16- rumah sakit

1.7K 43 0
                                    

tidak berpacaran bukan berarti tak laku,
hanya saja ia ingin menjaga untuk yang terjaga.

-Zidan Alastar Malik Ahmad-
.
.
.

⚘️⚘️⚘️

Gus Zidan sudah berada di rumah sakit sekitar satu menit lamanya, Haura tak kunjung membuka matanya. Itu membuat Gus Zidan panik dengan keadaannya meski barusan dokter Laisa baru saja memeriksa keadaannya dan katanya tidak apa apa, tetep aja Zidan khawatir.

Suara leguhan kecil terdengar dari mulut Haura, gadis itu sudah sadar. Gus Zidan menggenggam tangan istrinya erat, senyuman terukir disaat Haura membuka kelopak matanya.

Saat membuka matanya yang pertama kali Haura lihat itu adalah langit langit kamar yang bernuansa putih, lalu ia membalikkan kepalanya ke kanan. yang disana ada suaminya.

"Mas Zidan" gumam Haura, perutnya masih sedikit nyeri karna pukulan Rendy tadi, ia meringis pelan.

"Iya, sayang ini aku. Kamu gapapa kan? ada yang sakit gak? perut kamu sakit?".

Berbagai pertanyaan yang keluar dari Gus Zidan, laki laki itu kelihatan khawatir sekali. Haura hanya terkekeh kecil melihatnya.

"Pelan pelan nanya nya dong, satu satu bingung gue mau jawab yang mana" jawab Haura.

"Kamu gapapa?" tanya Gus Zidan ulang.

Haura mengangguk sebagai jawaban "iya".

Mendadak raut wajah Haura berubah jadi murung, melihat itu. Gus Zidan mengkerutkan dahinya melihat perubahan yang tiba tiba dari wajah istrinya.

"Kenapa? kok murung?" tanya Gus Zidan lembut.

"Rendy" jawab Haura pelan, gadis itu mengadarkan pandangannya ke depan.

Entah apa maksud ia menyebut nama Rendy, yang jelas itu bikin Gus Zidan tidak suka.

Mendengar istrinya nyebut nama laki laki lain, ada rasa ke tidak sukaan dari raut wajah Gus Zidan tentang cowok yang disebut oleh istrinya. Haura faham kalo suaminya itu tidak suka, terlihat dari perubahan mimik wajah laki laki itu. Gadis itu tak bermaksud untuk menyakiti hati suaminya, entah ia juga bingung kenapa mulutnya tiba tiba reflek nyebut nama Rendy.

Mungkin ini saat Gus Zidan mengakhiri hubungan terlarang istrinya itu, Gus Zidan harus lebih tegas lagi untuk menyudahi hubungan itu sebelum Allah murka kepada istrinya.

"Kamu masih mikirin dia? yang udah nyakitin kamu, tapi tak mau tanggung jawab? itu yang kamu pikirin terus? sadar Haura, kamu udah punya pasangan yang halal, aku ini suami sah kamu. Tolong hargai aku sebagai suami mu, aku tidak mau kamu terus terusan berada di jalan yang jelas jelas salah, dan dibenci oleh Allah ini. Haura" Gus Zidan menjeda ucapannya sejenak.

"Aku menikahimu untuk menyempurnakan agamamu dan juga agamaku, jadi tolong" disela sela ucapannya Zidan mengehela nafas sebelum melanjutkan ucapannya.

"Tolong, putuskan pacar mu itu, ini bukan untuk saya tapi untuk pernikahan kita, agar di ridhoi oleh Allah subhnahu wa taala" ucap Gus Zidan.

Tidak ada respon apa apa dari Haura, gadis itu masih mencerna setiap penuturan dari suaminya barusan.

Ruangan mendadak senyap, kedua pasangan itu saling diam. Setelah itu terdengar suara pintu yang di buka, lalu pandangan mereka teralihkan dan ternyata yang datang adalah mama Syena dan ayah Azhar orang tua Haura sekaligus orang tua Zidan. Tadi laki laki itu sempat menelfon bunda Syena.

Imam untuk hauraHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin