(22.) Menuju Reuni

Start from the beginning
                                    


"Hallo, bey?" panggil Arhez setelah melakukan panggilan pada Sonia.

Sonia berdeham, suaranya serak menandakan bahwa gadis itu setengah sadar. "Emm? Kenapa, bey? Kok nelepon jam segini?"

"Merry chrismast, sayang," ucap Arhez, entah kenapa ia merasa panas dingin.

"Iya sayang, selamat hari natal juga untuk kita yang udah ngerayain bareng lima tahun ini, kamu sayang aku, kan?" sahut Sonia lagi, dengan kedua mata yang masih menutup.

Arhez meneguk salivanya kasar. "Of course, a-aku barusan mimpi indah—m-maksudku buruk, t-tapi indah dikit."

"Haaaa?" Sonia menggaruk-garuk pelipisnya bingung, ia membalikkan badan ke samping dengan ponsel yang masih setia di dekat daun telinganya. "Apasih, Kak?"

"Nggak, nggak papa. Kamu gimana natalnya sama keluarga kamu?"

"Puji Tuhan lumayan, Mami sama Papi nggak terbang dan milih rayain natal bareng aku. Aku seneng banget," seru Sonia.

Arhez terkekeh mendengarnya, pada kenyataannya tahun ini ia tidak merayakan natal bersama Sonia, mereka akan bertemu esok hari, sehari setelah natal

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Arhez terkekeh mendengarnya, pada kenyataannya tahun ini ia tidak merayakan natal bersama Sonia, mereka akan bertemu esok hari, sehari setelah natal. Meskipun beberapa hari sebelum natal mereka sempat membuat kue bersama.

Mimpi yang baru Arhez rasakan adalah bukti keresahannya akhir-akhir ini, dimana usia hubungannya bersama gadis itu sebentar lagi akan menginjak enam tahun. Tak bisa dipungkiri jika Arhez pernah berpikiran buruk tentang hubungannya.

Apalagi setelah sang ibunda menyatakan bahwa akan menjodohkan dirinya nanti dengan anak dari kerabat sang ayah, Arhez bersikeras menolaknya, dan ia belum memberitahukan hal ini pada Sonia.

Apa gue rusak aja ya Sonia biar dapat restu?

Apa gue harus hamilin dia biar dapat restu?

Apa gue sama Sonia kawin lari aja biar dapat restu?

Segala pemikiran negatif yang tersangkut di otaknya tak jauh dari rusaknya masa depan mereka, namun jika dipikir lebih dalam lagi, jika tidak dengan cara seperti itu, mereka tidak akan mendapatkan restu.

Bukan hanya orang tua Arhez yang tak merestui hubungan mereka, orang tua Sonia pun sama, bahkan keduanya mengira bahwa sang anak telah mengakhiri hubungannya dengan Arhez sejak kelas 1 SMA.

Lima tahun bahagia dengan hubungan yang terbangun namun hingga sekarang mereka masih sama-sama berjuang restu perbedaan agama ini, meskipun sama-sama berasal dari umat Kristiani.

"Besok ketemu, ya? Kita rayain christmast bareng sama quality time, mau?" tawar Arhez.

Sonia tersenyum hangat, dibalik sambungan telepon itu ia mengangguk-anggukkan kepalanya cepat. "Mauuuu bangetttttt, bey."

"Okey, nanti aku jemput. Besoknya lagi, ada undangan dari Agaskar ke rumahnya, kamu bisa ikut, kan?"

"Bisa bangettt donggg!!" sahut Sonia antusias. "Btw, aku punya dua cara kalau kamu mau hubungan kita direstui kedua belah pihak."

AGASKAR 2 [[ AFTER MARRIED ]]Where stories live. Discover now