#31 Mukbang

Mulai dari awal
                                    

Rony menyerahkan barang Salma. “Lu istirahat ya, jam 7 malem kita ketemu lagi. Kalo lu butuh sesuatu, lu bisa hubungin gue atau cari gue langsung. Gue ada di lantai 3, 303.” Ujar Rony, lembut dengan senyuman manis terukir di wajahnya.

“Okay, makasih. Lo juga istirahat yaa. Gue masuk dulu.” Balas Salma dengan senyum yang tak kalah manis dari Rony. Setelah memastikan Salma hilang dari pandangannya, Rony pun berjalan ke arah lift untuk pulang ke apartemennya.

***

18.30 WIB

Bunyi notifikasi whatsapp, terlihat pesan dari Rony yang isinya “Sal, istirahatnya udah kan? Siap-siap ya, jam 7 gue jemput. Ada yang mau gue bahas, penting.”

Deg. Entah mengapa perasaan Salma setelah membaca pesan itu tidak karuan. Ia bertanya-tanya pembahasan apa yang penting saat ini. Apa dia hanya bercanda? Tapi dari chat nya saja sudah terlihat serius. Apapun itu semoga bukan hal yang tidak Salma inginkan.

***

Saat ini Rony sedang bermalasan di kasurnya, memainkan hp dengan posisi tengkurap. Baru saja ia mengirimkan pesan ke Salma. Ia bertanya pada dirinya sendiri, apa dengan mengajak Salma membahas hal “penting” ini sudah benar. Tapi sedetik kemudian ia langsung merasa yakin inilah saatnya, ia mengingat seluruh ucapan keluarganya saat itu, ketika ia menceritakan tentang Salma. Ia tidak lagi mau membuang waktu dan kesempatan yang ada.

Rony membuka kembali room chatnya dengan Salma, tidak ada balasan. Tapi Rony yakin Salma sudah membacanya. Ah perasaan Rony jadi tidak menentu seperti ini.

***

19.00 WIB

“Sal gue di depan.” Isi pesan Rony. Tak lama pintu dibuka dan menampilkan gadis cantik yang memakai setelan piyama dengan pashmina yang disampirkan asal. “Ron gue belom ganti baju, mager hehehe.” Salma tersenyum lebar, memperlihatkan gigi rapi nya.

“Gapapa gitu juga cantik. Lu laper ngga? Mau cari makan atau gofood aja?” tanya Rony.

Bohong kalau Salma tidak salting saat ini. Ia masih terlihat biasa saja padahal hatinya sudah tak karuan. “Laperrr, gofood aja ya Ron? Sumpah gue mager abis.” Jawab Salma.

“Oke kalo gitu, btw lu ga akan nyuruh gue masuk gitu? Selamanya di luar sambil nunggu gofood? Lu tega buat gue kedinginan? Parah banget jir.” Rony menggerutu, berpura-pura kesal.

“Hahaha, lo mau gue suruh ke dalem? Bilang dong, ga usah sewot gitu.” Salma tertawa, lucu sekali melihat wajah Rony saat ini.

Rony tidak menjawab, bibirnya mengerucut seolah berkata “nyenyenye” tanpa suara. Salma masih saja tertawa, ia membuka pintunya lebar dan Rony langsung masuk ke dalam, meninggalkan Salma yang masih asik tertawa di ambang pintu.

Rony sudah duduk di sofa depan televisi, ia mengambil remote, menyalakannya dan mencari tontonan yang ia inginkan, Upin dan Ipin. Salma saat ini sudah berjalan ke arah Rony, lalu ikut duduk di sebelahnya.

“Kek bocah deh lo nonton Upin-Ipin.” Komentar Salma.

Rony yang sedang memainkan hp nya pun langsung menjawab, “Lah biarin, suka-suka gue. Emang lu ga suka?” Rony menjawab dengan pertanyaan.

“Suka juga sih, hahaha.” Salma mengambil remote yang ada di dekat Rony, membesarkan volumenya.

“Yeuuu dasar Mei-Mei.”

“Apa sih Mail!”

“Mei-Mei, lu mau makan apa? Nih pilih sendiri.” Rony menyodorkan hp nya, namun Salma tidak menerimanya.

“Jangan nyuruh gue nyari Mail, gue bisa ngabisin waktu lebih dari se-jam cuma buat nyari apa yang pengen gue makan. Lu mau mati kelaperan?” seloroh Salma.

SwastamitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang