rokok daging

31.6K 157 7
                                    

Galuh (jm) x Milla.






Disuatu siang.

"Luh.. gue nitip cewek gue yee bentaran aja.."

"Lo baru nyampe? Mau pergi lagi?.."

"Disuruh nyokap beliin makanan buat sigembrot.."

"Sayang kamu disini dulu yaa bentaran.."

"Kamu jangan lama-lama.."

"Iyaa ngga bakal lama kok.." cup. "Luh jagain yaa cewek gue.."

"Iyaa.."

*

Selepas kepergian Seno tinggalah Milla dengan Galuh di basecamp tempat dimana Galuh, Seno dan teman se-gengnya sering berkumpul. Tempatnya tidak begitu sempit namun terasa pengap karena tak ada ventilasi udara yang mumpuni. Milla langsung menempatkan pantatnya di sofa yang hampir lusuh tanpa canggung, membuka jaket kulit yang sedari tadi membungkus lekuk tubuhnya yang hanya memakai bracellet ia pun menyenderkan punggungnya disandaran sofa sekaligus berselancar pada gawainya.

Gerak-gerik Milla mencuri atensi Galuh, membuat pria itu betah memandang tubuh molek Milla yang terlihat menggiurkan.
Bagaimana tidak menggiurkan, Milla hanya memakai bracellet bertali spaghetti mamerkan pusarnya yang ditindik serta belahan payudaranya yang menyembul seperti ingin keluar. Bangsatnya posisi duduk Milla yang menyilangkan kakinya bikin rok tenis pendek yang dikenakannya naik keatas, membuat paha putih nan mulusnya terekspos sampai bagian terdalamnya.

Anjing!

Naluri bejat Galuh menggolak. Namun ia masih ingin mengelaknya. Tak mau mengkhianati sohibnya meski ia sendiri sudah jatuh pada pesona Milla sebelum Seno dan Milla berpacaran.

Sebagai distraksi ia mengambil sebatang rokok dari kantung celananya lalu menghisapnya penuh nikmat. Namun matanya seolah tak ingin melepas pandangnya yang kini menatap ke tulang selangka Milla yang putih dan dihiasi beberapa bercak keunguan hampir pudar. Bekas cumbuan Seno. Galuh mendengus kasar. Netranya terus merangkak naik melewati leher jenjang Milla, lalu menuju bibirnya yang sedikit terbuka. Ah.. rasanya Galuh ingin mencicipinya. Meski hanya sebentar. Terlebih Melihat bibir Milla yang terlihat sangat plum membuat kontolnya yang masih bersembunyi di balik celana memberontak meminta dibebaskan.

Galuh mengepulkan asap rokoknya frustasi, ia memejamkan matanya sebentar namun saat membuka, maniknya bersitatap dengan manik lembut Milla, Galuh tak membuang muka ia malah semakin lekat menatap manik Milla seolah-olah ingin memberitahu wanita disebrangnya bahwa ia menginginkan dirinya.

Milla paham akan tatapan itu, tatapan yang sering Seno tampilkan jika menginginkan tubuhnya namun selalu ditahan. Milla jadi salting ia lalu membenarkan posisi duduknya, kini ia tak menyilangkan kakinya seperti sebelumnya. Ia malah membuka lebar kakinya sampai paha dalamnya benar-benar terlihat jelas bahkan celana dalamnya juga turut terlihat dimata telanjang Galuh. Milla ingin mencoba bermain api, rupanya.

"Galuh, mau rokok.."

"Lo ngerokok?" Tanya Galuh, dahinya mengerut heran.

Milla mengangguk sekenanya.

Sebenarnya itu cuma akal-akalan Milla aja sih, supaya Galuh mendekat padanya. Ya kali Milla yang maju duluan, dia gengsi tapi mauan.

Galuh mendekat, lalu memposisikan tubuhnya berdiri diantara kaki Milla yang masih duduk disofa. Wajah Milla turut mendongak karena perbedaan tinggi tersebut. Dalam posisi seperti ini Galuh bisa melihat belahan payudara Milla yang sempit, lalu wajah innocent Milla yang dihiasi peluh tipis yang mana cukup menggoda imannya.

"Lo serius ngerokok?" Galuh kembali bertanya untuk memastikan.

Dan Milla lagi-lagi mengangguk dengan eyes puppynya.

pretty's karma [Hold On]Where stories live. Discover now