#2

220 14 53
                                    

Sekarang semua ejen berkumpul di ruang makan, beberapa menyantap makan siang dengan tenang dan khidmat dan beberapa lagi ada yang menyantap makan siang dengan berisik karena sedang mengobrol dengan rekan lama.

"Wah, tak sangka kau boleh keluar dari tahanan sebab bagi tau nama serta alamat budak Kitty tu, sapa nama dia?" ucap Ali sambil mengingat.

"Aqilla," sahut Khai.

"Oh iye, lupa pulak. Haa, jadi sekarang kau dah boleh ikut kita orang jalankan misi lagi kan?" tanya Ali sambil membagi tempoyak udang kepada Comot.

"Iye, bukan misi je, saya pun boleh ikut sekali dalam arena." jawab si gadis dengan riang.

"Kenapa kau guna penutup mata tu, Kim?" tanya Alicia.

"Oh, ini sebab saya tak nak korang semua ingat masa saya berkhianat dulu, dan lagi luka ni memang tak nak sembuh." terang Kim.

Semua terdiam dan kembali melanjutkan makan siang mereka karena sebentar lagi jam istirahat akan berakhir.

"Kim, lo harus ketemu sama teman gw dari Indonesia, dia keren banget loh." cerocos Rizka selama mereka berjalan menuju ruang teras.

"Iya? Nanti kenal kan saya ngan kawan baik awak tu ye," pinta Kim.

"Iya dong, dan juga gw punya teman dari akademi cabang 2, anaknya juga gak kalah keren dari gw." sambung Rizka.

"Hihihi, Rizka macam suka sangat ngan diorang dua tu." komentar Kim.

"Jelas dong, kan sama-sama dari Indonesia." sahut Rizka.

Setelah berkumpul di ruang teras masing-masing, para ejen di minta berkumpul di luar ruangan karena ketua teras ingin mereka untuk berlatih sebagai tim, sesudah di bagi dan masing-masing dari mereka telah mengisi capture points, latihan pun di mulai.

"Akhirnya kita kembali bersama," ucap Sam seraya menyisir rambutnya.

"Lebay lo, awas aja jadi beban ya." ancam Rizka.

"Bukan kau ke yang beban tu," balas Sam tak mau kalah.

"Apa lo bilang!"

Rizka berniat mendekati Sam tapi di tahan oleh Aleks, Kim sendiri sibuk dengan gejetnya, dia memandang teman-temannya, wajahnya terlihat bingung sadar dengan sorot mata Kim, Rizka segera menegurnya.

"Kenapa Kim?" tanya Rizka.

"Emm, saya bingung. Gejet saya bisa berubah menjadi pedang tapi saya tak berani nak gunakan, sebab nanti cedera kan yang lain." jawab Kim.

"Tak pe, guna kan je gejet kau macam biasa, nak gunakan pedang tu pun elok juga, yang lain mesti faham." ucap Sam memberi saran.

"Jadi apa rencananya?" tanya Rizka saat menit di monitor telah bergerak.

"Macam biasa, Rizka. Kau maju serang diorang bersama Aleks, aku dan Kim akan pertahankan capture points. Let's go!" seru Sam seraya menunjuk ke depan.

Rizka berlari dan langsung menghadang Mika yang rupanya telah menargetkan capture points timnya, ada juga Iman yang datang bersama Roza.

"Wow, kalian kerjasama ya?" tanya Rizka saat Iman dan Mika mencoba menyerang dia bersamaan.

"Tak lah, kita orang beda tim." jawab Mika sambil meninju Iman agar menjauh dari capture points Rizka.

"Saya hanya ikut arahan dari Roza," ucap Iman seraya mengayunkan gejetnya ke arah Rizka dan Mika.

"Iman, kau maju dulu biar aku yang halau diorang ni!" seru Roza seraya melepaskan tembakan sebanyak dua kali untuk membuka jalan.

REUNI (Enam)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora