Chapter 22 - Saw the Future

398 70 25
                                    

"Dal Mi." Ia kembali bersuara lagi, namun dengan pelan dan hati-hati, tidak ingin si kucing garong terganggu.

"Apa?" Yeong Dal Mi menguap, tidak ingin menatap kekasihnya jika ia hanya akan bertanya pertanyaan bodoh lagi.

"Berjanjilah padaku kalau kita akan menikah setelah semua ini berakhir."

***
Update ini && bab dibuat khusus untuk ulang tahun Kim Dokja, 15-2-2024. ♡ aku hadiahkan bab ini, khususnya fanfic ini (dan seluruh fanfic-ku di noveltoon) hanya untuk Kim Dokja seorang.

Terima kasih sudah hadir, Kim Dokja. You deserve anything, everything in this world.<3

Happy reading! Maaf kalau ada kata-kata yang salah, mohon dikoreksi.
***

Kalimat yang dilontarkan Kim Dokja benar-benar diluar prediksinya.

Dia pikir Kim Dokja hanya akan mengetesnya dan terus bertanya sampai dia memukul kepala Kim Dokja dengan keras, namun ternyata salah.

"Tidak mau, ah." Kata Yeong Dal Mi dengan tegas.

"Eh? Kenapa? Aku kira kau mencintaiku." Kim Dokja memanyunkan bibirnya dengan manja.

Oh, tidak. Wajah pria itu sangat lucu, dan anehnya begitu imut. Mungkin ini adalah salah satu trik rahasia Kim Dokja untuk memanipulasi Yeong Dal Mi, dengan menggunakan Puppy Eyes-nya.

"B-Bukan seperti itu, dengarkan aku dulu!" Kata Yeong Dal Mi dengan frustasi, wajahnya memerah.

"Lalu? Kenapa?" Pria yang memeluknya itu mengecup pucuk hidungnya sekali.

"Aku..."

"Katakan saja."

"Aku berencana akan menikah denganmu saat dunia sudah kembali seperti semula." Yeong Dal Mi sedikit tersenyum.

Pupil mata mereka berdua bertemu, wajah mereka sangat dekat karena mereka tidur di tenda yang sama. Kedua alis Kim Dokja agak terangkat, menandakan kalau dia ingin tahu mengapa kekasihnya berkata demikian.

"Aku tidak ingin kita bahagia sendirian, itu egois. Aku ingin mencintaimu dengan cara yang berbeda, kali ini..." Dia berhenti sejenak di kalimatnya, menghela nafas.

"Aku juga ingin semua orang merasakan kebahagiaan, tidak hanya kita." Ucap Yeong Dal Mi, melanjutkan kalimatnya.

"Apa yang kau maksud dengan kata 'kali ini,' kau pernah mencintaiku... sebelumnya?" Kim Dokja mengangkat alisnya.

Tangannya yang besar dan kasar meraih tangan sang empu, obrolan mereka mulai menjadi serius, dari yang awalnya hanya sekedar obrolan sebelum tidur saja.

"Apa kita pernah bertemu sebelum semua ini dimulai?" Kali ini, pria itu sedikit memiringkan kepalanya.

Nampak bahwa dia cukup penasaran pada kekasihnya ini. Lalu, jika dipikir-pikir kemunculan kekasihnya sangat janggal.

Yeong Dal Mi tahu segalanya, seakan-akan dia telah melihat ending dari cerita ini, seakan-akan dia adalah karakter utama.

Yang nyatanya bukan.

"Dokja, apa kau tahu..." Lagi-lagi, Yeong Dal Mi menghentikan kalimatnya.

"Aku lebih tahu segalanya darimu."

Itu adalah kalimat sebenarnya yang ingin Yeong Dal Mi ucapkan. Akan tetapi, sampai kapan pun tidak akan pernah disampaikannya. Sekali pun dirinya sedang terdesak, dia harus mencari cara agar bisa membuat alasan yang masuk di otak.

"Ah, tidak. Aku rasa aku hanya merasa dejavu karena kau agak mirip dengan seseorang yang aku kenal." Yeong Dal Mi berusaha meyakinkan.

"Siapa it-" Saat ingin bertanya, kalimat Kim Dokja diputus oleh Yeong Dal Mi.

"Sudahlah, tidur saja. Kita tidak tahu apakah disaster selanjutnya lebih mengerikan atau tidak." Gadis tersebut melepaskan jari-jemari milik kekasihnya yang membaluti telapaknya, dan tidur dengan membalikkan badannya.

