Hal-hal yang tidak bisa di dapatkan.

749 143 4
                                    

Itu hari jumat, Jeonghan sudah memakai seragam olahraga. Anak-anak didiknya sudah berbaris secara rapih, mereka berjalan dengan saling berpegangan pada pundak teman di depannya.

Jumat pagi, sebelum pelajaran di mulai akan di lakukan senam terlebih dahulu, sekitar 200 anak berada di lapangan besar itu, semuanya berbaris berdasarkan kelas dan umur.

Kelas Jeonghan adalah kelas paling kecil, jadi mereka berbaris paling awal.

Para wali kelas pun berada di belakang anak-anaknya.

"Semuanya ayo baris yang rapih." Ujar Jeonghan kepada barisannya.

"IYAAAAAAA." Semuanya menjawab dengan lantang dan semangat.

"Bagusss, lurusin tangannya ke depan, kasih jarak dengan teman-temannya yaaa."

"Munduurr pelan-pelan." Ujar Hwan, ia memberikan jarak kepada teman-temannya yang lain.

Jeonghan sudah berdiri di samping setelah memastikan anak-anaknya siap untuk melakukan senam pagi. Ia bersama guru yang lain pun mengikuti di sampingnya.

Ia sebenarnya tidak terlalu suka hari jumat, karena waktu tunggu hingga bertemu dengan murid-muridnya lagi akan lama sekali, senin itu lama.

Jeonghan benar-benar berdedikasi kepada pekerjaannya, dia suka anak kecil dan menurutnya guru TK adalah hal yang paling menyenangkan untuk di kerjakan.

Walaupun tidak selalu sih.

Siang itu, Jeonghan mengajak anak-anaknya untuk bermain sensor motorik, ia sudah menyiapkan mainan dengan bentuk-bentuk yang berbeda, semua berbaris untuk menyentuh mainannya.

Walaupun sebagian ada yang merasa geli dan jijik, tetapi Jeonghan tetap meminta mereka mencoba.

Di sana ada satu kotak berisi beras, tanah liat, jelly, es batu dan pasir pantai.

Semuanya meminta memegang satu-satu, Yerin menolak saat diminta memegang tanah liat yang basah dan becek, tetapi ia mau memegang jelly.

Lalu Daehan sangat suka pasir pantai, berbeda dengan Gian, ia menyentuh semuanya tanpa ada masalah.

Setiap anak memang memiliki kegemaran yang berbeda-beda. Hari Jumat Jeonghan akan melakukan outdoor class jadi semua anak ia biarkan untuk bermain di taman, ia mengawasi dari samping.

Jeonghan juga ikut bermain dengan Han Na di jungkat-jungkit. Sedangkan anak lelaki banyaknya bermain pedang-pedangan yang mereka bawa dari dalam kelas.

Peringatan sudah di berikan untuk bermain dengan hati-hati. Byul dan Yerin tentu saja bermain menjadi putri, mereka sedang pesta teh siang hari.

Bel berbunyi menandakan makan siang akan segera di sajikan, jadi Jeonghan mengajak anak-anaknya untuk segera masuk dan berganti pakaian dari seragam olahraga memakai pakaian kasual seperti biasanya.

Jeonghan membantu anak laki-laki untuk mengganti pakaian, sedangkan anak perempuan di bantu oleh guru perempuan juga.

Mereka sudah di ajarkan untuk membedakan jenis kelamin masing-masing dengan tujuan saling menghormati satu sama lain.

"Gian, kenapa?" Tanya Jeonghan, ia menghampiri Gian yang sedang berjongkok di dekat pintu luar kelas.

"Semut mereka bawa makanan." Tunjuk Gian pada jejeran semut yang lewat dekat jendela.

"Oh iya betul, semut itu hidupnya berkoloni."

"Koloni itu apa?"

"Koloni itu, mereka hidup dengan jumlah yang sangat besar, lalu ada ketuanya."

Pieces Of My Heart || jeongcheol.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang