#34 Rencana Perjalanan

Start from the beginning
                                    

“Unit apartemen kamu bagus ya, banyak interior yang beda sama yang aku sewa.” Salma salah fokus dengan sekitarnya.

“Iya kan aku udah lumayan lama tinggal di sini, jadi banyak yang udah aku ubah.” Jawab Rony.

“Jadi mau bahas apa nih?” Rony mengulang pertanyannya.

“Jadi gini Ron, aku berubah pikiran soal aku yang mau nyetir dari Jakarta ke Bandung.”

“Ya baguslah, biar aku aja, kamu duduk manis aja di samping aku.” Rony memotong ucapan Salma.

“Ihhh belom beres, diem duluu.” Salma kesal.

“Hehehe, maaf dong jangan marah.”

“Aku ga jadi mau nyetir karena pulangnya ga mau pake mobil, tapi naik Whoosh. Kalo kamu setuju nanti aku cari jadwal yang agak sorean, jadi pagi sampe siangnya kita bisa jalan-jalan dulu. Gimana?” Salma sudah menyampaikan idenya.

“Ayo, aku setuju-setuju aja yang penting kamu seneng. Lagian aku belom pernah naik Whoosh juga jadi pas kan, first time nya sama kamu lagi, jadi pasti makin berkesan buat aku.” Jawab Rony, berlebihan sebenarnya.

“Hilihh gembel. Berarti okeyy yaa, makasihh. Aku cari-cari dulu jadwalnya terus langsung pesen tiketnya.” Salma tersenyum senang, keinginannya dengan mudah dituruti Rony tanpa perdebatan apapun.

“Tapi Ron, kamu gapapa nanti pulang ke Jakarta nya jadi ribet?” Tanya Salma, ia tidak mau Rony repot.

“Ngga ribet kok, aku bisa pesen travel yang langsung dianter ke apartemen. Kamu tenang aja ya.” Jawaban Rony menenangkan Salma yang tidak enakan ini.

“Okeyy kalo gitu. Makasihh yaa.” Ucap Salma dengan senyuman manisnya.

Rony pun hanya mengangguk dan tersenyum, ia menyandarkan tubuhnya ke sofa. Sementara Salma sudah mulai sibuk dengan hp nya, mencari jadwal keberangkatan Whoosh yang cocok untuk mereka.

Selang 5 menit Salma sudah hampir selesai dengan kegiatannya.

“Ron aku mau pesen yang berangkat jam 15.35 yaa. Pas lah ya, dari Stasiun Tegalluar ke Stasiun Bandung juga ga akan terlalu lama, jadi sebelum maghrib kita udah bisa sampe.” Ucap Salma masih fokus melihat hp nya.

Tidak ada jawaban, hening. Salma akhirnya melirik ke sebelahnya, dilihatnya Rony terlelap dengan posisi duduk bersandar ke sofa.

“Alaahhh Ronyyy, bangunnn!! Kok malah tidurr sihh.” Salma menepuk pelan bahu Rony.

“Eh iya kenapa? Sorry ketiduran hehehe.”Rony tersenyum tanpa dosa.

“Pelor ya kamu tuhh. Tadi aku bilang mau pesen yang jam 15.35 tiketnya, biar sebelum maghrib kita udah sampe Bandung.” Jawab Salma, ia kesal namun juga gemas melihat wajah Rony saat terlelap tadi, seperti anak kecil yang sudah kelelahan.

“Okeyy aku setuju, apa pun itu asal sama kamu aku pasti mau.” Jawab Rony, mulai lagi dengan gombalannya.

“Idih dasar tukang gembel.” Salma sudah mulai muak dengan gombalan Rony.

Rony hanya nyengir saja menanggapi ucapan Salma.

“Ya udah aku balik dulu. Kamu boleh tidur lagi, terserah mau berapa lama, yang penting jam 9 pas udah di depan unit aku. Jangan lupa mandi, awas aja kalo nanti nyamperin aku masih pake baju ini.” Ucap Salma sambil melihat Rony yang hanya memakai kaos putih dan celana hitam selutut, masih sama dengan yang dipakai semalam.

“Hehe tau aja aku masih ngantuk. Iyaa siap boss. Kamu juga jangan lupa mandi, nanti bau acem.” Balas Rony.

“Enak aja, aku udah mandi ya dari abis subuh. Cuma pake baju yang semalem lagi, karena gantinya nanti pas mau pergi aja.” Jawab Salma.

“Ya maap, aku kan ga tau.” Ucap Rony.

“Yaudah aku pamit ya. Jam 9 pas ga ada di depan pintu, aku tinggalin kamu.” Pamit Salma.

“Emang kamu berani sendiri?” tanya Rony.

“Kamu salah nanya gitu sama aku Ron. Babay Rony sayangg.” Salma tersenyum, lalu berdiri, melambaikan tangannya, perlahan menghilang dari pandangan Rony.

Ah sial, lagi-lagi Salma balas menggodanya. Hal ini masih baru baginya, saat dipanggil sayang oleh Salma selalu sukses membuat jantungnya tak karuan.

“Bener juga ya, dia kan mandiri banget. Ya pasti berani lah dan bisa nekat juga. Udah lah gue juga gakan telat, markibo again.” Monolog Rony.

Ia berjalan menuju kasurnya, sebelum benar-benar terlelap, ia memasang alarm di jam 08.00. Masih ada waktu untuk tidur 1,5 jam, waktu yang cukup lama baginya.

***

Sekembalinya dari unit apartemen Rony, Salma merebahkan tubuhnya. Ide dadakan yang ada di kepalanya, hingga rencana perjalanan yang dengan mudahnya Rony setujui membuatnya senang. Rasanya tidak sabar memulainya nanti di jam 9. Tapi sekarang masih jam 06.30, Salma bingung akan melakukan kegiatan apa. Akhirnya ia memilih untuk tidur dan bangun jam 07.30, lalu bersiap memulai hari nya bersama Rony. Harapnya, perjalanan singkat yang sebenarnya hanya perjalanan pulang ini akan memberi kesan yang indah, sama seperti saat mereka mengunjungi Museum 3D dan juga Braga.

SwastamitaWhere stories live. Discover now