"Siapa namanya?"

"Aku bahkan nggak inget nama aslinya. Tapi anak-anak di lingkungan aku biasa panggil dia dengan sebutan 'Aiur'. Karena dia kalau bicara suka heboh banget sampai air liurnya muncrat-muncrat."

Lagi-lagi gelak tawa Naya dan Noel bersahutan.

"Terus sekarang kamu masih berhubungan sama si Aiur itu?"

Naya menggeleng. "Dia cuma tinggal sebentar di lingkungan aku. Kalau nggak salah sih cuma beberapa bulan," ujarnya. "Kalau kamu gimana? Kapan pertama kali jatuh cinta?" Kali ini giliran Naya yang bertanya.

Noel diam sejenak. "Konyol nggak sih, kalau baru ngerasain yang namanya jatuh cinta setelah belasan tahun hidup?"

"Kamu baru ngerasain jatuh cinta?" tanya Naya tak percaya.

Noel mengangguk seraya menggaruk kepalanya yang sama sekali tak terasa gatal. "Aku nggak pernah ngerasa tertarik sama perempuan manapun. Sampai Mama dan Papa curiga dengan mikir jangan-jangan aku naksir temen satu geng aku yang semuanya laki-laki—"

Pfftttt!

Naya tak kuasa menahan tawa. "Sampai segitunya?"

"Iya. Bahkan aku sempet khawatir sendiri. Gimana kalau ternyata aku memang nggak tertarik sama perempuan? Tapi untungnya, belum lama ini ada satu perempuan yang bikin aku ngerasain perasaan yang belum pernah aku rasain sebelumnya."

Naya langsung sedikit mengubah posisi duduknya menjadi menghadap Noel. "Jadi siapa cinta pertama kamu itu? Pasti cantik banget, ya?" tanyanya penasaran.

Noel mengangguk. "Cantik banget. Bukan cuma parasnya, tapi hatinya juga," ucapnya, seraya menatap sepasang mata Naya dan tiba-tiba kelihatan gugup.

"Wow ... siapa sih orangnya? Anak sekolah kamu, ya? Aku mau liat dong fotonya!" Naya tentu sepenasaran ini setelah mendengar pengakuan Noel yang baru pertama kali jatuh cinta setelah belasan tahun hidup. Kira-kira siapa gadis yang berhasil membuat laki-laki itu jatuh cinta setelah belasan tahun lamanya?

"Serius mau liat?" tanya Noel. Pipinya tiba-tiba bersemu merah, membuat Naya gemas karena yakin bahwa ia salah tingkah karena mereka membicarakan cinta pertamanya.

Naya mengangguk cepet-cepet dengan penuh antusias. Tapi kemudian ia tertegun waktu Noel menunjukkan sebuah foto di ponselnya.

"Nih ...."

Noel menunjukkan foto Naya yang sedang menulis di bangkunya. Ia dikirimi foto itu oleh Cio yang satu kelas dengan Naya. Selama beberapa saat Naya bergeming. Berpikir mungkinkah ini bagian dari mimpi indah karena belakangan ini ia selalu terpaku di gerbang setiap pulang sekolah dan menatap ke arah di mana Noel biasa berdiri menunggunya? Singkatnya, Naya mulai merasa rindu pada Noel entah sejak kapan.

"Ke—kenapa dia mirip aku?" tanya Naya. Ia tentu akan kelihatan konyol karena bertanya begini. Tapi ia tak ingin langsung menyimpulkan apa maksud Noel.

"Karena ini emang kamu," sahut Noel. Jantungnya berdebar tak karuan, sampai rasanya ia ingin mengubur diri saking gugupnya.

"Aku ... kan mau liat foto cinta pertama kamu," ucap Naya yang juga jadi gugup seketika karena situasi tak terduga ini.

"Ya ini orangnya. Perempuan yang bikin aku tau rasanya jatuh cinta. Cinta pertama aku," ucap Noel.

Lidah Naya mendadak kelu sesaat. Pikirannya mendadak kosong sebelum akhirnya mulutnya berucap lagi. "Bercanda, ya?"

Noel menggeleng.

"Nggak ada hal yang bisa jadi alesan untuk bikin kamu jatuh cinta sama aku." Naya bicara dengan wajah tertunduk, seraya memainkan kuku-kuku jari tangannya.

Babu || Kim Junkyu (Re-write)Where stories live. Discover now