"Jika kisah ini berakhir tak seperti yang aku bayangkan, biarlah tulisan ini menjadi saksi bagaimana aku tersenyum saat denganmu."
Pukul 21.30
Darah di kaki membuatku terbangun dari tidur, nyamuk di tempat ini memang senang sekali mengganggu orang tidur. Sedikit misuh, aku melangkahkan kaki dengan malas ke kamar mandi, membasuh darah bekas gigitan nyamuk. Aku pasrah ketika melihat kakiku lecet, sepertinya garukanku terlalu brutal.
Bangun jam segini memang tanggung sekali ingin lanjut tidur, namun kantuk sudah menguap entah ke mana. Kalau terjaga pasti akan sampai tengah malam, dan kabar buruknya bisa sampai subuh. Segelas cokelat panas sepertinya akan cocok untuk menemaniku begadang malam ini. Perlahan uap hangat menyapa indera penciumanku. "smell good," ucapku sambil membawa segelas cangkir itu ke dalam kamar.
Hawa di kamar terasa pengap sangat tidak cocok disandingkan dengan segelas cokelat hangat, aku membuka pintu kamar dan duduk di kursi balkon. Udara di atas sini nyaman sekali, semilir angin menyapa permukaan wajahku. Aku menatap jauh ke depan pada pohon yang menjulang tinggi. It's far, far away, ucapku dalam hati. alunan lagu to the bond dari ponsel menemaniku saat ini. Lagu yang mengingatkanku tentang kamu dan segalanya bermula. Tenyata kita telah melewati banyak masa bersama.
Perlahan aku menyeruput cokelat tak lama kemudian rasa hangat menjulur ke tubuh. Lagu yang terputar memelan sejenak tanda jika ada pesan masuk. Benar saja seorang teman mengirimkanku pesan, hanya link postingan yang menurut dia relate dengan keadaannya, mungkin tepatnya kami.
Elf
Itu kamu bukan aku
Balasan terkirim, rasanya menggelikan jika aku mengakuinya. Lagian dia juga seperti itu. Makin bertambah usia pesan yang masuk ke ponsel semakin sedikit juga, ya bisa dihitung jari berapa pesan yang masuk, itu pun keseringan dari grup. Aku menggulir pesan, hari ini hanya ada lima pesan. Aku membuka kolom chat dengan Dia.
Sandiaa
Link postingan dari tiktok.
Aku tersenyum kalau dilihat dari judulnya sepertinya tentang resep masakan. Sayang sekali aplikasi itu sudah terjeda di ponselku.
Sandia
Link postingan
Iya nanti aku lihat detailnyaBalasku, hanya centang dua. Pesan itu berakhir, sepertinya Dia tertidur. Aku menghela napas, malam kian larut angin juga mulai berembus kencang. Aku meminum cokelat yang telah dingin itu cepat dan segera memasuki kamar.
Dan kini, aku menuliskannya. Tentang kita.
![](https://img.wattpad.com/cover/358217971-288-k582190.jpg)
YOU ARE READING
Chocolate
Teen FictionAku ingin mencintaimu dengan sederhana, di tengah ramainya trend bucin. Jika kau tanya aku ingin seperti mereka atau tidak? Tentu saja aku ingin. Namun sekadar mencintaimu saja aku masih ketakutan. Saat ini aku hanya bisa menikmati saat melewati har...