1. Sepupu

24 7 0
                                    

Hari ini keluarga besar dari pihak mama mengadakan party di rumah besar milik kakek dan nenek dan harus bermalam seminggu. Rumah yang biasanya sepi itu langsung ramai ketika para mobil sanak saudara sudah tiba di halaman rumah.

"Kakek!" panggil Annara antusias memeluk lelaki paruh baya yang masih tampak bugar tersebut. Dia adalah kepala keluarga Agrala.

"Asataga Ara! Jaim dikit dong nak, kamu tuh satu-satunya cucu perempuan disini.." kata Laila-Mama Annara.

"Hehe, gapapa ma! Iyakan kek?" gadis itu melihat kakeknya.

"Tentu saja, ekspresikan dirimu ya sayang." kata Kakek mengusap lembut surai cucunya tersebut.

"Ara libur ya?" tanya tante Erika yang dibalas senyuman canggung oleh Annara.

"Mana ada libur, anak itu bolos!" damprat Laila.

"Hahaha! Dasar kamu! Anak tante masih kuliah, kayaknya pulang nanti langsung nyusul ke sini." kata tante Erika.

Annara mengangguk kemudian masuk kedalam rumah menemui nenek. Gadis itu memeluk neneknya erat. "Lopyu nek!"

"Tuu sayangku. Kamu istirahat aja sana di kamar tamu, udah nenek suruh Sri bersihin tadi."

"Wah nenek memang perhatian!"

"Itu muka kamu merah, kamu sakit kan?" tebak Nenek.

"Dikit sih.."

"Istirahat aja dulu, nanti nenek suruh sepupu kamu belikan obat."

Annara mengangguk saja kemudian berlalu ke kamar tamu yang dimaksud nenek tadi. Dia merebahkan dirinya di kasur sembari bermain game disana. Cukup lama berkutat dengan benda pipih itu, tiba-tiba Annara merasakan kasur bergerak.

Saat menoleh dia menemukan cowok yang memakai setelan kemeja putih dengan celana jeans hitam tengah berbaring telungkup dengan santai. Tampaknya dia lelah.

"OY! NGAPAIN LO DISINI?" bentak Annara tepat di telinga cowok itu.

"Berisik elah!"

"Ya elu sih, nyelonong bae kayak maling!"

"Nenek yang nyuruh!"

"Ck!" Annara melanjutkan gamenya sambil berbaring. Cowok didekatnya itu adalah sepupunya dari tante Erika. Namanya Alden Poetra Agrala.

Alden beda 2 tahun dengannya. Sekarang cowok itu melanjutkan sekolah tinggi di salah satu universitas Jakarta. Wajahnya tampan sih lumayan, tingginya nggak tau lebih tinggi dari gue.

"Akh!!" pekik Annara ketika pinggangnya di rengkuh. Alden pelakunya. Dia memeluk Annara dari belakang.

"Siapa suruh nggak minggat." gumam Alden.

"Cuma lo doang yang berani kayak gini ke gue." kata Annara.

"Bomat!" kata Alden.

"Mana obat gue?"

Alden menyerngit. "Obat? buat?" tanyanya menatap Annara.

"Emang nenek nggak nyuruh lo?" Alden menggeleng.

"Enggak tuh," Alden kembali menutup matanya. "Mungkin dia nyuruh si Tiko."

"Owh!"

Alden bangun kemudian melepas dua kancing kemeja teratasnya. Annara membulatkan mata kaget. "Mau apa lo?!"

Alden menoleh sambil memicingkan matanya curiga. Beberapa detik kemudian dia menampilkan senyum miring. "Ngahaha! mesum juga lo, orang gue cuma gerah."

Annara tertawa sumbang. "Gak sopan banget lo sama cucu perempuan satu-satunya keluarga Agrala."

"Ha ha ha! Nanti gue buat anak perempuan supaya posisi lo sebagai cucu perempuan satu-satunya ilang!"

Annara menutup mulutnya pura-pura kaget. "Oh ya?"

