guilty pleasure

17.2K 95 3
                                    


"Gue kangen banget Mil sama lo.." Galuh memeluk erat tubuh ringan Milla hingga sedikit terangkat.

"Galuh jangan gila, ada Seno!!" Usap Milla penuh penekanan suaranya juga ia tahan sepelan mungkin.

"Telat gue udah gila karena lo.. dan gue ngga peduli kalo pun ada cowok lo.." Galuh meraba tulang pipi Milla dengan terlunjuknya ia berbisik didepan wajah Milla dengan mata yang menggelap.

"Galuhh gw masihh kering.." rintih Milla saat tangan Galuh berusaha menaikkan dressnya dan menekan selangkangan yang kering

"Gue basahin dong sayang.. lo cuma perlu ngangkang buat gue Milla.." bisiknya lagi dengan senyum laknatnya.

Milla bodoh banget kenapa ucapan itu yang keluar dari mulutnya, sekarang ia jadi ngga bisa membantah lagi, apalagi saat Galuh memberikan lumatan bibirnya dengan kelembutan bikin Milla melayang diatas awan.

Keduanya berada dihalaman belakang rumah, tepatnya di rumah Seno yang kini sedang dijadikan basscamp gengnya karena orangtuanya sedang pergi ke luar negeri. Setiap berkumpul dengan gengnya, Seno selalu mengajak Milla katanya biar Milla ngga bosan berada di apartemennya terus terlebih ia sendirian. Milla juga kadang membantu Seno menyiapkan cemilan untuk teman-teman.

Tadi saat Milla sedang menyiapkan minuman dingin untuk teman-teman Seno, Galuh menghampirinya memeluk tubuhnya dari belakang sangat erat dan posesif seolah sedang menyalurkannya rasa rindunya. Milla tersentak kaget saat melihat siapa yang memeluknya, ia pun langsung menarik tubuh Galuh ke halaman belakang. Dan terjadilah cumbuan yang awalnya lembut tanpa tuntutan kini malah semakin dalam dan penuh nafsu. Galuh memeluk erat tubuh Milla dengan sebelah tangannya, satu tangannya lagi ia tangkup sebagian wajah Milla, menahannya agar bibir Milla tak lepas dari buruan bibirnya.

Gerak lihai wajah mereka menggambarkan betapa nafsunya mereka, saling melumat, saling membelit lidah dan saling menginvasi ruang mulut masing-masing. Nafas panas yang saling menderu menerpa kulit wajah masing-masing, tangan yang saling memeluk serta mengalung mengerat posesif. Milla dengan mudah melompat dalam gendongan Galuh, punggungnya pun menempel pada kerasnya tembok cukup untuk menahan bobot tubuhnya agar tak limbung.

Suara decakan basah bibir yang saling menghisap satu sama lain mulai terdengar ribut, Milla terlalu larut dalam cumbuan Galuh membuatnya lupa akan keberadaannya saat ini. Apalagi tangan Galuh sudah mulai menggoda pusat sensitifnya. Galuh menekan memeknya dari belakang dengan telujuknya lalu ia gesek-gesek sampai Milla merasakan panas menjalar keseluruhan tubuhnya.

"Nghh Galhhh hahhh.."

Cumbuan keduanya terlepas, manik keduanya yang sudah gelap akan nafsu saling melempar pandang dengan bukaan bibir yang sedikit mermbengkak. Galuh menurunkan kaki Milla lalu mengecupi bibir Milla beberapa kali.

"Kali ini lo harus tahan desahan lo.." bisik Galuh dengan tegas. Tubuhnya langsung berlutut dikaki Milla sembari menarik celana dalam Milla.

"Kangen banget sama memek lo, Mil.." ucap Galuh tanpa mengalihkan perhatiannya pada memek tembem Milla yang mulai basah, dua jari panjang Galuh menekan labianya memberikan pijatan sensual membuat empunya makin melebarkan kakinya.

"Hhh kita baru kemarenh ketemuhh Galluhh.." Milla mulai gerah, jantungnya pun berdebar sangat cepat, gerakan jari panjang Galuh makin membawanya kenikmatan yang paling dalam, tapi ia juga was-was takut Seno tiba-tiba memergoki dirinya

"I see tapi rasanya kaya seminggu ngga liat lo dan memek lo selalu berkeliaran di kepala gue bikin gue ngaceng terus-terusan."

Selesai bicara Galuh membuka lipatan labia tebal Milla menampilkan belahan memeknya yang merah merona dan basah, iitlnya pun sudah menegang seolah siap untuk disantap mulut Galuh, lalu ia tiupkan angin dari mulutnya sendiri kepermukaan memek yang basah itu bikin Milla berjengit dan hampir melenguh keras kalo saja ia tak langsung menyumpal mulutnya dengan dress yang dipakainya. Galuh tersenyum miring melihat Milla yang mulai frustasi karena tak bisa leluasa melenguhkan desahannya.

pretty's karma [Hold On]Where stories live. Discover now