13

1.4K 185 48
                                    



..
..
..

.....

Pagi menjelang..

"Kacau. Semuanya benar-benar buruk, Kiba-kun.. Sakura malah semakin mengejekku sekarang. "

"Apa yang terjadi? "

"Semalam aku sudah mengirimkan foto sandiwara itu kepada Sakura. Tapi sepertinya dia mengetahui kalau pria yang berada dalam foto itu bukanlah Naruto-kun.
Dan kau tahu apa yang dia lakukan? "

Kiba terlihat terdiam mendengarkan.

"Dengan sangat sombongnya, Sakura malah memberikan banyak sekali balasan foto padaku.
Dan semua foto-foto itu benar-benar sangat menyakitkan, Kiba-kun. "
Hinata terlihat menundukkan wajahnya dengan raut wajah sedih.

Dan itu membuat Kiba semakin merasa iba melihatnya.
"Bisakah aku melihat foto-fotonya? Jika foto-foto itu benar-benar sangat keterlaluan, maka aku akan menemui Sakura dan mencoba bicara padanya. "

"Tidak perlu. " Hinata berucap cepat. "Tidak perlu menemuinya, karna itu sangatlah percuma. Sakura tidak akan mungkin mendengarkan ucapanmu.
Aku juga sudah menghapus semua fotonya, karna foto-foto itu benar-benar sangat menjijikan. "

"...."

"Sakura sengaja memfoto kegiatan panasnya diatas ranjang bersama Naruto-kun, lalu mengirimkannya padaku. Dia sangat sengaja melakukan itu, agar aku merasa cemburu dan terluka. "

"Apakah itu benar? Maksudku--,, jika Sakura benar-benar tidur dengan Naruto, lalu bagaimana dengan Sasuke? Bukankah selama ini mereka dekat? "

"Mereka bertiga memang selalu dekat, bukan? Dan mungkin saja,, mereka memang selalu berbagi apapun bersama.
Atau mungkin juga, kalau Sasuke-kun memang tidak mengetahui tentang hal itu."

"...."

"Sakura itu benar-benar sangat egois. Dia ingin memiliki keduanya.
Dia tidak ingin salah satu dari mereka dimiliki oranglain.
Sakura benar-benar tidak akan membiarkan siapapun mengambil salah satu diantara mereka, meskipun ada seseorang yang sangat mencintai salah satu dari mereka dengan sangat tulus. "

Kiba terus saja terdiam mendengarkan ucapan sahabat kecilnya itu.

"Kau tahu, Kiba-kun.. Hanya kaulah yang selalu memahami perasaanku.
Hanya kaulah yang selama ini selalu berada dipihakku.
Jadi bisakah kau menolongku sekali lagi? Bantu aku untuk setidaknya memberikan efek jera kepada Sakura. "

"...."

"Ah,, lihat itu. " Hinata menunjuk kearah Sakura yang kebetulan baru saja sampai bersama Naruto.
"Dia pasti akan kembali menyombongkan dirinya terhadapku. Dan Sakura benar-benar sudah memulainya dengan baik."

"Aku akan bicara dengan mereka. "

"Tidak. Jangan. " Hinata menangkap cepat lengan Kiba yang hendak melangkah menuju Sakura dan Naruto.
"Biarkan saja. Mm.. Aku--,, sepertinya aku akan mencoba untuk mulai menghilangkan perasaanku ini. "
Hinata terlihat tersenyum kecut.
"Mencintai tidak harus memiliki, bukan?  Jadi-- "

"Kau juga berhak bahagia, Nata. " Kiba menatap penuh ketulusan kearah gadis didepannya itu.
"Dan aku akan mencoba untuk kembali membantumu.
Aku benar-benar akan mencoba untuk menjauhkan Sakura dari Naruto. "

"Terimakasih, Kiba-kun. " Hinata kembali tersenyum penuh arti.
"Yasudah,, ayo kita kekelas sebelum Sakura dan Naruto semakin dekat. "

-----

Sasuke datang terlambat kesekolah.
Dan saat ini Hinata sedang menunggu pria tampan itu di parkiran sekolah.