Alden mengangguk. "Udah ah, berisik banget lo."

***

Annara memilih keluar dari kamar membiarkan Alden melakukan apa saja semaunya. Alden bener juga sih tentang kondisi kamar itu, gerah. Kalau saja cowok itu nggak ada dia pasti sudah membuka pakaiannya saking gerah.

"Nek, remot AC di kamar tadi kok nggak ada?" tanya Annara.

"Coba tanya Sri." jawab Nenek. Annara mengangguk kemudian berjalan kearah Sri yang sedang membantu para ibu-ibu memasak.

"Mbak, AC di kamar atas kok remotnya nggak ada?" tanya Annara.

"Owh, di laci nakas non."

"Oh iya makasih."

"Sama-sama non.."

"Annara, sini deh." panggil salah satu tantenya. Disana ada Mamanya, tante Erika-Mama Alden, tante Putri, tante Selly, tante Eve, dan kak Tasya-istri Tiko kakaknya Alden.

"Apa tante?" tanya Annara kepada Erika.

"Minta tolong dong sayang, itu anaknya kakak Tiko jagain dulu ya? Mamanya lagi sibuk soalnya." Tasya mengangguk kearah Annara.

"Oke." gadis itu mengangkat jempolnya. "Maaf ya tante-tante sekalian hamba tak bisa bantu dikarenakan kurang enak badan dan harus jagain bocil kak Tasya dan Tikhoo.."

Erika menatap khawatir Annara. "Tapi kamu kuat kan jagain-"

"Kuat ko!" Annara berjalan kearah anak kecil yang berusia 5 bulan yang bergerak gelisah di ayunan.

"Halo cil," sapanya. Anak itu tampak terkejut saat melihat Annara. "Ikut kakak yuk!"

Digendongnya anak laki-laki itu dengan perlahan kemudian mengecup pipi tembemnya dengan gemas. Annara membawa Aresh-nama anak itu ke kamar tadi.

Annara membuka pintu dengan perlahan kemudian masuk. Disana ada Alden yang tertidur dengan pulas dengan dua kancing kemejanya yang sengaja di buka.

Direbahkannya anak itu di dekat Alden dengan perlahan. "Sttthh... Jangan berisik!" dampratnya pada Alden yang bangun.

"Apasih orang diem disuruh jangan berisik!" kata Alden tak terima dengan muka bantal dan tentunya dengan suara serak pula.

Annara menatal Alden sengit. "Seksi juga suara lo abis tidur."

"Ajak berumah tangga dong kalo suka!" goda Alden. Cowok itu menyugar rambutnya kebelakang.

"Sok ganteng lo ketombe landak!"

Hendak membalas namun suara tangisan Aresh membuat keduanya panik. Annara langsung menggendongnya dan mengayungkan tangannya agar bocah itu kembali tidur.

Sedangkan Alden kembali merebahkan tubuhnya, mengabaikan Annara yang berusaha menenangkan anak kakaknya itu.

Alden tersenyum geli. Satu kamar, ada bocah, juga sepasang sejoli. Kayak suami istri aja. "Woy Ara," panggilnya.

"Hm." cuek gadis itu.

"Lo nyadar nggak sih, sekarang kita udah kayak suami istri dan bocah itu anak kita?" kata Alden ngelantur.

"Kalo dipikir sih iya juga.." tangapan gadis itu membuat Alden tertawa keras.

Dugg!!

Satu ketukan menyentuh jidat Alden dengan manis. Itu ulah Annara, dengan wajah merah kesal gadis itu meletakkan Aresh yang sudah tidur di tengah kasur kemudian menghampiri cowok yang mengusap jidatnya dengan lebay.

"Berisik! Ponakan lo tidur tuh!!"

Alden meringis. "Tapi itu anak kita yang-"

Bughhh!

Satu pukulan mendarat di kepala bagian belakang Alden. Cowok itu mendengus. "Bercanda!"

Vote dan berikan komentar ya

ALDEN : Beloved CousinUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum