004

163 23 2
                                    

Halo halo halo, gimana kabarnya nih? Gak kerasa udah 2024 aja ya dan ini bab pertama yang ku buat di tahun ini. Sekarang aku update sesuai jadwal ya. Jadwal setiap cerita aku akan taruh di bio akun penulis ku ini/di deskripsi cerita ini.

Langsung aja yuk baca ceritanya gak usah lama-lama lagi, jangan lupa votmen nya ya guys biar aku semangat nulisnya

Happy reading all

"Om Heeseung nginep di sini kan?"

Jake dan Heeseung spontan menoleh kearah Ni-ki. Dengan mata yang berbinar-binar, Ni-ki terdiam untuk menunggu jawaban dari Heeseung maupun Jake. Jake menoleh kearah Heeseung dengan wajah kebingungan.

Heeseung mengangguk setelah berdiam diri beberapa saat untuk memikirkan hal tersebut, "Kayaknya sih, tapi gak tau deh, belum izin sama Papa mu soalnya," jawab Heeseung.

Ni-ki menaruh mainan barunya dan berjalan menghampiri Jake. Ni-ki memegang tangan Jake dengan sedikit digoyangkan, "Boleh ya Pa? Om nginep disini dulu, biar main sama Ni-ki," bujuk Ni-ki kepada Jake

Jake menatap Ni-ki yang berusaha membujuk dirinya untuk mengizinkan Heeseung menginap disini. Tidak masalah bagi Jake untuk mengizinkan Heeseung menginap disini, tetapi akan pakaian ganti Heeseung? Pertanyaan yang semula berada di benak Jake pun sirna saat melihat koper berwarna abu-abu berada di dekat sofa ruang tamu.

Jake mengangguk sebagai persetujuan akan hal itu, "Boleh, nanti Om tidur di kamar tamu," jawab Jake.

Jake terdiam sejenak dan sontak menoleh kearah Heeseung, "Gapapa kan kak? Atau mau tidur di kamar atas aja?" tanya Jake takut membuat kakak laki-laki nya tidak nyaman.

Kamar tamu? Bagi Heeseung itu tidak masalah. Asalkan ia dapat merebahkan tubuhnya dengan nyaman di kasur yang empuk sudah menjadi anugerah Tuhan yang harus ia syukuri. Heeseung menganggukkan kepalanya, "Gapapa, dimana aja boleh asalkan ada kasur, remuk nih badan kakak perkara perjalanan lumayan lama," jawab Heeseung.

"YEAYY!!" Ni-ki menghempaskan tangannya keatas.

"Yeay! Yeay! Om Heeseung nginep!" ucap Ni-ki antusias.

Jake dan Heeseung tertawa melihat tingkah menggemaskan Ni-ki. Hanya karena Heeseung menginap membuat Ni-ki senang seperti ini? Syukurlah, Jake ikut merasa senang jika anak semata wayangnya merasa senang.

Heeseung mencubit pipi gembul Ni-ki dengan gemas, "Makasih ya Ni-ki udah bantu Om untuk izin menginap disini."

Ni-ki mengangguk sambil tersenyum hingga matanya membuat dua bulan sabit disana, "Iya! Sama-sama Om! Nanti kita main ya!"

Heeseung mengangguk cepat dan mencubit pipi Ni-ki lumayan kencang karena gemas, "Gemes banget keponakan Om ini," ujar Heeseung saking gemasnya.

"Aw!" Ni-ki memekik ketika pipinya merasa panas dan sakit akibat di cubit.

Ni-ki sedikit menepis tangan Heeseung dan mengusap-usap pipinya yang sakit dengan tangan mungilnya, "Ish sakit! Om Heeseung nakal!" amuk Ni-ki lalu memeluk tubuh Jake dengan erat.

Jake hanya bisa tertawa melihat kakak laki-lakinya bertengkar dengan anak semata wayangnya karena hal sepele. Tangannya terulur untuk mengusap-usap pipi Ni-ki yang memerah akibat ulah sang kakak, "Kak Jangan gitu, kasian dia," bela Jake.

Ni-ki tertawa kecil saat Papanya ada di pihak nya. Ni-ki menjulurkan lidahnya kepada Heeseung. Memang bocil kematian Ni-ki ini, kadang membuat Papanya marah kadang membuat orang disekitarnya marah kepadanya namun berujung orang tersebut yang bersalah meskipun itu adalah salah dirinya.

Ni-ki kembali bermain mainan barunya setelah berhasil membuat Heeseung naik darah. Jake dan Heeseung pun kembali melanjutkan pembicaraan mereka di ruang tamu. Mulai dari membahas keluarga, pekerjaan, hingga perkembangan Ni-ki.

My Papa is My Hero || Jake & Ni-ki (HIATUS & REVISI)Where stories live. Discover now