5. Pekanya Sang Pangeran

1.1K 224 116
                                    

Dibutuhkan vote dan comment sebagai penyemangat 🥰
Tapi jangan kasih bad comment ya, ntar malah moodnya ilang 🙂🤭

Bahasa non baku/ campur aduk







♥︎♥︎♥︎






"Sayang, Kakak pake mobil yang baru ya, hari ini Kakak mau lihat proyek." Kak Kikan berkata sembari menaruh sepiring nasi goreng di depan Kia.


Kia mengangguk, pantas ia melihat Pak Ahmad, sopir kantor Kakaknya sudah wara-wiri di halaman sepagian.

"Kamu pake mobil satunya ya." Kikan berkata lagi.


"Harusnya Kakak beliin motor aja, aku mau S-scoo-mm-py." Kia berbicara dengan mulut penuh dan sedang mengunyah.


"Oh, Kakak nggak mau ambil risiko terlalu besar, naik motor sangat tidak aman!" Kakaknya menggeleng dengan tegas.


Kia menghela napas, andai ini Mama, ia pasti tak akan mengekang Kia seekstrim ini. Sayangnya Mama dan Papa sudah mempercayakan nasib Kia seratus persen pada Kakaknya ini. Jadi apa pun keputusan Kikan, jelas itulah keputusan yang mutlak.


"Ya deh-yaa!" Kia akhirnya menyerah untuk merengek minta dibelikan motor. Jangankan motor sport segede gaban seperti punya anak tetangga sebelah, minta motor matic aja nggak dikasih.





♥︎♥︎♥︎






Kia sebenarnya sudah pulang ke rumah, tapi Dion dan yang lainnya mengajaknya berkumpul di kedai Pak Asep, maka Kia yang tadinya berniat untuk tidur cepat, mau tak mau membatalkan niat sucinya, keluar dari rumah untuk menemui teman-temannya.


Ketika tiba di kedai, ternyata sudah ada Rio dan yang lain juga. Kia enggan menatap pada anak itu, jujur saja setiap bertemu Rio rasanya seperti seorang penjahat bertemu dengan polisi. Kia duduk di sebelah Devid, mereka tidak sedang main billiard tapi memilih duduk di bagian samping kedai, memesan minuman dan makanan, Kia menemukan mangkuk-mangkuk kosong di depan teman-temannya.


"Kamu udah mau tidur, Kia?" Dion yang datang dengan dua gelas kopi bertanya, menaruh satu gelas di depan Kia.


"Ya." Kia menjawab singkat.


"Apaan, Ki, diketawain cicak sih tidur sore-sore." Diaz nyeletuk dari depan Kia.


"Ngantuk, Kakak nggak ada juga." Kia menjawab sembari mengeluarkan ponsel dari saku celananya dan menaruh di meja.

"Kak Kikan ke mana emangnya?" Darrel bertanya, nada bicaranya terdengar penuh keprihatinan, Ezra nyengir dari sisi kanan Kia.

"Pergi lihat kerjaan." Kia menjawab pelan.

"Kamu sendirian donk?" Darrel bertanya lagi. Kia mengangguk.

"Cieee! udah pake aku-kamu aja lu, Rel!" Ejek Lucas. Cowok cakep bertubuh tinggi itu memilih berdiri di dekat tiang, dari sini kan lebih strategis buat mandangin Kia, eh?

Pangeran Tetangga Sebelah & Cinderella Sepatu Bola✔️Where stories live. Discover now