05.

43 16 5
                                    

Y/n bangun, lebih tepatnya terbangun. Kepalanya terasa sangat pusing, hidungnya juga terasa mampat. Sejenak ia terlihat sedikit memijat-mijat kepalanya, berharap rasa pusingnya bisa sedikit mereda.

Ia lalu mengambil handphone miliknya yang tergeletak di atas meja belajarnya. Jam sudah menunjukkan pukul 01.27 pagi. Seketika ia langsung membelalakkan matanya, "Gila.. gua tidur... 7 jam?"

Buru-buru ia langsung beranjak dari tempat tidurnya untuk menyalakan lampu dan berjalan ke arah pintu kamarnya.

Y/n memunculkan sedikit kepalanya keluar dari pintu untuk mengintip. Ia menengok ke kanan dan ke kiri, memastikan keadaan di luar kamarnya. Sunyi, terlihat beberapa lampu sudah dimatikan, "Kayaknya semua abang udah pada tidur deh."

"Duh, gua laper banget." lanjutnya sembari memegang perutnya yang terasa melilit.

Namun y/n tak peduli dengan itu, ia langsung kembali masuk ke dalam kamarnya, tak lupa juga untuk menguncinya.

Di atas tempat tidurnya, ia sibuk berkutat dengan handphone nya. Terlihat sedang membuka salah satu roomchat.

Ia terlihat sedang mengetik sesuatu di handphone nya.

♡♡♡

"LU GILA YA?! GUE BARU MELEK UDAH DI SAMBUT 70 PESAN BELUM DIBACA SAMA 30 PANGGILAN TAK TERJAWAB!" teriak Adena kesal sembari membuka kaca helm nya. Ia juga membenarkan posisi helm nya yang tidak pas karena dipakai terburu-buru tadi, ia lalu menatap nyalang ke arah y/n.

Sementara yang ditatapnya hanya cengar-cengir tak berdosa sembari menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Malah nyengir kuda lagi lu! Gue tadi sampe jatoh dari kasur tau gak gara-gara kaget denger hp gue bunyi mulu!"

"Ya maaf. Habisnya gua bingung mau minta tolong ke siapa lagi kalo bukan ke lo, Den."

Adena mendelik, "Hadeh, emangnya ada apaan sih? Tumbenan banget lu mau dateng pagi-pagi buta ke sekolah. Mau ngegantiin job nya Mang Asep ya lu?"

"Ceritanya panjang, gua ceritain sambil jalan aja." ucap y/n sembari menaiki motor milik Adena.

"Buset dah. Lu mau cerita apa bacain script film, panjang gitu."

"Udah ah jalan dulu buru! Keburu ketauan sama abang-abang gua ntar!"

"Hadeh, iya deh iya."

♡♡♡

"Jadi lu spam chat sama call gue cuma gara-gara itu?"

Y/n mendengus, "Iya."

"Si anjir, gue kira kenapa," Adena melengos. "Ya tapi kalo gue jadi lu juga bakal kesel sih." lanjutnya.

"Ya kan. Masih kesel banget gua Den."

"Yaudah biar, mungkin Bang Ni-ki lagi khilap aja itu."

"Eh, tapi Bang Jake sweet banget jir. Jadi iri gua sama lu," lanjut adena sembari senyum-senyum sendiri.

"Ah, udah biasa yang kayak gitu mah. Apalagi Bang Heeseung."

♡♡♡

Suara deru motor yang ditumpangi Adena dan y/n berhenti tepat di depan gerbang sekolah. Terlihat benda tinggi tersebut masih tertutup dan tergembok dengan rapat.

"Anjirlah, masih ditutup pagernya. Ini kita masuknya gimana?" seru Adena begitu melepaskan helm nya.

"Apa mau coba lewat pager belakang aja?"

Adena dengan cepat menggelengkan kepalanya kuat-kuat, "Ogah, ah! Serem jir! Mana masih gelap gini."

"Ya terus gimana dong?"

"Ya mana gue tau???" Adena mencebikkan bibirnya lalu mengangkat kedua bahunya.

Y/n mendengus, ia tampak kembali berpikir sejenak dan melihat ke sekeliling. Seutas ide gila muncul di kepalanya.

♡♡♡

"LU BENERAN UDAH GILA YA, JING?" Adena berseru marah.

Bagaimana tidak, sekarang mereka berdua tengah memanjat pohon mangga yang berada disamping tembok pagar sekolah.

"Ssttt! Jangan berisik bego! Nanti kedengeran sama orang!"

"Ya lu pikir aja jinggg! Kita sekarang udah kaya maling tau gak?!"

"Kospley lebih tepatnya," jawab y/n santai.

Adena yang dengan susah payah terlihat berpegangan pada batang pohon langsung memelototi y/n, "Orang mah dimana-mana kospley anime, lah ini kospley maling. Gak ada cakep-cakepnya."

"Kalo kata orang bijak, 'berani beda'." jawab y/n tersenyum bangga.

"Cot, ah! Bijak-bijak, bajak noh"

"Lo tuh, bajak sawah."

"Dikira gue kebo, bajak sawah."

"Mirip."

"Anjing?!" Adena kembali melotot.

Setelah aksi memanjat pohon dan berdebat panjang, mereka akhirnya sampai dibagian atas pohon.

Y/n dan Adena menjadi salah fokus karena melihat banyak buah mangga yang bertengger diatas dan disamping mereka.

"Jir, banyak banget mangganya. Mana keliatannya udah pada mateng-mateng semua," Adena tampak kagum dengan apa yang dilihatnya.

Ia lalu terlihat sedang ingin membuka tas nya. Y/n yang melihatnya mengerutkan dahinya bingung, "Eh, mau ngapain lo?"

"Ngambil mangga lah, apalagi. Rejeki depan mata masa mau ditolak," jawab Adena santai, tangan lincahnya bahkan sudah mengambil beberapa buah mangga.

"Emangnya gapapa kalo kita ambil?"

"Ya gapapa lah, ini kan pohon mangga liar bukan punya sekolah"

"Lo emang tau darimana kalo ini bukan punya sekolah?"

Adena kemudian tampak menunjuk ke arah bawah pohon dengan jari telunjuknya, "Ya lu liat aja, orang tumbuhnya aja diluar sekolah."

Manuk akal juga.

"Gua juga mau deh, lumayan buat dimakan nanti pas istirahat," y/n yang awalnya tampak ragu akhirnya juga ikut mengambil mangga.

Adena menyikut pelan lengan y/n dan berbisik, "Sekalian ambil yang banyak y/n, ntar kita jualin ke anak-anak. Mayan kan dapet cuan."

"Eh, iya juga ya HAHAHA"

"HAHAHA"

"HEH, SIAPA ITU DIATAS POHON?! HANTU YAH?!"

♡♡♡

My Brother's ENHAWhere stories live. Discover now