Shimai - 09

3.8K 423 52
                                    

.
.
.
.
.


"Zi, buka pintunya sayang, kakak minta maaf"

Sedari setengah jam yang lalu Chika masih berusaha mengetuk pintu kamar yang dikunci Azizi dari dalam. Tadi Azizi benar benar langsung pergi dari cafe tempat perayaan ulang tahunnya tanpa mengucapkan apa apa.

Shani meminta Chika menyusul Azizi pulang, takut adiknya itu kenapa kenapa karena ia pergi dalam keadaan marah.

Sampai di Apartemen ternyata Azizi langsung masuk kamar dan mengurung diri disana, Chika berusaha menjelaskan dan meminta Azizi keluar namun hasilnya nihil, tak ada sahutan apapun dari dalam sana.

"Zizi, plisss, dengerin penjelasan kakak"

Karena hari yang sudah sangat larut, dan Chika pun merasa tubuhnya lelah karena sedari siang mempersiapkan acara ulang tahun adiknya yang gagal itu akhirnya memutuskan untuk istirahat dan masuk kedalam kamarnya. Mungkin besok ia akan mencoba membujuk Azizi lagi, siapa tau esok hari emosi Azizi sudah stabil dan sudah bisa diajak bicara.

Sementara di dalam kamar, Azizi tengah terisak sambil memeluk boneka dinosaurus kesayangannya.

"Hiks, harusnya aku bahagia dihari ulang tahun aku, tapi kenapa jadi begini?" Gumamnya

"Aku emang masih kecewa sama dia, tapi aku juga gak mau dia kenapa kenapa, bahkan sekarang sekarang ini rasa kecewaku sudah mulai pudar karena kasih sayang dan perhatian perhatian yang selalu dia kasih hiks,"

"Mama papa, maafin zizi yang masih belum bisa ngontrol emosi, maaf malem ini zizi marah lagi sama kakak hiks"

Lelah menangis, akhirnya azizi mulai memejamkan mata dan terlelap ke alam mimpi.

***

Pagi pagi sekali Azizi sudah siap mengenakan seragam untuk berangkat sekolah. Hari ini ia sengaja bangun lebih awal dan pergi lebih dulu agar bisa kabur dari Chika.

"Dek"

Panggil Chika saat melihat adiknya membuka pintu, Azizi hanya menoleh sebentar lalu melanjutkan langkahnya keluar dari Apartemen dan memutuskan untuk berangkat sekolah menggunakan taxi yang sebelumnya sudah ia pesan.

Usaha Azizi untuk kabur alias pergi sekolah duluan dari Chika memang berhasil. Namun ketika baru menginjakkan kaki di koridor, justru dia berpapasan dengan Jinan. Azizi ingin menghindar, namun Jinan sudah lebih dulu menahan.

"Zi, bisa kita bicara?" Ucap Jinan

"Maaf, aku buru buru"

"Sebentar aja, biar kamu gak salah paham lagi"

"Aku buru buru kak!" Ucap Azizi sambil melepaskan tangan Jinan yang menahan tangannya,

"Padahal kakak mau kasih tau alasan kakak kamu nangis di gazebo waktu itu"

Azizi menghentikan langkahnya, ia menoleh ke arah Jinan.

"Nanti pulang sekolah aku tunggu di coffe shop depan" Kata Azizi yang membuat Jinan menampilkan senyum lebarnya.

"Kamu serius zi?"

Azizi mengangguk, "tapi, aku mau cuman kita berdua aja, kak Jinan gak boleh ajak siapa siapa"

Jinan mengangguk mantap,

Setelah mengatakan hal itu, Azizi kembali melanjutkan perjalanannya menuju ke kelas. Saat ia masuk, keadaan kelas masih sepi, ya memang ini masih pagi, biasanya ia tidak berangkat jam segini.

Azizi membuka buku pelajaran hari ini untuk sekedar dibaca baca daripada hanya sekedar bengong sendirian.

"Zoya"

Shimai (END) Where stories live. Discover now