Mawar Merah

82 14 2
                                    

PERINGATAN!

MCD! PANIC ATTACK! ACCIDENT!

Semua kata yang tercetak miring berarti flashback atau kejadian yang telah lampau.

.

.

.

.

.

"Akhirnya, selesai juga!" Taavi meregangkan otot-otot di tubuhnya setelah berhasil menyelesaikan semua pekerjaannya. Dia pun mengemasi barang-barangnya sebelum menyerahkan pekerjaan itu pada atasannya.

Setelah semuanya selesai, Taavi bersiul siul kecil sambil menyusuri koridor yang menghubungkan lift ruangan kerjanya dengan parkiran. Dia menatap sejenak siluet pantulan dirinya di pintu lift basemen sebelum berjalan cepat kearah motor kesayangannya.

"Ah, aku harus mampir ke toko bunga!" Ucapnya ketika teringat pada syarat yang diberikan oleh kekasihnya. "Tapi nanti aku telat." Gumamnya lagi setelah memperhatikan jarum jam di pergelangan tangannya.

Setelah sejenak terdiam tiba-tiba Taavi memutuskan. "Sebaiknya aku langsung pulang, lalu mandi, ganti baju, dan berangkat! Aku kan bisa membeli mawar itu saat dalam perjalanan ke gunung! Ya begitu saja! Sepertinya itu lebih menghemat waktu!" Finalnya tepat sebelum mulai memacu kendaraannya.

Jadi begitulah, demi persyaratan yang diberikan oleh kekasihnya sebagai bentuk ungkapan maaf karena tidak bisa berangkat bersama ke kaki gunung, Taavi mampir ke toko bunga di perjalanan menuju ke pos simaksi.

Namun karena tas carrier nya sudah penuh, Taavi menyelipkan rangkaian buket bunga mawar merah itu didalam jaketnya. Dia pun memacu motor Kawasaki Ninja ZX-25R ABS SE miliknya dengan kecepatan yang sangat tinggi, karena ingin segera sampai di tempat Ardan dan juga teman-temannya.

Brak!

Ckiittt

Grodak

Sraakkk!!!

Prak!!!

Namun naas, karena kencangnya laju motornya, angin yang menerpa tubuhnya pun jadi semakin kuat. Akibatnya rangkaian bunga mawar merah yang terselip di balik jaketnya jadi terbang terbawa angin karena tidak adanya tali yang mengikatnya atau benda apapun yang menahannya agar tetap menempel di badan Taavi.

Dia yang melihat benda itu terlepas dari jaketnya otomatis mengulurkan tangannya untuk menggapainya. Namun karena gerakannya yang begitu tiba-tiba disaat kecepatan motornya masih dalam kisaran 100Km/ jam lebih, ditambah dengan kondisi jalanan yang licin karena gerimis Taavi jadi kehilangan keseimbangan.

Lost (End)Where stories live. Discover now