Semalam, Sakura pasti sudah mengadukan semuanya kepada Sasuke. Jadi karna itulah,, dengan inisiatif cerdasnya, Hinata hendak menjelaskan semua kekacauan itu kepada Sasuke, sebelum pria tampan itu benar-benar marah padanya.

"Sasuke-kun.. "
Hinata langsung tersenyum saat ia melihat motor besar Sasuke yang sudah sampai.

Pria itu turun dari motornya dan membuka helmnya.

Berjalan menuju Hinata yang terlihat semakin melebarkan senyumannya,, Sasuke menatap datar gadis itu.

Dengan helmnya yang masih dipegangya,, Sasuke mulai mengambil ancang-ancang, lalu sedetik kemudian ia pun melempar helm tersebut kearah Hinata, dan mengenai tepat bahu gadis itu.

Lemparannya cukup keras, sehingga membuat tubuh Hinata terhuyung kebelakang.

Hinata meringis kecil sembari memegangi bahunya yang benar-benar terasa sakit.

Sasuke sampai dihadapan Hinata dengan raut wajahnya yang terlihat dingin.
"Kau akan mendapatkan yang lebih buruk dari itu, jika sampai kau kembali berulah dan macam-macam.
Camkan itu!"

Sasuke melangkah pergi setelah mengatakan itu. Dia bahkan membiarkan helmnya tergeletak begitu saja, karna benda itu sudah tidak dibutuhkannya lagi.

Helmnya sudah mengenai tubuh Hinata.
Jadi Sasuke sudah tidak ingin memakainya lagi.

Tepat setelah Sasuke pergi, Kiba terlihat datang dan menghampiri Hinata.

"Hinata, kau baik-baik saja? Apa yang terjadi? " Kiba menatap khawatir kearah gadis pemilik sepasang mutiara bulan itu.

"Sepertinya Sakura sudah mengadu kepada Sasuke tentang hal kemarin malam. Jadi karna itulah,, Sasuke tiba-tiba saja memukulku dengan helmnya. "

"Apa?.. Sasuke baru saja memukulmu menggunakan helmnya? " Kiba terlihat sangat terkejut.
"Itu benar-benar sudah sangat keterlaluan. Aku benar-benar akan bicara dengannya. "

"Tidak, tunggu--,,  ck. Dasar bodoh! " Hinata menatap kesal kearah kepergian Kiba.
"Bisa kacau, kalau sampai dia mengetahui yang sebenarnya. "

Hinata pun bergegas pergi untuk mengejar pria yang memiliki tato segitiga dikedua pipinya itu.

Namun beberapa detik kemudian,, Hinata menghentikan langkahnya saat ia melihat Kiba yang juga terlihat berhenti beberapa langkah didepannya.

Pemandangan beberapa meter dari pria itulah yang membuat keduanya berhenti, terutama Kiba.

'Ah, baguslah.. Kau melihatnya sendiri, Kiba-kun.. ' Hinata tersenyum penuh kepuasan.
'Sakura,, benar-benar gadis yang sangat buruk. '

Sakura tengah berciuman dengan Sasuke dilorong sekolah yang terlihat cukup sepi.

Semua murid sudah memasuki kelas. Jadi keadaan sekeliling lorong sekolah yang menghubungkan kearah Toilet, benar-benar sepi.

'Kenapa kau benar-benar seburuk itu, Sakura?' Kiba masih berdiam diri ditempatnya sembari terus menatap kearah depan dengan pandangan yang sulit diartikan.
'Apakah harimu hanya kau gunakan untuk memuaskan kedua sahabatmu itu? '

-----

Besok libur lagiii..
Yeayy....

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 06 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang