnoel," ujar Ryena. Juna hendak mengetik sesuatu di ponselnya, tapi terurungkan gara-gara Ryena menarik-narik lengannya lagi. "Jadi kapan ke pantainya?"

"Malem ini. Selesai balap gue balik dulu, abis itu baru jemput lo," sahut Juna, disambut sorakan kesenangan gadis di sampingnya.

"Mau ke pantai? Gue ikut dong," ucap Daniel tiba-tiba.

Babu || Kim Junkyu (Re-write)Where stories live. Discover now