Zayyan pun kembali duduk dengan hati gembira.

"Makanlah!" Perintah Sing.

"Nde. Jal meokgeusseumnida!" Ucap Zayyan, lalu ia pun mulai menyantap kue-kue di hadapannya.

Setelah menyeruput kopinya, Sing malah sibuk memperhatikan Zayyan yang sedang menyantap makanan dengan sangat lahap.

"Sepertinya dia benar-benar lapar, heuh kasihan. Dasar miskin!" Batinnya mencibir.

"Tapi kok...lama-lama kalau diperhatikan dia malah ngegemesin ya? Hmm...," Sing jadi lebih intens memperhatikan wajah Zayyan dengan pipinya yang menggembung lucu saat makan itu.

Tanpa sadar Sing pun tersenyum-senyum sendiri, karena gemas melihat tingkah Zayyan yang imut saat makan. "Aaa...kiyowo!" Batin Sing.

"O ya, ngomong-ngomong kapan kau akan mengajakku ke perusahaan untuk melakukan interview, aku sudah bawa surat lamaran dan CV nih," ucap Zayyan di sela makannya.

"Ck! Habiskan saja dulu makananmu, nanti kalau sudah baru kita ke sana," jawab Sing.

"Bener ya? Kita ke sana?"

"Iya. Astaga! Bawel banget sih!"

"Hehehe...ya maaf, habisnya aku lagi butuh banget pekerjaan nih."

"Iya, aku juga tahu. Bawel!" Ucap Sing lagi.

Tapi Zayyan hanya terkekeh menanggapinya, karena melihat Sing kesal adalah hal yang biasa bagi Zayyan.

Tiba-tiba Sing mendapat panggilan dari seseorang.

"Ya aku sedang bersamanya, kau sudah lihat fotonya kan?" Ucap Sing pada seseorang di telepon, entah dengan siapa.

Lalu tiba-tiba Sing pun tersenyum di sela pembicaraannya di telepon.

"Kau lihat saja nanti, aku pasti akan berhasil jadi pemenangnya," ucap Sing lagi.

Beberapa saat kemudian, Sing pun menutup panggilannya.

"Sing, yang kau maksud dengan 'sedang bersamannya' itu aku ya?" Tanya Zayyan penasaran.

Sing terkesiap mendengar pertanyaan Zayyan barusan.

"Apakah kau tadi diam-diam mengambil gambarku lalu mengirimkannya pada seseorang?" Tanya Zayyan lagi, karena Sing tak kunjung menjawab.

"Kau menguping pembicaraanku ya? Dasar tidak sopan!" Omel Sing.

"Ng...m-maaf, habisnya kedengaran sih," Zayyan menunduk.

Namun tak lama kemudian, Zayyan pun kembali melihat ke arah Sing. "Tapi yang kau maksud itu aku, kan?" Tanya Zayyan lagi.

"Ck! Kepo!" Timpal Sing kesal.

"Cepat habiskan makananmu dan kita pergi dari sini!" Perintah Sing. Nada suaranya mulai tidak bersahabat.

"I-Iya, baiklah," Zayyan menurut. "Ck! Sewot mulu jadi orang! Dasar bossy!" Zayyan menggerutu dalam hati.

Sebelum pergi meninggalkan kafe, Sing pun menepati janjinya untuk memesankan menu baru lagi untuk dibungkus, yang akan diberikan bagi keluarga Zayyan.

Zayyan pun menerimanya dengan senang hati. "Terimakasih, Sing. Keluargaku pasti akan sangat suka, kue-kue disini enak semuanya!" Seru Zayyan dengan wajah ceria.

Diam-diam Sing tersenyum tipis, entah mengapa kini dirinya malah ikut merasa senang melihat Zayyan bahagia.

"Sing, sekarang kita ke perusahaan, kan?"

"Aku mau bertemu dengan teman-temanku dulu!" Jawab Sing. Ia sepertinya sengaja mengulur-ngulur waktu.

Zayyan tampak kecewa. "Sudah siang, kapan aku interviewnya kalau gini?"

Sweet Friend (Xodiac SingZay) End√Where stories live. Discover now