Cuma Melihat Dari Luarnya

Start from the beginning
                                    

"Baru segitu udah capek? Badan doang gede lu, Sing," kata Leo sambil nge-dance.

Didalam gerakan dance, ada gerakan memutar tubuh dan melangkahkan kaki ke samping. Karena terus-menerus mengulang gerakan memutar, Leo mulai pusing. Saat gerakan melangkah ke samping, kaki kanan Leo tersandung kaki kirinya. Seketika, Leo pun jatuh.

Gubrak!!

Sepasang mata Leo terpejam. Saat Leo membuka matanya, ia kaget, tapi tubuhnya seolah beku, tidak bisa bergerak.

Karena posisi tubuh Leo menimpa tubuh Sing. Kedua tangan Sing masih memeluk pinggang Leo. Dan bibir mereka berdua masih menempel. Tanpa sengaja.

Ricky memasuki ruang latihan dance. Tentu ia kaget melihat Leo berada diatas tubuh Sing, yang dari kejauhan, wajah mereka terlihat menempel.

"Ups! Sorry ganggu!" Ricky yang panik, langsung buru-buru keluar dari ruangan, walaupun dia baru aja masuk.

Leo pun buru-buru menjauhkan tubuhnya dari Sing. Sedangkan Sing, kemudian bangun dari posisi rebahan. Mereka masih terduduk di lantai.

"Sing... maaf, nggak sengaja," kata Leo.

Kedua pipi Sing memerah. Tentu, Sing senang bisa merasakan bibir Leo, walau cuma menempel sejenak. "Nggak apa-apa."

Leo yang merasa malu dan canggung, lalu berdiri dan keluar dari ruang latihan dance, meninggalkan Sing sendiri. Sing jadi galau. Seandainya Leo jadi miliknya, tentu Sing bisa menikmati bibir Leo sepuasnya. Tapi entah kapan.

Sementara itu di luar ruangan, Leo berjalan cepat di koridor. Sama seperti jantungnya yang berdegup makin cepat. Leo masih terbayang saat bibirnya menempel dengan bibir Sing.

"Ciiee yang abis begituan," ledek Ricky yang tanpa Leo sadari sudah ada disampingnya, sedang bersandar di dinding koridor.

"Begituan apa?" tanya Leo.

"Lha itu tadi. Kamu menindih badannya Sing. Sejak kapan kalian pacaran?"

"Ngaco!" Leo hendak menendang bokong Ricky, tapi Ricky langsung menghindar. "Heh Ricky! Itu tadi aku nggak sengaja jatuh! Terus, menimpa tubuh Sing! Jangan mikir yang iya-iya, lu!"

"Iya deh percaya!" Ricky tersenyum meledek kearah Leo, lalu berjalan mendahului nya.

Leo yang masih panik pun menyusul Ricky. "Heh Ricky, awas lu ya kalau mikir macem-macem!"


****


Setelah dua chapter menceritakan flashback, sekarang sudah selesai, ya (Flashback End).



Pagi itu, di gedung agensi OCJ.

Di cafetaria, Beomsoo menggunakan sedotan untuk menikmati segelas Americano. Es kopi hitam yang banyak disukai orang-orang muda di Korea. Suasana cafetaria itu cukup sepi. Hanya ada beberapa staf dan juga trainee yang mampir kesitu.

Beberapa trainee asik berkumpul, sedangkan Beomsoo yang merupakan trainee baru, masih duduk sendirian. Beomsoo ingin berkenalan dengan mereka, tapi nanti aja deh, ada waktunya. Beomsoo tidak ingin mengganggu keasyikan para trainee yang lagi pada ngobrol. Sayangnya, beberapa trainee yang sudah Beomsoo kenal, seperti Sing, Wain, dan Hyunsik, tidak terlihat di cafetaria itu.

Beomsoo melihat, ada seorang trainee yang ngobrol dengan staf. Rasanya, Beomsoo seperti mengenali trainee itu.

Si trainee itu juga kebetulan melihatnya. Mata Beomsoo terbelalak, karena si trainee itu adalah Dongbin.

Dongbin juga kaget. Tanpa sadar, Beomsoo dan Dongbin mengumpat dengan kata yang sama,
"Shibal (brengs*k)!"

Nggak lama kemudian, Beomsoo menarik Dongbin ke tempat sepi. Disitu, Beomsoo melabrak Dongbin. "Heh, Dongbin! Ngapain lo disini?!"

Xodiac Punya CeritaWhere stories live. Discover now