1.

2.6K 282 23
                                    

Selamat Membaca
Vote dan Komen
💕

Jisoo terkulai lemas di sofa kamar, tenaganya terkuras setelah menjalani hari-hari sibuk. Walaupun sudah mengecap hari libur dari kemarin, lesu, lelah dan perasaan selalu mengantuk tetap menerpa. Tidak ada yang ingin ia dilakukan selain berbaring malas-malasan, lalu tidur mengarungi mimpi.

Tapi oh tapi, semalas apa pun untuk bergerak, si pemilik bibir hati tersebut dengan tangan terbuka menyambut Jennie tatkala wanita yang berstatus sebagai isterinya itu mendatanginya, duduk di sebelahnya, kemudian membungkuk, bertumpu di bahunya, dan memberikan kecupan ringan tepat di bibirnya.

Momen yang direncanakan berlangsung singkat berubah menjadi panjang saat Jisoo melingkarkan dua lengannya di bagian tengkuk dan pinggang sang belahan jiwa sesaat sebelum wanitanya menjauh.

Bibir basah nan hangat kembali beradu, saling menyentuh lewat lumat dan hisap lembut. Kompak terpejam bersamaan menikmati ciuman yang memunculkan ledakan kembang api banyak warna di kepala dan menghangat di dada yang bergemuruh kegirangan.

Keintiman semakin berbahaya ketika lidah berpadu mendesak tarian selaras yang menghanyutkan akal sehat.

Meskipun nyatanya ini menyenangkan, tetapi ini harus dihentikan. Netra Jennie terbuka seiring ia menarik diri, sedikit tega menaruh telapak tangan di bibir lembab Jisoo dan mendorongnya pelan, tindakan ini dimaksud untuk menghentikan isterinya yang hendak menyosor lagi.

Jisoo melotot ke arah si wanita bermata kucing, dengan nafas tak beraturan ia menyingkirkan tangan mungil Jennie, lanjut berseloroh penuh ketidaksukaan atas apa yang terjadi, "Kenapa berhenti?"

"Takut kebablasan," balas Kim yang lain, berhasil menyentuh ketenangan setelah turun dari ketegangan gairah beberapa saat lalu.

"Memangnya kenapa kalau kebablasan, hum? Itu tidak masalah, 'kan?" Jisoo menghubungkan jemari mereka menjadi saling bertautan.

"Jelas masalah, Boo. Kalau kita kebablasan, kemungkinan besar kita akan terlambat menghadiri acara nanti malam."

Dahi berkerut menggambarkan kebingungan Jisoo. "Acara apa?"

Sepasang mata kucing memincing sengit, curi-curi melepaskan genggaman supaya tangannya bebas mencubit kulit perut pasangannya di balik kaos besar.

"Ugh —"

"Dasar pelupa!" sembur Jennie di muka Jisoo. "Kau sendiri yang membuat acara ini. Kau mengundang keluargamu untuk makan malam bersama sekalian merayakan malam natal di satu Restoran."

"Ah, iya iya." Baru ingat Jisoo, padahal ia merencanakan itu seminggu yang lalu, atau maklumlah, mungkin efek berciuman membuatnya lupa hal lain selain enaknya bibir ranum si isteri seksi. "Bagaimana kalau kita batalkan saja? Biar kita bisa berduaan sepuasnya di sini."

Jisoo dicubit lagi oleh tangan kecil berkekuatan super, sasarannya masih kulit perut yang malang.

"Duh, Babe. Sakit."

"Rasakan! Suruh siapa bicara seenaknya, main batalkan batalkan, ih jelek! Kau akan mengecewakan keluarga yang lain, tahu! Jahat!"

Nyengirlah si Kim berhidung bangir di tengah rasa perih menghujani bekas cubitan kucing.

"Aku bercanda."

Kekerasan terulang kembali, sekarang pukulan mantap di letak yang sama, pelakunya sama, korbannya pun sama juga.

"Bercandamu sangat menjengkelkan."

Jisoo mencebik, cukup berani mencibir wanitanya. Tentu Jennie tidak terima, maka diterjangnya Jisoo, dinaikinya badan wanita itu, lalu ia beri hukuman lain. Hukuman paling menyiksa berupa gelitikan bertubi-tubi.

"Aduh, ampun! Haha, ampun, Jen!"

"Apa? JEN?!" Si kucing menyalang, kian ganas menganiaya manusia menyebalkan di titik sensitifnya, seperti leher, ketiak, juga bagian samping perut.

"Baby, maksudku, Babe. Argh, hahahaha, ampun, Baby. Sudah, sudah, aku hampir mengompol!"

"Iyuhhh!" Jennie angkat tangan, segera enyah dari Jisoo. Ia tak sudi mengurus kekacauan lain nantinya.

Jisoo duduk cepat-cepat disertai seringai. "Tapi bo'ong!"

Jennie menatapnya menggunakan mata bulat besar, siap memulai aksi lain, tetapi diurungkan menilik posisi Jisoo siap siaga untuk melawan. Ah, situasi yang tidak akan menguntungkan untuknya. Alhasil, Jennie mundur alon-alon.

"Sudah ah, ayo cepat bersiap!"

"Eh, tunggu!" Pergelangan Jennie dicekal pelan Jisoo, satu tangan menjangkau ponsel sebentar guna melihat jam tertera. "Masih pukul 4 sore, Babe. Masih terlalu dini untuk pergi."

Jennie berkacak pinggang seraya mendengus keras-keras. "Kata siapa kita akan langsung pergi?"

"Lalu?"

Kepalan dimajukan ke depan hidung Jisoo kala si kucing menggemaskan bertutur, "Membangunkan anak-anakmu dari bobo siang mirip kebo, 30 menit. Memandikan plus mendandani mereka, 30 menit. Ba bi bu - ba bi bu antisipasi drama, 30 menit. Lalu perjalanan 30 menit, belum termasuk macet. Bisa 2 jam lebih." Jarinya satu persatu mengacung sejurus daftar disebutkan. "Janji acaranya pukul 6, ngomong-ngomong."

Jisoo terperangah, tiada kalimat teruntai selain kata, "Wow!" Takjub terhadap perhitungan isterinya hasil dari pengalaman yang biasanya tidak melenceng.

"Jangan waw wow waw wow saja. Lekas bangkit dan bersiap, lalu bantu aku menangani dua bocil kebanggaanmu itu."

"Okay."

Okay-nya Jisoo benar-benar tidak dapat dipercaya, baru lima langkah Jennie beranjak, ia malah merebahkan diri lagi. Perbuatan tidak terpujinya sukses membangunkan jiwa singa betina ganas di dalam raga kucing manis.

"KIM JISOO, BERSIAP SEKARANG ATAU MATI DI TANGANKU?!"

"Aakkkh! Ampun, Babe!"

Jisoo loncat tergesa, tunggang-langgang ke kamar mandi sampai tersandung berkali-kali.

"Sialan si kucing."

"Yak! Aku mendengarmu, KimJi! Mau kusentil ginjalmu, huh?!"

"Hehe, ampun, Cintaku."



Bersambung ...

Jennie gak galak, gak asyik  😎

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Jennie gak galak, gak asyik  😎

Btw, aku kembali menggunakan nama JENNIE dan Jisoo 😭👯‍♀️ Jensoo forever 🤣

Dengan ini, Saturnus Chu mempersembahkan cerita spesial natal mereka, masih tema keluarga. Maklum, ya, aku udah dewasa, berpikirnya berkeluarga mulu, keknya otw nyusul keluarga Kim nih 🤭 sama Shownu Monsta X🤭

Hehehe 🤭🤏🏻

Baby, It's Cold Outside - JENSOO Where stories live. Discover now