Rahasia Gian dan Pak Jeonghan.

819 133 15
                                    

Jeonghan sudah duduk dilantai kamar Gian, mereka langsung masuk karena Gian bilang mau liatin dinosaurus yang ia punya pada Jeonghan.

"Pak guru ini t-rex!" Gian memperlihatkan, keduanya berada diruang bermain yang terpisah dari kamar tetapi masih dalam satu ruangan.

"T-rex itu gede sekali ya." Ujar Jeonghan, ia menerima mainan dari plastik itu dan melihatnya.

"Hng! Gian juga gede kaya T-rex!" Gian sudah duduk dihadapan Jeonghan, dengan satu mainan mobil yang ukurannya cukup besar.

"T-rex gedee ituu karena dia pinter makannya. Gian hari ini udah makan?" Tanya Jeonghan.

Gian tentu tidak menjawab saat ditanyakan seperti itu. Tangan kecilnya sibuk memainkan mobil-mobilan.

"Gian kenapa ngga sekolah hari ini?" Tanya Jeonghan kemudian, ia berpindah duduk disamping Gian.

"Takut."

"Kenapa takut?" Tanya Jeonghan lagi, ia menggerakan mainan dino itu di lantai dan bersebelahan dengan mobil yang dimainkan oleh Gian.

"Rahasia."

Jeonghan mengedipkan kedua matanya, ia ingin sekali tertawa mendengar ucapan singkat Gian itu.

"Kalau rahasia, pak guru ngga boleh tahu?"

Gian menggelengkan kepalanya.

"Rahasia harus disimpen sendiri.. kata Byul gitu." Jawab Gian, tangan kecilnya menggerakan mobilnya maju dan mundur.

"Hahahaha tapi Byul kemarin cerita rahasianya sama pak guru." Jeonghan tersenyum kecil, anak-anak ini ternyata sudah mengetahui hal-hal yang tidak Jeonghan ajarkan.

"Kalauuu cerita sama pak guru, bukan rahasia lagi dong?" Gian menengok, menatap Jeonghan yang tersenyum padanya.

"Rahasia, tapi yang tau cuman Gian dan Pak guru."

"Ayah ngga tau?"

"Ngga, kita berdua aja yang tau." Jeonghan berbisik, ia menempatkan satu jari di depan bibirnya.

Gian menengok ke belakang, dimana ada ayahnya yang lagi-lagi sibuk dengan ponselnya.

"Janji ya?"

"Iya."

Kelingking keduanya saling bertaut. Gian mendekat dan berbisik pada Jeonghan.

Bisikan yang cukup singkat, tetapi mampu membuat Jeonghan menghela nafasnya, ia merasa hatinya sedikit tercubit dengan kata-kata itu.

"Sini peluk pak guru." Jeonghan membuka kedua tangannya setelah Gian selesai berbisik, dan keduanya berpelukan erat sekali.

Seungcheol yang melihatnya sedikit heran, karena Jeonghan mampu membangun ikatan dengan sang putra yang menurutnya agak.. susah diatur itu.

Atau sebenarnya Gian itu mudah diatur, hanya Seungcheol tidak mengerti saja?

"Gian, laper ngga?" Tanya Jeonghan, anak kecil itu masih dalam peluknya.

"Laperrr, pak guru mam di rumah Gian ya?"

"Boleh, asal Gian mam yang banyak ya?"

"Iyah! Kita mam sosis merah!"

"Sosis merah?"

"Sosis pak guruu."

"Haaaa?"

Jeonghan sedikit terkejut dengan ungkapan yang sedikit ambigu itu.

"Sosis enak." Ujar Gian lagi, ia bangkit dari posisinya dan berdiri di depan Jeonghan. Kepalanya masih berputar dan mencari maksud dari sosis merah.

"Aahh sosis yang ada dibekal pak guru?" Tanya Jeonghan pada Gian, dan kepala anak itu mengangguk.

Pieces Of My Heart || jeongcheol.Where stories live. Discover now