2. Roket Ahmad Yani

90 9 1
                                    

Selamat datang...
Jangan lupa vote dan komen ya kakak" dan adik"... lope yu buat kalian semua️❤️❤️
.
.
.
.
.

30 menit lebih Yani mengendarai mobilnya menuju bandara. Dan sesampainya disana sudah banyak orang menunggu kedatangan nya, setelah memarkirkan mobilnya Yani bergegas menuju pesawat dan juga didampingi oleh prajurit-prajurit.

Yani menoleh ke kiri-kanan mencari seseorang, salah satu prajurit menyadari akan tingkah Yani lantas bertanya. "Ada yang bisa saya bantu pak? barangkali bapak mencari seseorang." tanya prajurit yang bernama Joko.

"Pak Kusumo dimana ya kok tidak kelihatan?." tanya Yani dengan pandangan masih kiri-kanan. Direktur Peral Brigjen N.A Kusumo yang akan mendampingi Yani ke Medan. Joko pun meminta izin untuk mencari keberadaan Pak Kusumo, setelah menemukan keberadaan beliau Joko langsung menghampiri beliau tak lupa memberi sikap hormat.

"Lapor, Pak Ahmad Yani sudah sampai." kata Joko dengan lantang. "Tuntun beliau sampai kesini." kata Kusumo kepada Joko. Setelah menerima perintah Joko langsung memberi tahu kepada Yani. "Pak Kusumo menunggu bapak ditangga pesawat." tutur Joko, Yani sedikit mempercepat langkah tak ingin Kusumo menunggu nya lebih lama lagi.

Sesampainya di tujuan, tak lupa Yani memberi sikap hormat kepada semua prajurit-prajurit dan lainnya. Yani pun langsung mengulurkan tangannya ke Kusumo untuk bersalaman. Kusumo dengan sigap membalas salaman itu tak luput pula dengan senyum yang menampilkan deretan gigi putihnya.

"Maaf sudah menunggu lama." kata Yani dengan senyum tidak enak. "Tidak sama sekali pak, saya pun baru saja sampai kesini, ayo pak kita masuk." sambil menuntun Yani.

Kurang lebih 4 jam pesawat mereka naiki menempuh penerbangan dari Bandara Kemayoran Jakarta-Pangkalan Udara Soewondo. Cuaca di sini agak terik berbeda dengan di Jakarta, setelah mendarat Yani sudah disambut oleh Perwira Tinggi TNI dan juga yang lainnya, tak lupa sikap hormat dan senyuman Yani toreh kan.

Sambil menunggu mobil Jeep untuk membawa nya ke tujuan, Yani terlihat termenung seolah-olah sedang memikirkan sesuatu. Kusumo yang menyadari hal tersebut langsung membuyarkan lamunan Yani dan bertanya. "Bapak tidak apa-apa atau membutuhkan sesuatu?." tanya Kusumo dengan raut wajah agak khawatir.

Ketika akan menjawab pertanyaan Kusumo, jeep yang mereka tunggu pun datang. Yani langsung berdiri dan mengajak Kusumo untuk naik ke mobil. Selama di perjalanan, Yani dan Kusumo banyak bertukar cerita dari hal penting menjadi curhat tentang rumah tangganya masing-masing.

Tak terasa 1 jam mereka berbincang sampai lah di sebuah lapangan luas, tenda-tenda yang berdiri memanjang ke arah kiri. Semua kursi sudah terisi penuh oleh Perwira Tinggi Angkatan Darat dan juga tamu lainnya. Seorang lelaki berambut hitam legam, dengan tinggi sekitar 170 cm lengkap dengan baju PDL, langsung bergegas menyambut Yani untuk duduk di kursi yang sudah di sediakan untuknya.

Yani menyipitkan matanya sedikit dan melihat nametag yang tercantum, Susilo. Ia bertugas menuntun tamu-tamu di kursi yang sudah ditetapkan. "Terimakasih, Susilo." ucap Yani ramah kepada Susilo. "Sama-sama pak." lalu Susilo izin undur diri. Kusumo pun ikut duduk disamping Yani.

Acara yang di nanti-nanti pun dimulai, Yani melihat salah satu peserta yang begitu asing di matanya, lantas bertanya ke Kusumo. "Pria yang memakai kacamata hitam itu siapa?." tanya Yani dengan tatapan masih tertuju pria itu.

"Dia Azwar Anas, peserta kursus peroketan Pindad yang ikut menangani proyek Roket Ahmad Yani, bukan itu saja pak. Dia bertanggung jawab juga terhadap tugas-tugas yang berkaitan dengan pengisian bahan bakar atau komponen pendorong roket."utur Kusumo.
"Ya,ya saya paham." angguk Yani dengan tangan yang menumpang dagu.

Anak Emas Soekarno Yang Tersingkir Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang