39. When the 'Always' make its way

78 16 5
                                    

⚠️⚠️Warning!! Warning!!⚠️⚠️

Cerita ini banyak kekurangan, plot hole, typo bertebaran, belum lagi kesalahan grammar dan gaya penulisan yang berubah sesuai mood yang nulis__aku.

Take your chance and leave buat yang pengen cerita wow dan perfect, karena nggak mungkin didapetin disini.

Aku buat ini cuma buat seneng-seneng aja jadi mari kita sama-sama having fun.

••☆••♡♡♡••☆••













Gavin duduk di sofa apartemen baru Calla dengan kikuk. Matanya jelalatan mengamati interior yang asing tapi familiar dengan penuh minat tapi kepalanya sibuk dengan banyak pertanyaan dan dugaan.

"Unit Aga di lantai atas," Calla yang sudah ganti baju dan bersih-bersih datang

"just saying," katanya ketika melihat raut bingung Gavin

"Ah, ini salah satu asetnya dia?," akhirnya salah satu pertanyaan dalam benaknya terjawab

"No, udah jadi milik aku sekarang," Calla menyomot salah satu jajanan yang tadi dia beli "I forced him,"

Seketika otak Gavin membayangkannya, Aga yang kekeh ingin memberikan secara cuma-cuma dan Calla yang ngotot ingin transaksi aset secara legal dan profesional. But well, dia mendukung Calla sih atas keputusannya. Siapa pula yang tidak canggung kalau harus menerima aset mahal dari seorang kenalan lama yang tiba-tiba upgrade jadi saudara? That's weird.

Lesakan di sofa dan pergerakan dari samping membuatnya menahan nafas. That fresh calming scent, her scent. Mendadak kerongkongannya terasa kering. Gavin mengerjapkan matanya untuk mengkondisikan pikiran dan debaran jantungnya.

Ah, sial. Kenapa dia jadi seperti anak abg yang baru jatuh cinta seperti ini sih?

"Why,?" kening Calla mengernyit melihat Adam yang malah membeku "mau aku telponin Bara?,"

"Huh?,"

"I mean, Kamu keliatan nggak nyaman berdua sama aku di sini," Calla mengeluarkan ponsel dari dalam saku dan membuka lockscreen, berniat melakukan tawarannya barusan

"I must be crazy," Gavin menahan tangan Calla untu menghentikannya "Aku pasti udah gila kalau pengen ada orang lain diantara kita sekarang," tambahnya

Lalu mereka berdua terdiam. Calla yang resah dan Gavin yang gelisah.

Dering telpon memecah keheningan diantara mereka, ternyata handphone Calla yang berbunyi. Dengan kikuk dia melihat handphone yang sejak tadi digenggamnya lalu pergi menjauh tanpa pamit.








••☆••♡♡♡••☆••









📞 "Kita udah di depan,"

Suara Aga terdengar dari handphone yang menempel di telinga, dengan agak serudugan karena grogi, Calla membuka pintu lalu langsung menutupnya begitu tubuhnya sepenuhnya keluar.

"Ssshh," katanya sambil menempelkan jari telunjuk di depan bibir. "Jangan berisik, biarin gue nyiapin hati sama mental gue dulu,"

Yama yang berada di barisan paling depan mengeluarkan smirk meledeknya, "Elah, katanya mau setop galau,"

"Bacot," ceplos Calla sebelum kekasih sahabatnya kembali melontarkan ledekan

Namun rupanya pria itu benar-benar kehilangan skrupnya "Apa mau gue wakilin?,"

Because This Is Our First Life [ ✓ ]Where stories live. Discover now