MWCM-9

1.3K 178 25
                                    

Sunghoon terbangun saat merasakan tubuh Sunoo memanas, belum lagi Sunoo merintih kesakitan. Sunghoon langsung mendudukkan dirinya mengabaikan rasa pusing yang menderanya karena bergerak terlalu cepat.

Sunghoon menatap Sunoo, bibir lecet dan membengkak itu terus saja merintih kesakitan, bajunya basah karena peluh keringat, suhu badannya naik.

Sunghoon menyentuh dahi Sunoo, dirinya terkejut karena suhu tubuh Sunoo benar-benar panas. Sunghoon dengan buru-buru langsung bangkit dirinya menatap jam yang menunjukkan pukul 4 pagi.
Masih terlalu pagi untuk beraktivitas ataupun lainnya, jadi Sunghoon memutuskan untuk mengompres Sunoo. Sunghoon berjalan menuju dapur untuk mengambil mangkok yang berisikan air hangat.

Sebelum meninggalkan Sunoo, Sunghoon mengecup bibir Sunoo dan juga dahi Sunoo yang hangat.

"Maaf, aku tidak tahu jika kau akan demam seperti ini," ucap Sunghoon penuh sesal.

Tak butuh waktu lama Sunghoon membawa air hangat, handuk, dan termometer.

Sunghoon menaruh termometer di dekat ketiak Sunoo, dirinya sedikit terkejut saat mengetahui bahwa Sunoo mengalami demam tinggi. Setelahnya Sunghoon langsung mengompres Sunoo dengan air hangat.

Sunghoon duduk di sebelah Sunoo yang terbaring lemah, tangannya menggenggam jemari Sunoo yang berkeringat dan hangat. Beberapa kali Sunghoon akan mengecup tangan itu dan bergumam maaf.

"Aku sungguh menyesal, maafkan aku!" Gumam Sunghoon secara terus menerus.

Pemuda itu tidak mengalihkan pandangannya pada Sunoo yang masih saja merintih kesakitan.

"Ayah ini sakit..." Gumam Sunoo dalam tidurnya.

Sunghoon menangis, dia menyesal karena membuat Sunoo sampai seperti ini. Sunghoon tidak bermaksud untuk membuat Sunoo menjadi seperti ini, ia hanya ingin memberikan sedikit hukuman agar Sunoo tidak kasar seperti tadi.

Namun, tampaknya dia sudah kelewat batas hingga pemuda yang menyandang status sebagai istrinya itu demam. Sungguh jika Sunoo melihat ini pasti dia akan terkejut, karena Sunoo menyangka bahwa Sunghoon sangat membenci dirinya.

Sunghoon terus menerus menangis dan bergumam maaf, hal itu membuat Sunoo sedikit terusik.

Perlahan manik hazel yang mempesona itu terbuka walaupun pandangannya sedikit suram dan sayu, "Sunghoon?"

Sunghoon tersentak, dirinya buru-buru mengusap air matanya. Ia dapat melihat raut wajah Sunoo yang terkejut, sudah ia duga Sunoo akan terkejut saat melihat dirinya yang seperti ini.

"Kau sedang apa?"

Sunghoon menghiraukan pertanyaan Sunoo, Sunghoon langsung mengecek suhu tubuh Sunoo dengan memakai termometer. Setelahnya Sunghoon sedikit menarik napas lega karena suhu tubuh Sunoo sedikit menurun. Walaupun belum benar-benar normal, Sunghoon tetap sedikit lega.

Setelahnya Sunghoon kembali duduk menatap Sunoo yang kini melihat dirinya dengan tatapan bertanya-tanya juga sedikit rasa terkejut.

"Kau demam," Seru Sunghoon dingin.

Sungguh dia tidak tahu bagaimana cara mengekspresikan wajahnya. Dirinya malu karena ketahuan jika peduli pada pemuda itu, sungguh ingin rasanya Sunghoon menguburkan wajahnya ke dalam pelukan Sunoo.

Sunoo mengangguk, "Apakah kau menangisi ku?"

Sunghoon mendengus, tersenyum sinis dengan pandangan merendahkan Sunoo. Pria ini sangat pandai dalam membuat ekspresi seperti itu.

"Mana mungkin aku menangisi, aku hanya merasa kesal karena waktu tidurku yang berharga jadi terbuang karena mu." Sinis Sunghoon, berbeda dengan dirinya yang masih mengelus tangan Sunoo.

Sunoo dapat melihat bahwa wajah suaminya itu memerah walaupun hanya samar, belum lagi usapan-usapan halus ditangannya masih terasa.

Diam-diam Sunoo mengulum senyum, apakah Sunghoon sebenarnya menyukai dirinya? Tapi ini adalah suatu hal yang tidak mungkin terjadi.

"Sebenarnya kau bisa mengacuhkan diriku dan lanjut tidur." Jawab Sunoo dengan senyum di bibir lecetnya itu.

Sunghoon berdecak, "Aku ini manusia, mana mungkin aku mengacuhkan orang yang sedang sakit!"

Sunoo mendengus lucu, "Tapi tadi saat kita melakukan itu kau selalu mengacuhkan ku yang sedang kesakitan!"

Sunghoon terdiam beberapa saat namun, setelah dia langsung menarik selimut dan menyelimuti Sunoo.

"Itu berbeda, sekarang lebih baik kau tidur!" Seru Sunghoon.

Sunoo mengangguk, wajahnya sedikit gelisah, matanya bergerak kesana-kemari.

Sunghoon yang menyadari keanehan pada diri Sunoo langsung saja bertanya, "Ada apa?"

Bukannya menjawab, wajah Sunoo yang memerah karena demam kini menjadi semakin merah, "B-biasanya saat aku demam aku akan dipeluk ayahku, jadi bisakah kau memanggil ayahku?"

Sunghoon menatap Sunoo dengan tatapan datar, "Diam dan tidurlah,"

"Tapi aku tidak akan bisa tidur jika tidak dipeluk seseorang,"

Sunghoon merebahkan dirinya disebelah Sunoo, kemudian memeluk Sunoo, "Merepotkan!"

Sunoo hanya tersenyum, matanya perlahan terpejam menikmati kehangatan yang diberikan oleh Sunghoon. Sunoo berharap jika ini bukanlah mimpi, dia ingin sosok Sunghoon yang seperti ini.

"Aku menyukai dirimu yang seperti ini," gumam Sunoo yang masih di dengar Sunghoon.

Sunghoon hanya membalas dengan pukulan kecil di bokong Sunoo, "Tidurlah, kau sangat merepotkan!"

Married with Cold Man : SungSun/SunSunWhere stories live. Discover now