7.

1.3K 196 20
                                    

Selamat Membaca
Vote dan komen gpp
💕

Beriringan kicau canda tawa para bocah, percakapan antara orang tua terjalin, menggali topik disekitaran kegiatan yang dijalani. Jin menuturkan betapa kewalahan mengatur peran sebagai CEO di Perusahaan frozen food-nya dan sebagai seorang Ayah plus suami di rumah. Ia sempat-sempatnya membual, dibandingkan mengurus buah hati, lebih susah menjaga kewarasan si Ibu Rumah Tangga, Sooji. Yang satu ini sukses membuatnya memperoleh cubitan maut sang isteri.

Lalu Jina, kakak tertua Kim mengungkapkan semangatnya saat turun langsung merawat Niki dan Riki tanpa mengorbankan pekerjaan yang digeluti, yakni menjadi model. Bersama Hyunwoo selaku kepala keluarga yang ikut adil, ia memamerkan kerjasama apik mereka. Salah satu contohnya, lewat mencocokan jadwal, ia hanya menyetujui job yang menguntungkan, seperti di tanggal suaminya senggang untuk mengasuh, dan tempat pemotretan berada di dalam kota. Ketika kondisi berbalik, ia siap mengambil tugas menjaga duo Ki secara penuh. Biasanya hal ini terjadi saat sang suami yang merupakan Choreographer tetap di salah satu Agensi, didera kesibukan, terutama mendekati comeback grup di bawah naungan Perusahaan.

Jina dan Hyunwoo meraih banyak apresiasi lewat acungan jempol dan tepuk tangan.

Sementara itu, jauh-jauh dari kesibukan, Jicheol dan Eugene menikmati masa tua dengan bergelimang uang hasil sewa gedung dan Apartemen yang telah dipersiapkan kala muda. Pasangan tersebut bersenang-senang, membeli barang yang dibutuhkan, memakan makanan yang diinginkan, dan pergi kemana pun yang diimpikan. Sungguh masa depan yang membuat iri sekaligus menginspirasi.

Giliran Jisoo yang bercerita. "Selain menggarap dua drama dan satu film yang diharapkan selesai syuting akhir tahun nanti, aku juga sedang meninjau beberapa naskah baru."

Jennie menyimak sambil menatap pahatan sempurna side profile Jisoo. Di momen yang sama, ia mengagumi kinerja isterinya itu.

"Oh iya, dan tidak ketinggalan, pekerjaanku yang tidak kalah penting di hari libur, yakni menjadi babu anak-anak," tambah si Momma menyalakan gelak tawa dan seruan setuju dari mayoritas yang mengalami.

Jennie melirik isterinya lalu membenturkan bahu ke bahu, tindakan menegur halus supaya wanita itu menyaring ucapan. Kata babu terlalu kasar, walaupun benar adanya. Ia hanya dibalas cengiran sok imut si hidung mancung.

"Kalau Nak Jennie bagaimana?"

"Belakangan ini sedang sibuk-sibuknya, Eomma. Sangat menguras tenaga dan pikiran, serta semakin banyak menyita waktu istirahat malam demi persiapan fashion show rancangan terbaru pada bulan Februari mendatang."

Jisoo meremas paha isterinya, bentuk rasa bangga atas pencapaian si cinta di hidupnya selama ini. Perlakuan kurang senonoh Jisoo tersebut diladeni setimpal. Menggunakan siku, Jennie menyikut perut kerasnya, menyebabkan abs seksi di sana berdenyut tak nyaman.

"Ih, Babe," cicit si paling teraniaya.

Semanis-manisnya Jennie, ia tetaplah kucing liar yang kejam.

"Tapi anak-anak tidak sampai terabaikan, 'kan, Nak?"

Jennie paham ibu mertuanya memiliki kekhawatiran, dan bukan perkara sulit baginya untuk memberi penenangan lewat kata-kata berisi fakta. "Tentu tidak, Eomma. Aku sudah punya aturan sendiri. Pagi, aku menemani anak-anak bersiap dan sarapan, pun mengantarkan ke sekolah. Di sore hari, selesai atau tidak pekerjaan, pada pukul 5, aku akan pulang demi mereka. Mengingat sekarang Jisoo lebih banyak di luar kota, aku wajib memberikan dua kali lipat kasih sayang sebelum terjadi kekosongan yang berujung kesedihan."

Para ibu terenyuh mendengar yang Jennie lalui. Itu jelas tidak mudah. Berlomba-lomba mereka menyanjung Jennie, memanjakannya oleh pujian dan tuturan penyemangat.

Baby, It's Cold Outside - JENSOO Where stories live. Discover now