[Meet Him]

5.9K 262 18
                                    

Bab 2

[Meet Him]

Maaf ya kalo ini ngebosenin pake banget xD wkwk

——————

"Pria kurang ajar! Tidak tahu dimalu! Aneh! Tidak jelas!" pekik Hanna menghardik pria—entah-siapa-namanya-itu yang dengan tidak sopannya memaksa dirinya melakukan adegan kiss. Sebulan yang lalu.

Tanpa sadar Alwan sedang berdiri di depan Hanna selama beberapa detik, lalu sebuah senyum kecil mengembang di bibirnya.

"Hei, pria mana yang kau maksud?" Alwan terkekeh mengingat kalimat yang keluar dari mulut Hanna.

"Eh! Alwan…" Hanna tersenyum malu, ia menggigit bibir bawahnya. Alwan selalu terlihat sama, dengan rambutnya yang berantakan dan matanya yang teduh, "tidak, maksud ku bukan siapa-siapa," Hanna nyengir.

"Ohh…" Alwan mendekat ke arah Hanna, "handphone ku ketinggalan," ujarnya setelah meraih sebuah ponsel berwarna hitam yang tergeletak tak jauh dari tempat duduk Hanna.

"Ngomong-ngomong, bagaimana dengan lukamu?" senyuman itu belum hilang, sepertinya Alwan sering mengumbar senyum manisnya.

"Lebih baik setelah kau mengobatinya," Hanna tersenyum penuh.

"Kau yakin? Tidak ingin ke dokter?"

"Iya," Hanna mengangguk.

"Kau…"

"Alwan aku baik-baik saja, tak perlu mencemaskanku, ini hanya luka kecil," Hanna menatap dalam Alwan. "Terima kasih telah peduli kepada ku. Kau teman yang baik".

"Oh…sama-sama," Alwan tersenyum tapi, entahlah, mungkin Hanna salah lihat, ia merasa ada guratan kekecewaan pada raut wajah Alwan saat Hanna mengucapkan  kalimat barusan.

Di tatapnya punggung Alwan yang kian menjauh lalu menghilang, dengan perasaan bingung. Apa ada yang salah dari kalimatnya barusan?

Hanna kembali sendirian di ruangan ini, ruangan berbentuk persegi bercatkan warna putih dengan satu buah sofa berbentuk L yang kini Hanna duduki, sebuah AC dan perabotan untuk memasak, di sampingnya terdapat lemari pendingin yang berisi bahan-bahan masakan, ruangan ini tidak terlalu besar namun, cukup nyaman, biasanya ini ruangan tempat mereka bertujuh—Hanna, Steffie, Alwan, Cassie, Inarah, Bastian dan dua Chef, Bidi dan Kiki— meluapkan rasa penat ketika bekerja hampir setengah hari di Blank Time. Karyawan di sini di pisah menjadi 2 Shift. Shift pagi dan malam, untunglah Steffie, Hanna, Alwan, dan Chef Bidi masuk ke Shift pagi walau jam kerjanya lebih panjang dari Shift malam yakni jam kerja dari Cassie, Inarah, Bastian dan Chef Kiki.

Blank Time merupakan Cafe milik pria bernama Joceph atau yang akrab disapa Mr. Joce dengan nuansa barat berinterior kayu yang terletak di Jakarta Pusat. Beroperasi dari pukul 08:30 a.m. - 10:00 p.m. (Senin-Kamis) dan 07:00 a.m. - 00:00 p.m. (Weekend) ini menyediakan masakan barat, Eropa, sampai Asia yang banyak diminati dari semua kalangan, biasanya tempat ini juga menjadi tempat tongkrongan anak muda setiap harinya.

Hanna baru bekerja di sini selama 2 bulan, mengingat hal itu membuat Hanna meringis, tiba-tiba saja Hanna teringat saat tadi pagi ia tidak sengaja menjatuhkan 10 piring pesanan, dan membuat 2 pelanggan memarahinya karena tidak becus dalam bekerja, saat itu Alwan yang melihat kejadiannya segera meminta maaf dan mengatakan bahwa pihak Cafe akan mengganti rugi, setelah selesai Alwan membawa Hanna ke ruangan ini, ruangan yang mereka sebut Heaven Rest. Sebenarnya sih itu bukan yang pertama kali, itu ulah kecerobohannya untuk ke-5 kalinya. Tapi, yang tadi adalah yang paling parah, hingga membuat dirinya sendiri terluka.

******

Iqbaal memakirkan mobil Audi R8 Blacknya di depan gang kecil. Dengan gaya dinginnya yang kaku, ia perlahan berjalan memasuki gang kecil itu, matanya yang mengintimidasi mengamati sekitar, bangunan tua yang terlihat kokoh di hadapannya berhasil membuat senyuman tipis di permukaan bibirnya.

Dangerous IqbaalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang