Bab 9

108 21 1
                                    

Author's POV

Semalam, Juna pergi begitu saja setelah menangis terisak-isak di bahu Naya sampai membuat Naya merasa terenyuh. Hanya satu kata yang ia ucapkan sebelum pergi. Maaf. Dan siang ini, Naya dibuat keheranan oleh sikap laki-laki itu. Karena entah kenapa Naya merasa ada yang berbeda dengan sikapnya.

"Ma-maaf, aku nggak sengaja," ucap Naya panik, waktu tanpa sengaja membuat jus jeruk di hadapan Juna tumpah sampai mengenai salah satu tangan laki-laki itu.

Jadi, Naya menaruh nampan berisi makan siang di depan Juna. Karena pikirannya penuh dengan berbagai hal soal apa yang terjadi semalam, Naya jadi banyak termenung sejak tadi. Jadilah nampan yang dibawanya menyenggol gelas berisi jus jeruk yang ada di depan Juna sampai akhirnya tumpah mengenai salah satu tangan laki-laki itu yang ada di atas meja. Naya menundukkan kepalanya dengan takut-takut, siap menerima amukan Juna. Tapi ternyata ...

"Lain kali hati-hati," ucap laki-laki itu dengan santainya, seraya menyeka tangannya yang basah dengan tissue.

Hal itu membuat Naya langsung menatapnya dengan tatapan penuh keterkejutan. Begitu pula Farhan dan Beni yang langsung membelalakkan mata dan saling menatap keheranan.

"Juna, aku boleh ke perpus? Mau baca materi hafalan buat tes lisan setelah jam istirahat," izin Naya. Sesaat kemudian Juna mengangguk tanpa menatap wajah Naya sama sekali. Dan akhirnya Naya bergegas pergi dengan semakin banyak tanya dalam benaknya. Ada apa dengan Juna?

"Lo kenapa dah, Jun?" tanya Farhan sambil menyentuh dahi Juna. Barangkali ada yang tak beres dengan kawannya itu.

Yang disentuh malah tiba-tiba kelihatan kikuk. "Ke-kenapa apanya?"

"Sikap lo ... aneh," ucap Beni sambil menatap wajah Juna dengan tatapan penuh selidik.

"Biasanya lo pasti udah naik pitam kalau kesiram jus jeruk kaya gitu. Tumben-tumbenan sekarang santuy?" tanya Farhan lagi.

"Lagi gak pengen marah-marah," sahut Juna asal. Ia lantas beranjak dari duduknya dan tiba-tiba melangkah pergi. Padahal makan siangnya sama sekali belum disentuhnya.

Farhan dan Beni sama-sama memperhatikan waktu Juna mampir untuk membeli minuman botolan sebelum melangkah pergi dari kantin. Dan ternyata kedua kakinya membawanya menuju perpustakaan.

Juna keheranan sendiri, kenapa juga dirinya ke sini? Ia merasa harus memberi Naya penjelasan soal apa yang terjadi semalam, tapi di sisi lain dirinya tiba-tiba merasa ciut untuk berhadapan dengan gadis itu. Karena itu ia mondar mandir di depan pintu perpustakaan, berniat masuk tapi diurungankannya, begitu terus sekitar 20 kali. Sampai akhirnya ia malah berlari ke arah tangga untuk menuju rooftop dan mengurungkan niatnya untuk menghampiri Naya.

"Sumpah lo tuh ngapain sih?!" Juna bicara pada dirinya sendiri. Baru kali ini ia meerasa konyol begini.

Klek!

Waktu membuka pintu untuk menuju ke rooftop, ia terperanjat dengan mata membulat sempurna karena ternyata gadis yang ingin dihampirinya ada di sana.

Naya duduk di atas bangku tak terpakai yang ada di rooftop, dengan meja tak terpakai juga di hadapannya.  Ternyata gadis itu sedang makan siang sambil membaca sesuatu di buku paket miliknya.

Awalnya, Juna hendak berbalik perlahan sebelum Naya menyadari kehadirannya. Karena anehnya jantung Juna berdebar tak karuan. Tapi gadis itu terlampau menyadari keberadaannya, sampai sontak berdiri dengan mata membelalak.

"Ju-juna?" panggilnya kaget.

Alhasil, mau tak mau Juna melanjutkan langkah dan mendekat ke arah Naya sesantai mungkin. "Katanya mau ke perpus, kok di sini?"

Babu || Kim Junkyu (Re-write)Where stories live. Discover now