MWCM-2

1K 142 5
                                    

"Baiklah jika itu keinginan mu," jawab Sunoo pasrah.

"Kau juga tidak diperbolehkan ikut aku ke acara-acara penting. Kau juga tidak diperkenankan untuk menghubungi keluarga mu dan kau tidak diperkenankan keluar rumah, jika keluarga mu ingin melihat mu mereka harus membuat janji kepadaku terlebih dahulu. Jika kau merindukan keluarga mu, ingin menemui mereka kau harus ijin denganku jika tidak kau tidak diperbolehkan untuk keluar rumah. Karena kau harus fokus terhadap pekerjaan rumahmu!" Tegas Sunghoon kepada Sunoo.

Sunoo dibuat bungkam seribu bahasa, di dunia ini dia hanya memiliki ayahnya dan sekarang Sunghoon malah ingin memisahkan dirinya dengan sang ayah. Demi apapun Sunoo bisa menjauh dari apapun asalkan jangan pisahkan Sunoo dengan ayahnya.

"Kau tidak diperbolehkan menolak segala perintahku. Kau harus ingat bahwa kau tidak memiliki kuasa apapun untuk menentang diriku, dan satu lagi kau harus melaksanakan segala kewajiban mu layaknya seorang istri termasuk berhubungan badan." Ucap Sunghoon saat melihat Sunoo yang sepertinya ingin membantah.

Sunghoon benar-benar menyadarkan Sunoo bahwa dirinya sekarang tak lebih kurang dari barang yang sudah dibeli demi perusahaan sang ayah. Segala haknya untuk membantah atau apapun itu sudah dihapus semenjak dia menjadi istri dari Sunghoon. Sekarang Sunoo hanya harus mengikuti segala perintah Sunghoon tanpa terkecuali.

"Saya akan menuruti segala perintah anda," jawab Sunoo yang mengubah bahasanya menjadi formal.

"Tidak perlu formal terhadap ku," balas Sunghoon yang kini berjalan menuju kamar mandi.

"Siapkan pakaian ku, setelah itu kau bisa tidur." Ucap Sunghoon yang kini masuk ke kamar mandi.

"Baik," gumam Sunoo yang kini membuka lemari dan mulai mempersiapkan segala kebutuhan sang suami.

Setelah itu Sunoo langsung merebahkan dirinya di ranjang, menarik selimut dan berusaha memejamkan matanya. Perlahan air matanya turun membasahi bantal, sungguh hatinya terasa sakit ketika Sunghoon memperlakukan dirinya layaknya sebuah aib yang harus disembunyikan sebaik mungkin.

"Hiks"

Sunoo semakin terisak sangat Sunghoon mengatakan bahwa dirinya tidak boleh menemui sang ayah. Sunoo sudah tidak bisa menahan emosi yang bergejolak dihatinya. Emosi itu begitu semu Sunoo tidak bisa membedakan apakah dirinya sedang marah ataupun sedih dengan semua ini.

Clek!

Pintu kamar mandi terbuka Sunoo buru-buru menghentikan tangisannya, dirinya memejamkan matanya tidak butuh waktu lama Sunoo akhirnya tertidur. Nampaknya Sunoo begitu lelah dengan hari yang sangat berat ini, membuat Sunoo menjadi semakin lelah.

Sunghoon hanya menatap Sunoo yang sudah tertidur, dirinya melihat ada air mata di sudut mata Sunoo, Sunghoon mendengus dingin,

"Terlalu cengeng." Gumamnya kemudian memutuskan untuk segera tidur, dirinya harus bangun lebih awal.

Karena besok dia harus pindah rumah ketempat yang sudah ditentukan oleh sang ayah, tentunya dengan Sunoo, pemuda yang di beli keluarganya.

"Aku harap kau tidak menyusahkan diriku,"

°°°°

Sunoo perlahan membuka matanya, dirinya menatap ranjang sebelahnya yang sudah kosong. Sunoo termenung sebentar mengingat segala kejadian yang menimpa dirinya kemarin.

"Sudah bangun?"

Sunoo mengangguk sebagai jawaban dari pertanyaan Sunghoon.

"Kalau begitu segera bersiap-siap hari ini kita akan pindah. Ada banyak pekerjaan rumah yang menunggu mu jadi aku harap kau tidak malas."

Sunoo langsung bangkit menuju kamar mandi, setelah selesai mandi dirinya buru-buru memakai pakaian.

"Sudah selesai? Kau lelet sekali!" Ucap Sunghoon kepada Sunoo.

Sunghoon berjalan mendahului Sunoo sedangkan Sunoo mengikuti suaminya itu.

"Kita akan kerumah mu untuk mengambil barang-barang mu, aku harap kau tidak membawa barang-barang yang tidak perlu, jangan lelet karena aku benci orang yang selalu lelet. Satu lagi dirumah baru itu aku tidak menyewa pembantu sama sekali, jadi kau harus bisa mengerjakan segalanya."

°°°°

Married with Cold Man : SungSun/SunSunWhere stories live. Discover now