"Kalian kenapa ribut?"tanya Samudra dengan raut wajah datar membuat kedua laki laki itu cengengesan.

"Gak papa Sam, kita lagi pemanasan buat ribut di dalem, yakan Dan?"ucap Daffa dengan menginjak jempol kaki Aidan.

Ingin berteriak namun mulutnya di bekap oleh Daffa, "Jangan teriak, Dan. Suara antum mirip yang ada di hutan. Maksud ana mirip beruang ngam--UMMI."pekik Daffa dengan memegang tangan yang di gigit Aidan.

"Huek, tangan antum bau sambel uleg terasi. Asin lagi, hii."

Semua itu lantas membuat yang lainnya tertawa kecuali Samudra, laki laki itu menggeleng gelengkan kepalanya dengan wajah datarnya.

"Ada ada saja kelakuan Bang Daffa sama Bang Idan."ucap Arvin menggeleng.

•••

Samudra, laki laki itu tengah berdiri di taman dengan sejadah yang berada di bahu kanannya, nampak laki laki itu sedang menatap sungai kecil yang berada di taman pesantren ini.

"Bunda... Anak perempuan bu Yasmine sangat mirip dengan bunda, kenapa bisa begitu?"

"Samudra tau, Allah mengirimkan perempuan itu untuk Samudra. In Syaa Allah. Samudra akan memperjuangkan dia, gadis bercadar itu, sebelumnya kami pernah bertemu..."

Flashback on

"Iya, nanti saya akan belikan bunga lily untuk adik saya. Tolong beritahu dia, saya akan segera pulang."ucap seorang laki laki yang sedang mengangkat telponnya, ia adalah Samudra.

"Baik, Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh."

Samudra sedang berada di toko bunga, ia sedang membeli bunga untuk pernikahan saudara perempuan nya yaitu, Syafa.

Sekarang samudra tengah mencari bunga Lily untuk adinya, ntah mengapa adiknya sangat suka dengan bunga itu. Akhirnya, ia dapat menemukan bunga tersebut.

Saat hendak membawa bunga itu tiba tiba, secara tak sengaja dirinya menyentuh tangan seorang perempuan.

"Astaghfirullah'aladziim.. Maaf." ucap Samudra dengan menunduk merasa bersalah. Sementara gadis itu menangis sesegukan.

"Hiks, hiks, umma..."lirihnya Samudra yang mendengar itu pun menatap sekilas gadis yang berada di hadapannya.

"Maaf, karena saya lancang menyentuh tangan kamu."

"Hiks, hiks, akhi pergi saja Aya tidak kenapa kenapa."

"Maaf, tapi saya gak bisa tinggalkan kamu saat kamu masih menangis."Samudra semakin sangat bersalah saat ini, apa yang ia lakukan? Ia sudah menyentuh tangan seorang gadis? Kata brengsek cocok untuknya.

Sementara gadis itu menyeka air matanya yang membasahi kain cadarnya.

"Sudah, Aya sudah tidak menangis."ucapnya terdengar baik baik saja, tapi Samudra tau jika perempuan itu bersedih.

"Maaf adek, sekali lagi saya minta maaf. Saya berjanji. Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh."Samudra langsung pergi meninggalkan perempuan itu.

"Wa'alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh. Hiks."gadis itu menatap tangannya yang tersentuh laki laki itu.

"Aku gak gadis lagi dong? Kan tangan aku udah di sentuh sama yang bukan mahram aku. Hiks, Ummaaa!"pekiknya.

Flashback of

Jika Mengingat itu, Samudra jadi kembali merasa bersalah yang berat. Dirinya ternyata menyentuh anak dari Kyai besar Pesantren Al Fatihah? Dan saat itu dirinya, pergi dan tidak bertanggung jawab atas kesalahannya?

Sekarang Samudra merasa yakin, dirinya akan meminang putri dari Kyai Arfa untuk menebus kesalahan dulu. Ya, ia tak mau berdosa.

"Ayah, Bunda, Sam akan menikahi gadis itu."

•••

Malam Harinya, Samudra berada di Koridor Asrama untuk mengecek para Santriwan. Sekarang sudah pukul sepuluh lewat, itu artinya semua penghuni Asrama harus segera tidur.

Di perjalanan, Samudra bertemu dengan Daffa dan juga Kenzo yang sudah pulang dari Mushola Asrama.

"Eh, ada mas bro." sapa Daffa dengan ramah membuat Kenzo menggeleng.

"Daff? Masih waras gak kau?" tanya Kenzo yang sedari tadi heran dengan sikap Sahabatnya.

"Emang Antum pikir, ana gak waras. Iya? Sembarangan ya waras lah, cuma nyapa ramah kok dibilang gak waras. Nyapa kan termasuk adab." jawab Daffa tak terima.

"Tapi aneh aja." celetuk Samudra.

"Aneh kenapa toh, le?" tanya Daffa pada Samudra.

"Le, le, emang samudra anak elu?" sambar Kenzo membuat Daffa menatapnya tajam.

"Ana males debat sama Antum, dari tadi antum ngajak ribut mulu. Gak Aidan, antum juga hobi banget bikin darah ana naik 1000 Volt." ucap Daffa dengan menghembuskan nafas lelah.

"Antum darah tinggi? Kalau 1000 Volt, koid dong antum?" timpal Samudra membuat Daffa menggerang Frustasi sementara Kenzo sudah tergelak tawa di tempat.

"YA ALLAH ANA FRUSTASI!"

...

BERSAMBUNG...

Ada yang Nunggu?

Aku bahagia lho pembaca di Part dua ada 50 Views lebih

Aku up kalau ada ide Alur, kalau gak up Berati aku gak ada ide alur paham?

Jangan lupa Vote and Follow nya ya?

Sayang kalian banyak banyak!

See you 💚

5 April 2024

DICINTAI SEORANG GUSOnde histórias criam vida. Descubra agora