Kim Dokja menatap punggung Yeong Dal Mi dari belakang. Malam ini, banyak sekali hal yang terbesit di dalam pikirannya. Siapa orang yang dimaksud? Mungkinkah kalau Yeong Dal Mi bekerja di kantornya? Tidak, atau yang dimaksudnya bukan Kim Dokja itu sendiri melainkan pria lain yang pernah berkencan dengan Yeong Dal Mi? Raut wajahnya campur aduk. Cinta- sungguh bisa membuat seorang seperti Kim Dokja gila; ia yang sama sekali tidak pernah merasakan perasaan itu, sekarang malah merasakannya.

Rasanya aneh sekali. Seperti bukan kenyataan saja.

Saat Kim Dokja tertidur pulas, dia mulai bermimpi. Dalam mimpinya, dia melihat seorang gadis berwajah cantik dan misterius, yang tampaknya seluruhnya terbuat dari cahaya. Gadis itu juga terlihat menatapnya dengan senyum lembut dan penuh cinta... kepada kekasihnya.

Kim Dokja merasa sedikit terkejut dengan kemunculan gadis misterius itu yang tiba-tiba. Meski begitu, dia segera mulai merasakan cinta yang aneh dan luar biasa padanya, dan dia mendapati dirinya ingin berlari ke arahnya, memeluknya erat-erat. Jantung Kim Dokja mulai berdetak semakin cepat, dia perlahan-lahan mulai kehilangan kesadaran, seolah dia ingin bersama gadis misterius itu.

Selamanya.

***

Kim Dokja terbangun tengah malam karena dia kehilangan gadis di mimpinya itu. Dia bermimpi kalau gadis itu selalu mengawasinya dari jauh, mengagumi, mendambakan dirinya bertahun-tahun.

"Dal Mi... aku memimpikan seorang gadis yang cantik. Dia juga mempunyai kekasih yang mirip denganku." Kim Dokja bergumam sendiri.

Pupil hitam legam pria tersebut menatap pada punggung Yeong Dal Mi yang tidur membelakanginya.

"Kisah hidupnya sangat memilukan. Kekasihnya sangat romantis, tapi sayangnya, mereka harus memilih membuat diri mereka menderita dengan mengorbankan satu sama lain."

Kim Dokja tidak peduli apakah Yeong Dal Mi akan mendengarnya atau tidak, tapi dia harap ia tidak akan mendengarnya.

"Karena hanya itu cara bertahan hidup di dunia yang kejam milik mereka."

"Aku takut... takut kita juga akan berakhir seperti itu. Akankah...?"

Kim Dokja mulai merasakan matanya berair, dia buru-buru menghapusnya. Dia tidak secengeng ini sebelumnya.

"...Dokja." Yeong Dal Mi yang mendengar semuanya membalikkan tubuhnya menghadap Kim Dokja.

"Tidurlah. Jangan pikirkan apa-apa lagi sekarang." Ia menarik Kim Dokja ke dalam pelukannya, tepatnya di antara belahan dadanya.

Kim Dokja menyembunyikan wajahnya didalam pelukan hangat milik Yeong Dal Mi. Dia terlalu terlarut dalam manisnya cinta, sampai tak sengaja meneteskan setetes air mata.

"Kita tak akan sengsara dan menderita. Kali ini percaya padaku. Karena aku akan selalu jadi sayap pelindungmu."

"Aku akan jatuh hati untukmu, tidak peduli apa pun yang semesta ini lakukan; aku akan mencintaimu." Malam ini Yeong Dal Mi benar-benar membuat Kim Dokja kewalahan dengan tingkahnya.

Gadis itu-dan pria yang disebutkan oleh Yeong Dal Mi yang mirip dengan Kim Dokja, ternyata itu adalah mereka. Betul, Kim Dokja dan Yeong Dal Mi itu sendiri. Dalam tidurnya, Kim Dokja memimpikan masa depan mereka berdua yang suram, yang saling menggantungkan. Hampir tidak ada secercah cahaya pun, hanya gadis itu yang bersinar; Yeong Dal Mi. Hanya dia yang bisa menyelamatkan Kim Dokja, dengan cara apa saja walau dengan cara yang gila.

Dalam mimpinya, Yeong Dal Mi selalu ingin bersamanya. Itulah yang membuat pria bersurai hitam halus sehalus sutra itu khawatir.

Jika masing-masing orang memiliki 'penulis' untuk menuliskan kisah hidup mereka, bisa jadi yang menulis kisah mereka berdua ini adalah orang brengsek yang sangat gila.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Feb 20 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

𝐁𝐎𝐑𝐍 𝐓𝐎 𝐒𝐔𝐑𝐕𝐈𝐕𝐄. ᴷⁱᵐ ᴰᵒᵏʲᵃ ˣ ᴿᵉᵃᵈᵉʳWhere stories live. Discover now