B | 23 - rere's curiosity

296 55 14
                                    

Gue baru aja mulai baca lagi lanjutan salah satu novel online genre romance yang alur ceritanya sebenarnya nggak banget, tapi karena udah terlanjur baca sampai 50%, gue maksain buat selesein itu novel, waktu Rere tiba-tiba dateng nyamperin gue dan nanya,
 
 

"Lo deket sama Endaru?"
 
 

Dan "Hah?" adalah tanggepan yang gue kasih ke Rere buat pertanyaan dia barusan.
 
 

"Tadi pas masuk kelas, gue nggak sengaja denger dia nyebut-nyebut nama lo," jelas Rere. "Just wondering if both of you getting closer. Soalnya selama ini nggak pernah lihat dia begitu. Dari semua anggota sirkel mereka, Endaru kelihatan yang kelihatan paling cuek sama apatis. Makanya gue heran."
 
 

Gue ngerutin jidat.

Mungkin nggak, sih, kalau Rere salah denger? Kalaupun iya, kayaknya itu gara-gara kejadian kemarin waktu dia jemput Biantara.
 
 

"Oke....?"

Ya, gue cuma bisa nyahutin begitu. Seenggaknya lebih baik, 'kan, daripada tanggepan oh.
 
 

"Ini perasaan gue doang atau emang pelan-pelan satu persatu orang di sirkelnya Bian jadi deket sama lo ya, Uy?" tanya Rere lagi.

Gue lihatin Rere agak lama. Terus gendikin bahu. "Emang kenapa?" tanya gue pada akhirnya.
 
 

Ya, maksudnya... itu, 'kan, bukan hal penting buat dicari tahu. Ditambah, gue nggak ngerasa deket sama mereka.

Biasa aja, kayak temen sekelas pada umumnya.

Pun kalaupun emang bener kalau dari sudut pandang mereka atau yang lainnya kayak Rere, mikirnya gue deket sama orang- orang itu, so what?

Kenapa dia harus keheranan kayak barusan?

 
 
 

"Err... ya nggak apa-apa. Agak aneh aja, nggak kelihatan kapan interaksinya, tahu-tahu deket."

"Lo mikir gue deket sama mereka cuma karena mereka ngomongin gue?"

Rere anggukin kepalanya. Terus bilang, "apa lagi kalau bukan itu?"

"Gini deh. Sekarang kita lagi ngapain?" tanya gue ke Rere.

"Maksudnya?"

"Kita lagi ngomongin mereka, 'kan?" tanya gue ke Rere. "Salah satu dari mereka," ralat gue sebelum Rere anggukkin kepalanya.

"Lo ngebahas Endaru, 'kan?" tanya gue sekali lagi. "Lo sendiri ngebahas dia, apa karena lo ngerasa deket sama dia?"

"Gue, sih, enggak," jawab Rere. "Tapi, nggak tahu kalau lo gimana. Siapa tahu aja diem-diem di belakang gue kalian emang deket."

"Kok jadi gue?"

"Ya, 'kan, yang dibahas dan disebut-sebut namanya sama dia itu elo, Uy."
 
 

Gue hela napas. Nggak tahu arah  pembahasan soal Endaru dan sirkelnya ini bakal berhenti di mana.
 
 

"And the point is?"

"Nggak ada."
 
 

Gue ngerutin jidat lagi.
 
 

Jadi, ini obrolan kosong? Yang nggak ada poin sama manfaatnya?

Kalau gitu, ngapain dibahas?

Pentingnya apa?
 
 

"Gue cuma nanya aja, Uy. Lo deket sama dia apa enggak. Tinggal jawab iya atau enggak aja. Kok jadi dibikin ribet."

B; park wonbin - hong seunghanDonde viven las historias. Descúbrelo ahora