Sedari tadi Gus Zidan selalu menjadi sorotan ibu ibu yang ada disana tengah menjaga anak anaknya yang bermain bola bersama Haura.

"Udah besar, kok mainnya disini nak?" tanya salah satu ibu ibu pada Gus Zidan.

"Biar istri saya aman bu" jawab Gus Zidan singkat tapi memiliki makna luar biasa.

Yang dimaksud aman oleh Gus Zidan adalah, biar istrinya tidak jadi bahan cuci mata oleh laki laki lain, menurutnya tempat yang jarang dikunjungi anak muda cowok ya cuma di sana, mandi bola tempat anak kecil.

"Kakak lempar bolanya ke sini" teriak anak kecil laki laki pada Haura.

"Iya, kamu tangkap bolanya. Satu, dua, tiga" Haura menghitung sebelum melempar bolanya pada anak kecil itu.

"Yeayyy" seru Haura saat bolanya di tangkap sempurna oleh anak kecil itu, membuat Gus Zidan serta ibu ibu disana yang melihatnya tertawa.

  Sudah hampir 3 menit Haura bermain, gadis itu naik karna sudah merasa capek tapi sebenarnya ia masih ingin main lebih lama lagi dengan anak anak kecil itu.

Haura dan Gus Zidan berjalan entah kemana tujuannya, mereka cuma berputar putar sedari tadi. Gus Zidan memegang jari telunjuk istrinya supaya tidak hilang darinya.

Tiba tiba Haura berhenti melangkah otomatis Gus Zidan juga berhenti, ia menatap istrinya seraya bertanya "Kenapa?"

Ουπς! Αυτή η εικόνα δεν ακολουθεί τους κανόνες περιεχομένου. Για να συνεχίσεις με την δημοσίευση, παρακαλώ αφαίρεσε την ή ανέβασε διαφορετική εικόνα.

Tiba tiba Haura berhenti melangkah otomatis Gus Zidan juga berhenti, ia menatap istrinya seraya bertanya "Kenapa?".

"Mas Zidan, Haura mau di beliin balon kelap kelip itu dong" ucap Haura.

Tidak salah dengar kan Gus Zidan barusan istrinya manggilnya mas? jujur Gus Zidan salting mendengar istrinya panggil dirinya dengan sebutan mas.

"Mau itu, hm?" tanya Gus Zidan ulang, yang di angguki oleh Haura.

"Pak, saya beli balonnya satu ya" ucap Gus Zidan.

Bapak penjual balon itu menyerahkan satu balon kepada Gus Zidan "ini, harganya dua puluh ribu" ujarnya.

Dengan antusiast Haura mengambil balon itu, setelah selesai membayar keduanya pergi dan melanjutkan jalannya.

"Mas Zidan" panggil Haura.

"Dalem, sayang" sahut Gus Zidan lembut.

"Beliin gue gulali itu" pinta Haura.

"Iya siap, sayang. Kamu tunggu sini ya" balasnya.

Tak lama setelah itu Gus Zidan kembali dengan membawa dua gulali berbentuk love miliknya dan milik istrinya.

Tak lama setelah itu Gus Zidan kembali dengan membawa dua gulali berbentuk love miliknya dan milik istrinya

Ουπς! Αυτή η εικόνα δεν ακολουθεί τους κανόνες περιεχομένου. Για να συνεχίσεις με την δημοσίευση, παρακαλώ αφαίρεσε την ή ανέβασε διαφορετική εικόνα.


"Makasih, mas".

"Kamu mau kemana lagi, hmm?" tanya Gus Zidan.

Saat ini Haura dan Gus Zidan tengah duduk di kursi panjang sambil melihat orang main.

"Gulalinya enak, manis" ujar Haura ia melahapnya dengan wajah sumringah, suaminya yang melihat itu terkekeh pelan.

"Tapi, ada yang lebih manis lagi dari pada gulali ini. Yaitu senyuman kamu, Haura. Tetep seperti ini ya, pertahanin senyuman kamu untuk saya".

Dringg...dring.. Suara ponsel Gus Zidan berdering menandakan ada yang menghubunginya, ternyata itu adalah abinya. Dengan cepat ia mengangkatnya.

📞"Assalamualaikum, Bi" salam Gus Zidan.

📞"Waalaikumsalam, Dan. Kamu sama istri kamu belum pulang?" tanya abi.

📞"Iya Bi, Zidan sama Haura akan segera pulang" jawabnya.

📞"Yasudah kalo gitu, kamu hati hati pulangnya. Assalamualaikum".

📞"Waalaikumsalam".

Gus Zidan menatap istrinya lekit "sayang, apa ada sesuatu yang ingin kamu mainkan lagi? atau makanan dan barang yang ingin dibeli?" tanya Gus Zidan.

Haura menggelengkan kepalanya "gak ada, gue mau pulang. Sudah ngantuk" sesekali gadia itu menguap.

"Yaudah, kita pulang sekarang ya? abi juga barusan sudah nanyain kapan kita pulang. Gak baik juga seorang perempuan jam segini masih diluar".

***

"Baru, pulang nak" ucap abi Ahmad.

Haura dan Gus Zidan sudah sampai dirumah, keduanya menyalimi abi secara bergantian.

"Kalian langsung istirahat aja ya, udah malem" kata abi Ahmad.

"Iya Bi, kalo gitu Zidan dan Haura pamit ke kamar dulu" izin Gus Zidan.

Pasutri itu menaiki anak tangga, sampai dikamar Haura menaruh mainan balonnya di atas sofa. Sedangkan Gus Zidan melepas kopyahnya dan membuka baju kemaja putihnya menyisakan kaos hitam dan sarung di tubuhnya.

Begitupun dengan Haura yang sudah membuka hijabnya dan menaruhnya di atas gantungan hijab yang dibelikan Gus Zidan.

"Kayaknya lo cocokan begini deh" ujar Haura menatap suaminya.

"Maksudnya?" tanya Gus Zidan tak faham.

"Yaa begini, gausah pake kopyah, gausah pake kemeja apalagi baju kokoh, sekali kali pake celana pasti keche" jawab Haura.

Gus Zidan tertawa kecil mendengar itu "saya pake kopyah, sarung, kemeja, baju kokoh. Kamu sudah tertarik kan?" ujar Gus Zidan.

Haura berdecih "enggak, gue gak suka sama cowok yang kemana mana selalu pake sarung apalagi baju kokoh" balas Haura.

"Akan ada saatnya kamu tertarik dengan penampilan sederhana saya suatu hari nanti" ucap Gus Zidan.

Laki laki itu mengambil bantal dan tidur di sofa, Gus Zidan mengerti kalo istrinya itu masih belum siap untuk tidur satu ranjang.

___________________________________________________

Terima kasih yang sudah membaca sampe akhir💖
.
.

pesan untuk:
haura?
zidan?
.
.

jangan lupa vote and komen dan follow akun wattpad ini yaa.
follow juga akun instagram: isme_aynaa
follow tiktokku: imauthornazkiww
.
.

love youu babayyy💖💖

author madura

Imam untuk hauraΌπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα