2. Alden

8 4 0
                                    

Malam telah tiba. Semua anggota keluarga berkumpul di taman belakang untuk memanggang barbeqeu dan membakar sate. Kegiatan itu khusus untuk para ibu-ibu. Sedangkan para anak muda, berada di bawah pohon yang telah dilapisi tikar lebar nan lembut untuk mereka berkumpul.

Annara sebagai satu-satunya anak perempuan duduk di tengah-tengah para sepupunya. Sepupu cowoknya ada 8, Tiko, Alden, Arka, Deni, Angga, Satria, Keenan, dan Heri.

Impian para gadis.

Annara menatap satu-persatu cowok itu. Perbedaan sifat mereka hampir sama namun tak dengan kata persis.

"Ara, gimana keadaan sekolah lo?" tanya Satria.

"Aman kok, Bang sat." kata Annara.

"HAHAHA! BANG LO DI PANGGIL BANGSAT SAMA DIA!!" Alden tertawa keras.

Satria memasang wajah masam. Annara ikut tertawa. "Maap ya bang hehe.."

"Lo gak salah kok, Ra. Orang tua gue aja yang salah ngasih nama itu-"

"TANTE SELLY! SATRIA BILANG NAMA NYA JELEK GARA-GARA TANTE!!" teriak Angga. Angga ini memang cocok jika dipasangkan dengan Alden situkang hujat.

"Woy diem!" damprat Satria. Wajahnya cemberut masam.

"Sabar ya bang." kata Annara.

"Gara-gara Ara nih, Satria jadi nggak mood. Hayolohh!!" Alden semakin gencar kepada Annara. Sedangkan gadis itu melotot. "Hahaha!"

"Woy nanti malam kita tidurnya diruang keluarga aja gimana?" saran Heri.

"Boleh tuh." timpal Keenan.

"Gue sih ogah tidur bareng kalian, nanti iler lo pada ngenain gue iuhh!" Alden mengibaskan tangannya.

Annara tersenyum kemudian mengumpulkan air liurnya bersiap untuk menembakkannya ke Alden. "Bang Aldeeen, liat aku dong.." nadanya manja kemudian memeluk Alden dari belakang.

"AAAAAAANNARA BANGKEEEE!!" jerit Alden seraya menarik tangan Annara.

Dugg!!

"Alden!" Tiko menatap Annara khawatir.

Semua sepupunya yang ada disana tanpa terkecuali langsung menutup akses agar para orang tua tidak melihat Alden dan Annara.

"Aduh!" pekik Annara ketika Alden menindihnya.

"Hahayoloh!" goda Alden. "Adek Ara ngapain hm?" tanyanya dengan senyum miring.

Annara memggeleng keras. "Nggak kok! Lepasinn!"

Alden memajukan kepalanya dan pura-pura tuli. "Hah? Apa? Lo bilang apa tadi?"

"Lepas!"

"Kurang kenceng suaranya.."

"LEPAS!"

"Tambah lagi suaranya dedek maniss, abang nggak denger nih.."

"Bang tolong-" wajah Annara memerah melihat Alden. "Kalo lo nggak lepas, gue ludahin lo sekarang!" ancam Annara.

"Emm, ludahin dong!" Alden tertawa.

"Lepasin woy!" kata Arka melihat ke belakang melihat situasi. Masih aman.

"Bang Arka tolongin doongg!" Annara cengengesan. "Alden berat hua!!"

Alden menyerngit kemudian melepaskan Annara. "Masa sih? Padahal gue udah diet.." gumamnya.

Tuk!!

Tiko menatap tajam adiknya itu. "Lo cowok bego! Ya berat lah!!"

"Waria dia mah." timpal Satria.

ALDEN : Beloved CousinWhere stories live. Discover now