6

1.2K 207 12
                                    

Selamat Membaca
Vote deh ya, serius gpp
💕

Jennie kesulitan mengendalikan konsentrasi ketika pelengkap jiwanya dicuri dan dikuasai oleh dua buah hati.

Jisoo duduk diapit Ruka dan Minji yang berlomba memperoleh perhatian. Mulanya si bungsu tidak mau jauh-jauh, masih ingin dilayani Mommanya. Lalu Ruka menolak kalah atau mengalah. Alhasil, sulung Kim tersebut nimbrung. Jika Minji bisa, maka ia pun harus, pikirnya.

Di saat itulah, seharusnya Jennie berbahagia dapat mengunyah makan malam berupa daging lezat dengan tenang. Tapi sebaliknya, ia justru merasa terasingkan di samping Ruka sambil batin larut mengomentari setiap tingkah polah ketiga manusia kesayangan yang ada kalanya paling menjengkelkan. Ia meyakini, ia cemburu kepada Jisoo lantaran anak mereka dekat dengannya. Namun, tidak seperti yang diyakini, kenyataan menjelaskan situasi yang sebaliknya, apalagi tatkala menonton adegan romantis secara langsung tiga Kim itu.

Dih, apaan sih Minji, masa begitu juga harus oleh Mommanya?

Ruka lagi apa-apaan? Sudah besar masih manja ke Mommanya?

Ya ampun! Hanya minum, Minjiiii! Kenapa harus Mommamu yang mengambilkan?

Astaga nagaaa, Ruka! Kau punya tangan! Ambil mericamu sendiri!

Aduh, aduh. Pake gelendotan segala si kecil itu?

Ini lagi yang besar, kenapa pula sender-sender ke Mommanya? Sandaran kursi tak cukup, 'kah?

Si Jisoo lagi, mau-mau saja menuruti ini itu.

Yak! Kim Jisoo lihat aku!

"Sudah berapa lama Nak Jennie mengambil cuti?" Eugene mengubah arah fokus Jennie, untunglah.

"Sudah seminggu, Eomma."

"Kalau Jisoo?"

"Jisoo baru dua hari, termasuk hari ini. Itu pun rencananya dia akan kembali ke Jeju untuk bekerja tepat di hari ketiga sesudah tahun baru."

"Wah, sibuk sekali anak itu."

"Iya. Katanya, ada project yang ditargetkan tayang paruh kedua tahun ini." Mulut si Kucing berpipi mandu menjawab mertuanya, tetapi mata melirik terus ke isterinya.

Hal yang dipahami Eugene sampai tersenyum geli atas tingkah menantunya. "Pantas anak-anak lengket sekali ke Mommanya, sedang menikmati quality time sebelum ditinggal lagi sepertinya. Kau, Nak Jennie, sabar ya, mengalah dulu. Kan ada gilirannya saat anak-anak tidur nanti."

Jennie berpaling, terbelalak di depan wanita paruh baya yang memiliki kemiripan super dengan isterinya, walaupun menurutnya, Jisoo lebih cantik, memikat dan menggairahkan. "Apa, Eomma?" cetusnya gelagapan, mandu putih di wajahnya alih warna menjadi merah muda.

Eugene tergelak pelan, rupanya Jennie tidak sadar akan tatapan yang seolah siap membumihanguskan anak-anak yang bermanja pada Jisoo. Aksi Eugene mengundang keingintahuan suami di dekatnya.

"Apa? Apa? Ada apa?"

Eugene mendorong dahi lelaki tua itu dan mencibirnya ketus, "kepo!" Tetapi tawanya bersambung kala mendapati Jennie salah tingkah.

Oh, sejelas itu, ya?

Menaikkan pandangan, si Mommy Jen kembali memelihara atensi ke arah anggota keluarga intinya. Jujur, cara Jisoo mengurus anak mereka kali ini mengesankan, tetapi Jennie juga butuh perhatian.

Risiko punya dua bocil, si mandu menekan ego.

"Makan dulu, jangan terus-terusan ponsel," tegur Jisoo kepada Minji yang mau makan asalkan menonton Shorts - Youtube. Jika tidak diperbolehkan, anak itu mogok makan, atau yang paling parah siap merengek mau pulang. Cari aman, Jisoo membiarkannya setelah mendapat izin Jennie, juga bernegosiasi dengan si bungsu itu sendiri, boleh menonton di ponsel, asalkan makan banyak. Namun, sudah bermenit-menit, makanan Minji tidak jua ludes.

Baby, It's Cold Outside - JENSOO Where stories live. Discover now